Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Headline · 18 Mar 2024 23:03 WIB ·

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)


 Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit. (Foto: Google). Perbesar

Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit. (Foto: Google).

nujepara.or.id- Pertarungan dramatis dua senopati pilih tanding antara Adipati Terung Pecathanda/Raden Kusen (Majapahit) dan Sunan Ngudung/Usman Haji (Demak) di medan laga membuat moral pasukan santri Demak runtuh seketika mengetahui Sunan Ngudung gugur dalam pertempuran. Dalam catatan sejarah, Sunan Ngudung dimakamkan di Trowulan.

Padahal sebelumnya, saat putra mahkota Majapahit Raden Andyaningrat kalah melawan Sunan Ngudung pasukan Majapahit dibuat kecut, dan sempat berniat untuk mundur. Bahkan beberapa keluarga Majapahit yang sudah beragama Islam tampak segan untuk melawan Sunan Ngudung.

Dalam Serat Kandaning Ringgit Purwaning Ringgit Purwa menguraikan para prajurit Majapahit yang beragama Islam melaporkan gugurnya Raden Andyaningrat kepada raja. Dalam kemarahannya, Raja Majapahit memerintah Adipati Klungkung untuk memimpin perang. Namun, putra-putra raja yang sudah memeluk Islam menyatakan tidak akan ikut berperang dan akan kembali ke negara masing-masing (Agus Sunyoto, 2018 : 350).

Setelah gugurnya Sunan Ngudung di tangan Raden Kusen, Panglima Perang serta Imam Besar Masjid Demak beralih ke tangan Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Masih dalam Serat Kandaning Ringgit Purwaning Ringgit Purwa, Raden Ja’far Shodiq melanjutkan misi menggempur Majapahit. Kali ini dirinya bertindak sebagai Panglima Perang Demak menggantikan ayahnya, Sunan Ngudung.

Bersama barisan santri yang bernama Laskar Syuranata, Raden Ja’far Shodiq bergerak menuju Majapahit. Kali ini beberapa pusaka masyhur dibawa Raden Ja;far Shodiq menuju medan pertempuran. Sunan Giri memberi pusaka Ki Suradadi, Sunan Gunung Jati memberi badhong (golok) bertuah, Arya Damar Adipati Palembang memberikan peti keramat yang bisa mengeluarkan badai dan hujan serta memunculkan pasukan siluman (Agus Sunyoto, 2018).

Mendengar kabar pasukan Demak bergerak menuju Majapahit dengan dipimpin oleh Raden Ja’far Shodiq, Adipati Terung menetapkan hati untuk tidak mau melawan menantunya sendiri. Bahkan prajurit Majapahit yang beragama Islam berada di barisan paling belakang. Hal ini benar-benar membuat moral prajurit Majapahit runtuh sebelum bertempur. Apalagi mendengar kabar Raden Ja’far Shodiq membawa pusaka-pusaka masyhur, tambah kecut nyali prajurit Majapahit.

Pertempuran antara pasukan Majapahit melawan Demak dimenangkan oleh prajurit Demak dengan mudah. Pusaka-pusaka Majapahit diangkut ke Demak setelah empat puluh hari ditempatkan di Giri Kedhaton. Adipati Terung yang tidak lain adalah mertua dari Raden Ja’far Shodiq dikisahkan ikut dibawa ke Demak dan diampuni. Arya Terung, putra Adipati Terung diangkat oleh Sultan Demak sebagai Adipati Sengguruh dan adiknya yang bernama Arya Balitar diangkat sebagai Adipati Blitar.

Kedua wilayah tersebut menjadi wilayah bawahan Demak. Sisa-sisa kekuatan Majapahit yang tersingkir konon masih bertahan di kaki Pegunungan Tengger-Semeru dalam waktu yanng cukup lama. Dan beranak pinak hingga saat ini. (red)

Artikel ini telah dibaca 192 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop

12 November 2024 - 11:46 WIB

Diskusi Pahlawan Jaman Now, Pemdes Tahunan Gandeng Jaringan GUSDURian

10 November 2024 - 20:44 WIB

Ngaji Kitab Minahus Saniyah Jatman MWC NU Tahunan Putaran Lima, Bahas Cinta Dunia

3 November 2024 - 19:14 WIB

UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda”

30 Oktober 2024 - 12:48 WIB

Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader

30 Oktober 2024 - 10:21 WIB

Waket Bidang Pengkaderan PC GP Ansor Jepara 2017-2021 Muhammad Jauharuddin saat mengisi idaroh rutinan Rabu Kliwon (Rawon) PAC Ansor Tahunan yang digelar di Gedung NU Desa Tegalsambi, Selasa (29/10/2024).
Trending di Kabar