Menu

Mode Gelap
Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25) NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 )

Kabar · 15 Sep 2019 14:55 WIB ·

Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif


 Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif Perbesar

Gus Nadhif beri ceramah jamaah Pengajian Rolasan Desa Bangsri. (Foto: Sirojul Akwan Family)

nujepara.or.id – Rasulullah saw hingga wafat belum pernah mengajarkan kepada para sahabat untuk melanggengkan bersalaman usai shalat. Pernyataan itu diuraikan KH Ahmad Nadhif Abdul Mudjib dalam Pengajian Rolasan Desa/ Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara yang berlangsung di RW.06 Desa Bangsri, Kamis (12/9/2019) kemarin.

Namun kata Gus Nadhif begitu kiai itu akrab disapa, bagi umat Islam di Indonesia tradisi bersalaman setelah shalat masih lestari hingga kini.

Menurut kiai muda asal Pati, Jawa Tengah itu mengungkapkan alasan Nabi tidak menganjurkan bersalaman karena para sahabat adalah manusia-manusia yang cerdas.

“Bukti kalau sahabat cerdas al-qur’an yang tidak ada titik, harakat, dan tasdidnya saat itu bisa dibaca mereka. Itu bukti sahabat kecerdasan sahabat,” terangnya kepada ratusan jamaah pengajian.

Semakin ke sini (zaman sekarang, red.) jika orang membaca al-qur’an tanpa titik, harakat, dan tasdid niscaya banyak orang yang tak sanggup membacanya. Makanya, lanjut Pengasuh Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, Pati itu seorang sahabat yang bernama Abul Aswad Adduali ialah yang kali pertama memberikan harakat pada al-qur’an.

“Makanya Anda yang mondok harus berbangga. Sepandai-pandainya orang masih pandai adalah anak pesantren yang bisa baca kitab tanpa harakat bukan ustad medsos,” tegas Gus Nadhif.

Kepada jamaah pengajian yang dari santri pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri ia mengajak mereka agar semangat mondok. “Semangat mondok ya! Sampai tua ya!” seloroh Gus Nadhif.

Alasan kedua, lanjut Instruktur Nasional PP GP Ansor itu menambahkan mereka (sahabat, red.) tidak perlu bersalaman sudah rukun meski hanya dengan melihat akhlaknya Nabi Muhamnad saw.

Nah, kini tradisi bersalaman masih eksis sampai sekarang terang Wakil Sekretaris LBM PBNU itu agar satu sama lain tidak saling berseteru.

Di akhir ceramahnya, Gus Nadhif melantunkan penggalan shalawat Asnawiyah. “Aman aman aman Indonesia raya aman. Amin amin amin ya rabbi rabbal alamin. Amin amin amin fayamujibassairin.” (ip)

Artikel ini telah dibaca 177 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat (25)

5 April 2024 - 15:18 WIB

Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara), Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat.

Tidak Pandang Suku, Agama dan Ras, NUPB Jepara Siap Bantu Korban Bencana

31 Maret 2024 - 21:57 WIB

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Trending di Kabar