Oleh Kiai Hisyam Zamroni*
nujepara.or.id- Empat puluh hari sudah wafatnya Bib Dullah, saya baru bisa menulis tentang “realitas Bib Dullah” karena keluasan “gerakan sosial dan keagamaanya” yang lintas batas teks dirinya sendiri dengan mendirikan komunitas yang di beri nama : Jam’iyyah Hubburrosul.
Gerakan sosial dan keagamaan Hubburrosul terwujud dan terimplementasi dari pola pikir dan laku Bib Dullah sebagai “juru damai” ketika wilayah Kudus, Jepara dan Demak mengalami tahun tahun “kegelapan” yaitu masa “gesekan politik” pada awal era reformasi.
Kegelisahan Bib Dullah melihat ummatnya saling “tawur-politik” membuahkan sebuah pemikiran tentang “resolusi konflik” dengan menggunakan pendekatan “kultural” yaitu melalui strategi “iter burdahan” di setiap lapangan sepakbola, rumah rumah, dan majlis majlis dari kecamatan ke kecamatan dan dari desa ke desa se wilayah Kudus, Jepara dan Demak yang disingkat dengan “Kuromak” dengan mengkampanyekan slogan: “Kita wong Kuromak adalah saudara”.
Strategi “iter burdahan” membuahkan hasil yang mengagumkan dimana Bib Dullah mampu menggeser pola pikir dan prilaku masyarakat “kuromak” yang berawal dari “tawur – politik” menjadi “damai itu indah” yang hingga saat ini dirasakan oleh masyarakat “kuromak”.
Setelah kedamaian masyarakat terwujud, dengan kecerdasannya, Bib Dullah merekonstruksi “iter Burdahan” menjadi dua makna yaitu Burdahan bil – lisan dan Burdahan bil hal.
Burdah bil lisan adalah sebuah prosesi maulid dengan membaca Burdah yang dilakukan secara rutin di semua lini baik di majlis majlis, di rumah rumah maupun di even even lainnya dengan satu tujuan agar masyarakat cinta kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW sehingga mendapatkan syafa’atnya di dunia dan kelak di akherat.
Sedangkan Burdah bil hal adalah menjadikan maulid sebagai motivator dan support untuk berkarya, memiliki etos kerja yang tinggi, menjadi seorang profesional dalam bisnis, dan berilmu pengetahuan yang mumpuni sehingga mampu mensejahterahkan kehidupan masyarakat. Hal ini bisa kita lihat betapa gigihnya Bib Dullah mendorong jama’ah Hubburrosul untuk memiliki UMKM, memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas dan lain lain.
Dari realitas diatas, kita dapat memahami secara mendalam bahwa Bib Dullah adalah “seorang pembeda” dari kebanyakan orang yang “berstatus sama” baik dari sisi kecerdasan, cara memahami masyarakat, memahami gerakan dan keikhlasannya dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat “Kuromak”.
Semoga kita mampu meneruskan perjuangan Bib Dullah melaksanakan Burdah bil lisan dan Burdah bil hal dalam kehidupan sehari hari. Aamiin Aamiin Aamiin.
*Wakil Tanfidziyah PCNU Jepara