Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Kabar · 17 Okt 2022 04:20 WIB ·

Peran Santri Pesisiran Era 4.0, Apakah Cukup Ngaji?


 Peran Santri Pesisiran Era 4.0, Apakah Cukup Ngaji? Perbesar

nujepara.or.id – Diskusi Suluk mantingan yang ketujuh bertema “Budaya Santri Pesisiran” digelar di Masjid Astana Mantingan, Minggu (16/10/2022). Kegiatan ini juga digelar untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati tiap 22 Oktober. Pemateri dalam diskusi ini adalah Rumail Abbas. Ia seorang santri, progammer dan juga pegiat media sosial.

Diskusi Suluk Mantingan merupakan kegiatan yang diadakan PC LESBUMI NU JEPARA. Diskusi ini merupakan kegiatan majelis ilmu, jagongan budaya, dan media silaturahim bagi pemerhati budaya khususnya di wilayah Jepara dan sekitarnya. Forum yang juga bekerja sama dengan Yayasan Masjid Mantingan ini dilaksanakan sebulan sekali, setiap malam bulan purnama di pelataran Masjid Mantingan, Jepara dengan menghadirkan berbagai narasumber dari berbagai kalangan.

Diskusi “Budaya Santri Pesisiran” diawali dengan lantunan tembang suluk berjudul “Indonesia Tangguh” yang disenandungkan oleh Ki Sholeh Ronggowarsito. Disambung dengan sambutan oleh ketua pengurus Yayasan Sultan Hadirin, Kiai Sutarya.

Kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari Rumail Abbas. Ia menggarisbawahi jika makna dan peran santri di era sekarang idealnya juga harus berubah. Santri tak lagi harus bersarung dan tinggal di pondok dan hanya belajar mengaji saja. Akan tetapi, santri kekinian dituntut untuk mengikuti kemajuan di era digital.

Ia memberikan sejumlah contoh jika banyak santri dari daerah pesisir yang sudah mampu bersaing di era global. Di antaranya adalah Ainun Najib yang merupakan co-founder Traveloka. Lalu ada juga Gus Taj Yasin Maimun yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.

“Ada banyak lagi tokoh santri asal pesisir yang sudah sukses beradaptasi dengan tantangan zaman,” terangnya.

Rumail Abbas juga mencontohkan dirinya sendiri. Aktivis Gusdurian yang lama “nyantri” di Kudus dan Sarang Rembang ini juga belajar ilmu pemrograman. Tujuannya agar bisa menjadi santri yang unggul di bidang teknologi dan tanggap dengan kemajuan IT. Skill itu juga dimaksimalkan Rumail Abbas untuk berdakwah lewat dunia sosial media.

“Inilah yang harus menjadi identitas santri sekarang, santri era 4.0”, tutur Kang Rumail, sapaan akrabnya.

Menurutnya, santri zaman sekarang terutama di daerah pesisir dihadapkan dengan perang intelektual dan artificial intelligence. Sehingga jika santri hanya berkutat dengan ilmu fiqh saja, maka lambat laun akan ketinggalan zaman. Apalagi Islam di Indonesia bercorak sufistik sehingga lebih lentur untuk mengikuti perkembangan zaman.

Diskusi juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta yang hadir baik secara online maupun offline. Salah seorang penanya adalah Kang aden. ia menanyakan peran yang harus dilakukan santri dalam menghadapi kemajuan zaman.
“Lalu apa peran yang bisa dilakukan santri dalam membangun peradaban bangsa?” tanya Kang Aden.

Menurut Kang Rumail, santri harus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman. Meski begitu, tradisi keilmuan khas santri harus dipertahankan. Meski sudah menggunakan kecanggihan teknologi, namun sanad keilmuan santri harus tetap terjaga.

“Tidak asal menjadikan sumber rujukan ilmu yang sanadnya tidak jelas,” ujarnya. (Kurnia Widi Tetuko/O’ok).

Artikel ini telah dibaca 183 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline