Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Kabar · 22 Okt 2022 13:36 WIB ·

Padati Bandengan, Ribuan Warga NU Semarakkan Apel Hari Santri


 Padati Bandengan, Ribuan Warga NU Semarakkan Apel Hari Santri Perbesar

nujepara.or.id – Ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jepara memadati lapangan Pantai Bandengan, Jepara, Sabtu (22/10/2022). Warga nahdliyin dari beragam usia, mulai anak-anak hingga dewasa itu mengikuti Apel Hari Santri yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Sejak pagi, warga nahdliyin dari berbagai kawasan di Jepara terlihat antusias mengikuti kegiatan upacara Hari Santri Nasional (HSN) yang merujuk pada Resolusi Jihad yang digelorakan Rais Akbar NU, KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 ini. Bahkan saking antusiasnya, arus lalu lintas menuju kawasan Pantai Bandengan sempat terhambat.

Ganjar Pranowo tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB. Ia datang mengenakan sarung, jas hitam dan peci. Rais Syuriah PCNU Jepara KH. Khayatun Abdullah Hadziq, Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH. Charis Rahman, dan keluarga besar NU Jepara menyambut dan mendampingi Ganjar Pranowo. Hadir pula Penjabat (Pj.) Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama jajaran Forkompinda.

Dalam sambutannya, Ganjar menyampaikan tiga hal penting. Pertama mengajak santri untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di sini, peran santri sangat dibutuhkan, terutama untuk membendung rongrongan dari berbagai sisi yang ingin memecah belah persatuan bangsa. 

“Karena para santri dengan resolusi jihadnya saat itu mampu mendorong pemerintah, negara agar mempertahankan NKRI. Semangat ini yang harus kita warisi,” ujar Ganjar.

Kedua, santri harus mampu bertani secara mandiri. Sehingga santri mampu berkontribusi terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan. 
Ketiga, santri inovatif serta santri kreatif yang bisa juga mencari solusi untuk memecahkan persoalan-persoalan lokal terhadap energi. Maka, tiga hal itu dapat menjadi landasan bagi santri untuk mempertahankan NKRI sesuai dengan zamannya.

“Kalau dulu bawa bambu runcing sekarang pakai akal, pakai pikiran pakai jejaring. Dan paling saya suka tadi dari deklarasinya para santri ini sungguh moderat. Bagaimana menjaga NKRI,” tegas Ganjar.

Ganjar berharap, santri bisa mengikuti perkembangan dan selalu mawas diri. Sehingga, dengan bekal ilmu keagamaan akan kuat dalam gempuran ideologi yang menyimpang.
Di era sekarang ini, Santri keren-keren, mereka mampu memanfaatkan teknologi. Banyak dari mereka yang membuat temuan-temuan penting di bidang teknologi. 

“Jangan takut dan jangan minder. Santri itu keren,” ujar Ganjar. 

Pj. Bupati Edy Supriyanta mengatakan, keberadaan santri sudah memberi warna bagi bangsa Indonesia. Santri harus siap mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Santri juga mempunyai andil besar dalam pembangunan  ke depan. 

“Meski dididik menjadi ahli agama, santri masa kini juga harus mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.

Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Hal ini merujuk pada tercetusnya resolusi jihad tanggal 22 Oktober, yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi kemerdekaan Indonesia yang dalam perkembangannya menjadi awal terjadinya peristiwa heroik 10 November.

Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Jepara KH Khayatun Abdullah Hadziq mengapresiasi peran serta dan partisipasi aktif berbagai kalangan sehingga kegiatan HSN 2022 bisa berjalan lancar. Mbah Yatun – panggilan akrab KH Khayatun Abdullah Hadziq – berpesan kepada para santri agar mampu menjadi solusi dari lima masalah bangsa. Yakni terkait ideologi, ekonomi, energi, dan konflik horizintal.

Misalnya terkait ideologi, sampai sekarang masih ada pihak yang belum bisa menerima Pancasila. Santri harus mampu memberikan solusi terkait masalah ini,” tandas Mbah Yatun.

Artikel ini telah dibaca 271 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline