Menu

Mode Gelap
Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU Dimakamkan di Mayong, Ini Kisah Raden Ayu Mas Semangkin Sang Senopati Perang Lereng Muria Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

Kabar · 5 Mei 2024 08:55 WIB ·

2 Nama Terlalu Sedikit, Lebih Banyak Calon Lebih Baik


 Jajaran PC Fatayat NU Jepara berfoto bersama dengan personel Rutan Kelas II Jepara serta warga binaan yang mengikuti kegiatan KAPAS selama bulan Ramadhan 1444 H. Perbesar

Jajaran PC Fatayat NU Jepara berfoto bersama dengan personel Rutan Kelas II Jepara serta warga binaan yang mengikuti kegiatan KAPAS selama bulan Ramadhan 1444 H.

Oleh: Muhammad Olies*

nujepara.or.id – Sebuah link artikel atau opini pribadi yang dimuat di salah satu media online masuk ke salah satu grup WhatsApp di gadget saya. Judul artikel itu memang terkesan dibuat agar membuat orang penasaran. Akhirnya saya klik untuk mengetahui apa isi dan pesan yang ingin disampaikan penulisnya.

Singkatnya, penulis artikel itu bercerita tentang adanya “kasak kusuk” seiring akan digelarnya Konfercab Fatayat NU Jepara, yang dihelat Minggu, 5 Mei 2024.

Dalam tulisan itu, PCNU Jepara digambarkan membuat skenario pengkondisian bakal calon Ketua Fatayat yang maju dalam Konfercab itu. Kesimpulan ini diambil penulis artikel itu, lantaran berkeyakinan ada instruksi dari pengurus PCNU kepada anggota Fatayat agar hanya ada satu calon saja dalam Konfercab yang digelar hari ini. 

Ada sejumlah pertanyaan yang menggelayut setelah membaca tulisan itu.
Apa memang benar kondisi di tubuh Fatayat NU jelang konfercab sepolitis itu sehingga mereka saat memilih calon ketua hanya berdasar preferensi politik tertentu, bukan atas kualitas kader yang nyalon? Pertanyaan lainnya, apakah memang PCNU Jepara secara kelembagaan membuat skenario terkait calon yang berlaga di Konfercab Fatayat?

Dua pertanyaan ini layak dikemukakan karena penulis artikel itu mencantumkan status salah satu kader Fatayat.

Sebenarnya wajar saja, jika momen pergantian pucuk pimpinan badan otonom, agak menghangat karena potensi munculnya sejumlah nama bakal calon. Tapi menjadi berlebihan ketika momen itu ditarik-tarik, diseret dan bahkan diyakini berkaitan dengan hajatan Pemilu atau kepentingan elektoral sosok yang akan berlaga di gawe Pilkada Jepara 2024.

Kita meyakini jika Fatayat adalah badan otonom yang sudah mapan dalam berorganisasi. Usianya tahun ini genap 74 tahun, umur yang sudah sangat senior, baik untuk orang maupun organisasi. Sehingga asumsi bahwa badan otonom ini bisa dikondisikan termasuk saat Konfercab seakan-akan “merendahkan” kualitas dan martabat anggota Fatayat NU Jepara.

Sebab kita ketahui, jika proses pengkaderan Fatayat dimulai dari bawah. Nama yang menduduki posisi struktural berarti mereka yang sudah teruji dan terbukti pengabdian, dedikasinya bahkan kualitas intelektualitasnya selama bertahun-tahun menjadi anggota Fatayat. Bukan kader instan yang muncul atau dimunculkan dengan tiba-tiba, atau bahkan tak dikenal oleh kader lainnya.

Selain itu, apa benar PCNU Jepara melakukan pengkondisian seperti yang dituduhkan oleh penulis artikel itu?

Ada atau tidaknya pengkondisian itu bisa diukur dengan sejumlah parameter. Salah satunya semisal adanya rapat pengurus yang bahasan dan keputusannya memang untuk mengkondisikan Konfercab. Setahu saya (selaku Ketua LTN NU Jepara) tidak pernah mendengar, melihat atau bahkan mengikuti rapat seperti itu.

Saya menduga penulis artikel itu hanya mendengar informasi tertentu yang tidak bisa diukur tingkat kebenarannya. Ketika  sebuah peristiwa (baca fakta) diteruskan kepada pihak lain, maka ada potensi penambahan dan pengurangan informasi terkait fakta itu. Tidak mungkin informasi yang diteruskan itu akan 100 persen sesuai peristiwa yang sebenarnya.

Kondisi ini akan tambah runyam, jika penulis artikel itu tidak mau tabayyun kepada pengurus PCNU Jepara. Dan akhirnya mengambil kesimpulan yang terlalu dini dan bahkan melenceng dari fakta.

Mungkin saja memang  ada gerakan dukung mendukung terkait momen Konfercab Fatayat, tapi itu sifatnya gerakan moral personal pengurus, bukan atas nama kelembagaan.

Sebagai “bapak” PCNU Jepara mendorong munculnya banyak kader saat Konfercab Fatayat. Kalau bisa tak hanya dua nama seperti yang sudah beredar di publik. Angka itu terlalu sedikit. Fatayat mestinya bisa menunjukkan jika proses pengkaderan yang selama ini dijalankan berhasil sehingga mereka punya banyak kader yang berkualitas dan mumpuni untuk menahkodai Fatayat NU Jepara dalam beberapa tahun mendatang.

Terpenting para calon itu memahami dua peranan penting dari eksistensi Fatayat NU. Yang pertama adalah sebagai organisasi kader dan yang kedua sebagai organisasi perempuan. Fatayat sebagai organiasasi kader, wajib melakukan kaderisasi terhadap pemudi NU sebagai upaya untuk menjaga eksistensinya dan sebagai organisasi perempuan, maka Fatayat NU harus bisa responsif terhadap segala isu-isu keperempuanan yang aktual di tengah masyarakat.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan mengutip dawuh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar sebagaimana yang tertulis dalam kata sambutan dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama (Keputusan Muktamar ke-34 NU di Lampung).

“Kekuatan jam’iyah Nahdlatul Ulama sebenarnya sangat luar biasa. Tapi selama ini banyak warga Nahdlatul Ulama yang hanya memposisikan diri sebagai jamaah, belum berjam’iyah. Inilah yang perlu kita jam’iyahkan. Dan pemahaman terhadap AD/ART merupakan pintu gerbang dalam proses menjam’iyahkan jamaah tersebut.

Ibarat “tongkat komando” yang dikirim Syaikhona Kholil kepada KH Muhammad Hasyim Asy’ari, seperti itulah seharusnya kita memposisikan dokumen AD/ART Nahdlatul Ulama dalam khidmah jam’iyah.Jangan sampai warga nahdliyyin tercerai berai hanya karena kepentingan kepentingan sesaat. Mereka harus mengikuti satu komando dari PBNU, yang didasarkan kepada AD/ART sebagai amanat Muktamar dan didukung para mustasyar.”

Biarlah proses Konfercab Fatayat tahun ini berjalan sesuai koridornya dan selaras dengan AD/ART tanpa perlu dikait-kaitkan dengan gawe Pemilu atau Pilkada Jepara. Jangan sampai ada kekuatan dari luar yang mengobok-obok organisasi. Dan jangan sampai kita dibenturkan dengan sesama warga nahdliyin. Mari kita perkuat proses penjam’iyahan warga nahdliyin untuk kejayaan NU.

*Ketua LTN NU Jepara

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani

19 Juli 2024 - 15:01 WIB

NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU

16 Juli 2024 - 16:16 WIB

Prihatin Pengguna Transportasi Umum Menurun, Mahasiswa Unisnu Ciptakan Aplikasi JETA

14 Juli 2024 - 22:46 WIB

Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama

10 Juli 2024 - 11:52 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

YPM NU Jepara Boyong Empat Tropy Juara di Gebyar PAUD dan TPQ Tingkat Jateng

9 Juli 2024 - 09:41 WIB

Trending di Kabar