Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Kabar · 11 Mei 2020 13:30 WIB ·

Madrasah Virtual, Jawab Kebutuhan Warganet Ilmu Agama Islam


 Madrasah Virtual, Jawab Kebutuhan Warganet Ilmu Agama Islam Perbesar

nujepara.or.id – Lembaga Bahsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara tidak mau ketinggalan untuk mengonlinekan ngajinya di dunia maya. Sehingga, pihaknya telah melaunching channel youtube “Madrasah Virtual” yang merupakan platform pembelajaran agama Islam secara komprehensif dan kajian berbagai permasalahan keagamaan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dilaunchingnya channel tersebut dilatarbelakangi dari kebutuhan orang untuk mengkaji ilmu-ilmu agama. Misalnya, fikih, alqur’an (tafsir), hadits, lughah, akidah, juga ilmu akhlak. Meski mereka tidak belajar di pesantren namun mereka sebetulnya butuh ilmu-ilmu yang diajarkan di pesantren dengan sajian yang lebih mudah dan praktis.

Di pihak LBM mempunyai banyak SDM, para kiai muda yang dulu pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Dan saat terjun di masyarakat, para kiai ini juga punya santri, baik di pondok maupun majelis taklim. Sehingga untuk merespons kebutuhan kajian agama dari kalangan masyarakat umum, dan supaya punya spektrum atau jangkauan luas, ruang internet ini dimasuki.

Ketua LBM PCNU Jepara, K. Muhammad Nasrullah Huda mengatakan pada awal-awal rintisan channel fokus pada fikih shaum atau fikih puasa. “Sebab secara kebetulan kami ini lahir menjelang Ramadan, dan saat Ramadan mengisinya dengan konten fikih puasa, termasuk zakat fitrah dan maal,” katanya, Jum’at (8/5).

Adapun para pengisi konten lanjutnya, para kiai muda. Sementara ini dari Jepara. “Mereka ini alumni pesantren di Sarang, Ploso, Kajen, dll. Awalnya ada majelis ngaji kitab ihya ulumiddin dan kitab hikam secara rutin tiap malam Jum’at, lalu tergerak untuk berbuat sesuatu di internet. tentu saja dalam kerangka dakwah. Para kiai ini kesehariannya memang mengasuh santri di pesantren, madrasah dan majelis ta’lim. Hanya saja kini menghimpun diri secara bersama sama masuk ke ruang baru, ruang virtual. Sama sebenarnya, hanya beda kanal. Kalau di pesantren ada pondok, nah di madrasah ini “pondok virtual,” jelasnya.

Ditanya tentang nama, kiai muda yang akrab disapa Gus Munash itu menjelaskan karena segmennya memang pengguna internet. Ini madrasah, tempat belajar agama, tafaqquh fiddin, tetapi di ruang virtual. “Ya itu tadi, untuk menjawab kebutuhan warganet untuk belajar ilmu ilmu agama Islam,” jelasnya lagi.

Hal lain ditambahkan penggagas Madrasah Virtual, KH Adib Khoiruzzaman. Untuk Ramadhan ini pihaknya sudah menyiapkan 30 konten yang didistribusikan melalui youtube. Ke depan, saat madrasah membuka kelas-kelas virtual ilmu agama dengan beragam disiplin kajian dan silabi, akan tampil beda. Misalnya di Youtube kami hanya menyajikan “trhiller” nya,

“Lha detail kontennnya di kelas dan bisa diakses melalui web. Kami juga sudah menyiapkan bagaimana syiarnya masuk ke multiplatform, seperti Facebook, YouTube, Instagram, Twitter, juga aplikasi WA,” tambahnya.

Hal tersebut terangnya dibantu tim IT. Dari anak-anak muda. “Dalam prosesnya tentu kami akan terus mematangkan tim IT, agar output konten untuk multiplatform bisa terpenuhi secara konsisten dan menjaga sustainability madrasah ini.”

Kiai muda yang kerap disapa Gus Adib itu menjaskan madrasah virtual simpelnya majelis ilmu.
Segmen umum, dan untuk warganet. Konten mengambil referensi dari kitab-kitab yang mu’tabarah. “Tujuannya memudahkan warganet belajar ilmu agama, diasuh para pengasuh yang memang berasal dari kalangan pesantren. Kontennya bisa dipertanggungjawabkan karena referensinya jelas.”

Pihaknya juga menegaskan bahwa Ramadhan ini merupakan kelahiran madrasah virtual tentu saja
sesudahnya akan lebih luas lagi.

“Dengan kelas-kelas yang berisi beragam sajian konten. Warganet bisa memilih kelas konten yang dibutuhkan dari semua yang kami sediakan,” tegasnya.

Gus Adib berharap “madrasah virtual” menjadi ideal. Yang memungkinkan warganet terpenuhi kebutuhan ilmu agamanya. Kalau pun tidak luas sekali, paling tidak memenuhi standard normal kebutuhan.

“Syukur jika ini bisa menjadi salah satu referensi pembelajaran agama bagi warganet, tanpa sekat jarak dan latar belakang. Kami akan melayani kebutuhan-kebutuhan, dan tentu dalam perjalananannya nanti kami akan terus merespons masukan-masukan berbagai pihak pengguna demi kebaikan madrasah ini,” pungkasnya. (ip)

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Trending di Kabar