Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Kabar · 14 Agu 2022 02:02 WIB ·

Perkemahan Satu Hari : 
Kecerahan Anak Yang Mulai “Bangkit”


 Perkemahan Satu Hari : <br>Kecerahan Anak Yang Mulai “Bangkit” Perbesar

Oleh H Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Satu hari satu malam, saya membersamai adik adik siaga se Kecamatan Tahunan Jepara  yang begitu cerah ceria enjoy renyah mengikuti acara Perkemahan Satu Hari di Lapangan Bunderan Ngabul dalam rangka menyambut Hari Pramuka ke –  61. 

Keceriahan adik adik siaga mengisyaratkan adanya “kemerdekaan” berekspresi karena selama dua tahun mereka “terkungkung” tidak sekolah secara bertatap muka, tidak bermain dan tak ada pentas seni. Kondisi ini yang oleh Paulo Friere disebut Pendidikan “tertindas”. 

Pramuka Indonesia adalah salah satu wahana pembelajaran dengan metode “bahagia” dan “tuntas”. Metode “bahagia” dalam pembelajaran di pramuka menjadikan anak menerima dan menyerap pelajaran  tidak monoton dan menjemukan yang justru sekarang ini “ditiru” oleh pendidikan formal yang menuntut guru membuat pendekatan pembelajaran sehingga anak didik bisa menyerap mata pelajaran dengan “bahagia” dan berpengharapan, yang oleh Paulo Freire disebut “pedagogy of hope”. 

Di sisi lain, Pramuka mengajarkan materi dengan “tuntas”. Adik adik saat menerima materi bisa langsung dipahami dan dipraktekkan. Pembelajaran “unggul” di atas, begitu “dikangeni” oleh adik adik anggota pramuka karena memiliki daya “interaksional” yang kuat antar anggota pramuka. 

Daya interaksional antar anggota pramuka memupuk keakraban, kesepahaman, kasih sayang, dan tolong menolong tanpa membedakan asal mereka baik agama, suku dan ras. Hal ini menjadikan  pembelajaran “toleransi” sejak dini yang sekarang ini dibutuhkan dan harus dikembangkan. Pembelajaran “toleransi” yang dilakukan oleh pramuka secara terstruktur dari tingkat siaga, penggalang, penegak, pandega sampai kepada pembina.

Konsekwensinya pembelajaran “toleransi” di Pramuka adalah menggunakan metode “pembiasaan” di  setiap jenjang, dan setiap waktu. Dari keterangan di atas, sungguh, pramuka adalah “fenomena” yaitu mendidik adik adiknya dengan metode “bahagia” yang tuntas dan berpengharapan. 

Selamat Hari Pramuka ke 61. Semoga Pramuka tetap Jaya. Aamiin YRA

*Pinsako Pramuka Maarif Kabupaten Jepara

Artikel ini telah dibaca 360 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline