Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Hujjah Aswaja · 24 Nov 2022 14:35 WIB ·

Halaqah Kebangsaan KUPI II Perkuat Advokasi Ulama Perempuan


 Penyelenggara KUPI II menggelar konferensi pers, Kamis (24/11/2022). KUPI II digelar di Ponpes Hasyim Asy'ari, Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. (Dok. Panitia KUPI II). Perbesar

Penyelenggara KUPI II menggelar konferensi pers, Kamis (24/11/2022). KUPI II digelar di Ponpes Hasyim Asy'ari, Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. (Dok. Panitia KUPI II).

nujepara.or.id – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II diselenggarakan di Ponpes Hasyim Asy’ari, di Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Kamis (24/11/2022). Ada tiga halaqah dengan tema berbeda yang mengawali perhelatan KUPI II.

Halawoh pertama dengan tema, “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan dalam Merawat dan Mengokohkan Persatuan Bangsa”. Kedua, “Temu Tokoh Agama dalam Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Memperkuat Kebangsaan”. Ketiga, “Merumuskan Strategi Bersama untuk Percepatan Pengesahan RUU PPRT”.

Penyelenggara KUPI II, Rosidin mengatakan, penyelenggaraan halaqah yang digelar sebelum pembukaan bertujuan untuk menangkap proses yang menjadi kelemahan dalam advokasi yang dilakukan ulama perempuan. Jika menengok lima tahun lalu, kata Direktur Fahmina Institute ini, KUPI berhasil mendorong disahkannya Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) dan peningkatan usia perkawinan anak.

Oleh karena itu, KUPI II ini pihaknya mendorong agar segera dilakukan pengesahan RUU Perlindungan Pembantu Rumah Tangga (PPRT).

“Dulu kita dorong pascapelaksanaan KUPI I di Cirebon. Semoga kali ini juga berhasil,” ungkapnya dalam rilis, Kamis (24/11/2022).

Dalam halaqah kali ini KUPI mengundang narasumber Ketua BPIP Yudian Wahyudi, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dan Menaker Ida Fauziyah.

Pihaknya juga merefleksikan advokasi PPRT yang sudah lama dilakukan sejak 2004, namun hingga saat ini belum disahkan. Lama proses pelaksanaan tersebut, ulama perempuan perlu merefleksi sejumlah titik lemah dalam advokasi. Isu lainnya yang dibahas dalam halaqah adalah masalah kebangsaan yang mulai serius.

Problem kebangsaan, saat ini menjadi isu serius yang menjadi tantangan Indonesia. Isu kebangsaan menjadi isu yang dibahas dalam KUPI II. Terkait kebangsaan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi mitra strategis untuk isu kebangsaan dan ekstremisme, sehingga KUPI mampu mendorong komunitas di Ulama Perempuan.

”Saat ini, KUPI memiliki sejumlah ulama perempuan di akar rumput hingga majelis taklim,” terangnya.

Di tempat yang sama, perwakilan Jaringan GUSDURian Nasional, Suraji menjelaskan jika halaqoh ini menjadi ruang untuk memperkokoh peran tokoh agama dalam memperkuat kebangsaan kita.

”Hal lainnya yang menjadi fokus dalam halaqah saat ini adalah memperkuat prinsip kesetaraan. Di mana Indonesia, hari ini terdiri dari banyak ragam etnis,” ungkapnya.

Dengan prinsip beda dan setara, pihaknya mengungkapkan ingin dikuatkan dalam kongres ulama kali ini. Hal lainnya, pihaknya ingin merefleksikan proses nasionalisme di Indonesia yang banyak mengalami kelemahan. KUPI ingin menguatkan wawasan kebangsaan dari mulai akar rumput. Dari situ tumbuh pertemuan untuk memperkuat keindonesiaan kita yang berangkat dari jiwa yang tulus.

Pihaknya mengecam tindak kekerasan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah kebangsaan. Beberapa poin penting dalam dialog kebangsaan salah satunya adalah tokoh agama menjadi rujukan jalan keluar dalam masalah kebangsaan kali ini.

Menurutnya, masalah keindonesiaan bisa disuarakan dan dikuatkan bersama-sama dengan musyawarah.

“Selain itu kita memperkuat fungsi tokoh agama agar selaras dengan keindonesiaan dan kebangsaan serta ideologi keindonesiaan. Sehingga, tidak ada lagi pertentangan nilai-nilai kebangsaan saat ini,” ungkapnya.

Pada kesempatan selanjutnya, Zahra Amin perwakilan dari Mubadalah.id, mengungkapkan bahwa KUPI mempunyai strategi struktural salah satunya melalui rencana aksi pencegahan ekstremisme.

“Kami membicarakan peran perempuan dalam pencegahan ekstremisme. Bahwa perempuan tidak hanya selalu menjadi korban atau pelaku, tapi juga menjadi agen pencegahan. Hal ini perlu ada kolaborasi dari semua pihak. Domestifikasi perempuan adalah bibit-bibit ekstremisme yang menghalangi peran perempuan di ruang publik,” ujarnya.

Terakhir, Ketua III KUPI II, Pera Sopariyanti mengungkapkan jika kongres ulama perempuan menjadi proses yang panjang. Ada banyak proses yang dilakukan mulai dari penguatan ulama perempuan di akar rumput. Ulama perempuan di akar rumput ini memiliki misi keislaman. Misi keislaman tersebut dibahas dalam halaqah KUPI II, yaitu tentang pekerja rumah tangga.

”Pekerja rumah tangga juga manusia. Dia adalah warga negara dan memiliki hak yang sama. Dan islam melarang kedzaliman kepada manusia,” tegas Direktur Rahima tersebut.

Lebih lanjut, dia membeberkan dalam relasi kemanusiaan, pekerja rumah tangga dianggap kelompok yang paling rendah. Ulama perempuan bersepakat, perlindungan terhadap PRT adalah hal yang urgen.

PRT sangat rentan karena jam kerja yang panjang, rentan mendapatkan kekerasan seksual. Hal-hal tersebut menjadi alasan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) PRT harus segera disahkan.

Pembagian upah dan relasi hubungan diatur dalam RUU PRT. KUPI II mengafirmasi PRT adalah pekerjaan. Mulai dari hak untuk upah yang layak, untuk waktu libur dan lainnya. Dalam Islam, semua anak adam adalah hal yang mulia.

”Harusnya dalam konstitusi, semua kelompok manusia terlindungi dan tidak ada yang lebih unggul. Dan negara perlu melindunginya,” tandasnya.

Artikel ini telah dibaca 326 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pendidikan Karakter Anak Pada Saat Idulfitri

19 April 2024 - 08:40 WIB

Ilustrasi santri merayakan Idulfitri.

Filosofi Makna Budaya Kupat dan Lepet dalam Perayaan Idulfitri

9 April 2024 - 05:48 WIB

Rebutan kupat lepet saat pesta lomban

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (29)

9 April 2024 - 05:03 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

9 April 2024 - 04:54 WIB

Ruh manusia ilustrasi

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (28)

8 April 2024 - 03:45 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (27)

7 April 2024 - 05:19 WIB

Mbah Soleh Darat
Trending di Hujjah Aswaja