Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Kabar · 3 Mei 2021 04:01 WIB ·

Ajaran Islam Bersanding Erat dengan Budaya


 Ajaran Islam Bersanding Erat dengan Budaya Perbesar

Ngabuburit bareng Gus Muwafiq di MWCNU Kalinyamatan. (Foto: Istimewa)

nujepara.or.id – Ajaran Islam yang berada di Indonesia tidak berdiri dengan sendiri namun ditemani erat dengan budaya atau kultur setempat. Pernyataan tersebut diungkapkan KH Ahmad Muwafiq saat menyampaikan mauidlah hasanah dalam Ngabuburit Ansor bareng Gus Muwafiq yang di pusatkan di aula gedung MWCNU Kalinyamatan, Jepara, pada Senin (26/4) sore.

Dicontohkan Gus Muwafiq ibadah shalat biasa disebut dengan sembahyang. Ajaran tersebut sebutnya tidak langsung berdiri tegak. “Makanya ada yang berdiri (shalat, red.) setahun sekali, seminggu sekali, shalat Maghrib dan Isya’ saja,” katanya.

Pelaksanaan zakat lanjut kiai muda NU itu juga erat dengan makanan lokal, beras. Puasa juga demikian. “Dalam agama Budha sudah terbiasa upawasa tidak makan dan minum. Ajaran puasa dalam Islam hampir sama. Selain itu sebelum puasa ada tradisi padusan (mandi) agar siap lahir batin menghadapi puasa,” jelasnya.

Ditambahkan, sebelum hari raya Idul Fitri tradisi halal bihalal ada menyulut mercon, tongtek, takbiran dan lain-lain.

“Sebelum menunaikan ibadah haji ke Makkah latihan manasik haji di alun-alun. Saat pemberangkatan dianter sampai asrama haji. Yang nganter mampir kebun binatang,” tambah Gus Muwafiq sembari disambut tawa hadirin.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Akbar PAC GP Ansor Kalinyamatan, mantan asisten pribadi Presiden KH Abdurrahman Wahid itu mengatakan sebuah ajaran diibaratkan seperti tanaman. Dan tanaman tersebut ditanam di bumi atau jazirah yang berbeda.

“Tanaman tersebut ada yang menanam. Dari Nabi, sahabat, tabiit tabiin, dan diteruskan ulama sebagai pewaris para Nabi, warasatul anbiya,” tambahnya.

Kepada ratusan kader NU yang memadati aula, kiai muda kelahiran 2 Maret 1974 itu menegaskan bahwa Islam hadir di Nusantara disebarkan oleh para wali.

“Kita mesti punya kesadaran dan keyakinan  bahwa secara epistimologi dan psikologi Islam hadir di Indonesia disebarkan para wali bukan para saudagar. Sebagaimana tradisi agama Hindu di Nusantara yang berhak ngomong agama adalah kasta brahmana. Tidak mungkin dari kasta Sudra yang tidak boleh ngomong agama. Bramana adalah konsep para wali yang sesuai landasan la khoufun alaihim wa la hum yahzanun,” tandasnya.

Untuk itu lanjutnya patut berterima kasih kepada para wali. “Kita mesti berterima kasih kepada pemilik wilayah karena sudah menempati wilayah. Karena tanaman yang di wilayah ini di tanam para wali,” lanjutnya.

Di akhir mauidlah Gus Muwafiq menandaskan bahwa Banser, Ansor dan Nahdlatul Ulama tidak pernah dengan bangsa karena mengerti desain para wali sebagai pemilik wilayah.

“Sedangkan kelompok yang konslet dengan NKRI karena tidak sesuai desain para wali,” pungkasnya.

Hadir dalam Ngabuburit Bupati Jepara H Dian Kristiandi, Ketua PC GP Ansor Jepara H Syamsul Anwar, Pengurus MWCNU Kalinyamatan, Camat, dan Kapolsek Kalinyamatan. (sm)

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Trending di Kabar