nujepara.or.id – Perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk sekolah dasar, adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis, emosional, dan sosial anak.
Siswa yang menjadi korban sering mengalami stres, penurunan prestasi akademik, kecemasan, depresi, dan dalam beberapa kasus, kehilangan minat untuk bersekolah. Hal ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi seluruh komunitas sekolah
Oleh karena itu, diperlukan upaya komprehensif untuk mencegah dan menangani perundungan di sekolah. Berikut adalah program pencegahan yang dapat diterapkan di sekolah dasar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi para siswa.
Tim dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara berkesempatan mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema “Program Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah Dasar” di SD Negeri 2 Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Kegiatan yang di inisiasi Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini difokuskan untuk memberikan edukasi kepada pendidik mengenai pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Dalam kegiatan ini, para guru mendapatkan pembekalan langsung dari dua narasumber ahli yaitu Naili Rofiqoh, M.Si dan Hamidaturrohmah, M.Pd.
Kedua narasumber memaparkan materi tentang definisi perundungan, jenis-jenis perundungan yang sering terjadi, serta dampak negatif yang ditimbulkan. Mereka juga membimbing guru dalam menyusun program untuk menghadapi perundungan secara efektif.
Menurut Naili Rofiqoh, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pendidik terhadap tindakan perundungan dan dampaknya.
“Kami ingin membentuk karakter pendidik yang mampu menciptakan sekolah sebagai tempat yang aman dan bebas dari kekerasan,” jelasnya.
Sementara itu, Hamidaturrohmah menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen sekolah dalam pencegahan perundungan.
“Dukungan semua pihak, mulai dari guru hingga orang tua, sangat penting dalam membangun lingkungan sekolah yang positif dan bebas dari kekerasan,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga diisi dengan berbagai aktivitas interaktif, seperti simulasi, permainan edukatif, dan diskusi kelompok. Aktivitas ini dirancang untuk memudahkan pendidik dalam memahami materi serta mendorong mereka untuk aktif berperan dalam mencegah tindakan perundungan.
Kepala SD Negeri 2 Karangtengah, Sunarto, S.Pd., mengapresiasi kegiatan ini dan berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala.
“Berbagai permasalahan kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah telah mendapat jawaban untuk menyelesaikannya,” ungkap Sunarto.
Pencegahan dan penanganan masalah ini harus menjadi prioritas utama bagi sekolah, komunitas, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan anak-anak secara holistik.