Menu

Mode Gelap
Hadir di Lirboyo, Gus Yahya: Islah PBNU Telah Tercapai Disini Rajab, Saatnya “Mremo” Amal Kebaikan di Bulan yang Mulia Bahtsul Masail Tingkat Mahasiswa Se-Jawa Tengah digelar di UNISNU, Soroti Kontroversi Terkait Hukum dan Politik Aliansi Santri Jepara Desak Komdigi dan KPI Cabut Izin Trans7, Buntut Tayangan yang Lecehkan Pesantren Visiting Lecturer di Negeri Tirai Bambu, Aprilia Wakili UNISNU Jepara Kenalkan Wisata Bahari Indonesia

Kabar · 21 Agu 2016 13:13 WIB ·

Pesan Regenerasi Kiai di Wafatnya Kiai Nur Khasan


 Pesan Regenerasi Kiai di Wafatnya Kiai Nur Khasan Perbesar

kh nur hasan bangsri jepara

KH Nur Hasan


JEPARA – Ribuan pelayat menghantarkan kepergian KH Nur Hasan bin Iban, Mustasyar Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bangsri, Jepara, Minggu (21/8) siang di rumah duka Desa Banjaragung Kecamatan Bangsri.
Hadir di antaranya Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, Katib Syuriyah KH Muhammad Amirul Wildan, Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH Hayatun Abdullah Hadziq, serta para kiai dan tokoh masyarakat.
KH Nuruddin Amin, mewakili keluarga almarhum menyatakan kehilangan dengan sosok kiai yang wafat di usianya yang ke-83 tahun tersebut. Hal serupa juga disampaikan Kiai Hayatun. “Beliau kiai yang khidmahnya di NU tak diragukan lagi, hingga beliau menghadap Allah Swt,” kata dia.
Sementara itu Kiai Akhyaruddin yang memberi mauidhah hasanah singkat memberi otokritik ke kiai sebagai pelajaran atas berpulangnya Kiai Nur Hasan. “Mautul ‘alim, mautul alam. Wafatnya orang alim, itu matinya alam. Kita kehilangan kiai sepuh dari Bangsri,” tuturnya.
Kiai Akhyaruddin menyebut di Bangsri sekarang tak lagi ada kiai sepuh. “Dulu ditinggal Kiai Ridwan, Romo Kiai Amin Sholeh, lalu kini Kiai Nur Hasan. Sekarang krisis kiai alim. Payahnya kiai-kiai sekarang banyak yang tidak memondokkan putra putrinya di pesantren. Ini mohon menjadi perhatian karena regenerasi kiai itu penting,” lanjutnya.
 
Untitled

Peziarah membawa jenazah KH Nur Hasan untuk dimakamkan


 
Kiai Nur Hasan sudah aktif di NU sejak muda, ia adalah Ketua Tanfidziyah NU Banjaran (1955-1960), Wakil Rais Syuriyah MWC NU Bangsri (1990), Rais Syuriyah MWC NU Bangsri (2002), dan Ketua Mustasyar MWC NU Bangsri (2015-sekarang). Kiai Hasan juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bangsri sejak 2005, dan ketua Yayasan Matholiul Ulum Banjaragung.
Pada pertengahan Juli 2016, Kiai Hasan terjatuh saat wudlu di Mushalla Al Amin yang berada di depan rumahnya. Sejak saat itu, beliau sakit dan sempat di rawat di RSUD Kartini Jepara selama beberapa hari, hingga akhirnya pada Ahad (21/8) pukul 04.00 beliau wafat di rumahnya. Sebelum dimakamkan, jenazah Kiai Nur Hasan dishalatkan tiga kali yang dipimpin oleh KH. Multazam, KH. Kholilurrohman, dan KH Zainul Ufi.
Kiai Hasan meninggalkan satu istri, Hj. Mardiyah dan empat anak, KH Syaiful Hadi, Malihatin, Khunainin, dan Nur Huda, serta sepuluh cucu. (ms)
keluarga kh nur hasan bangsri jepara

Keluarga besar KH Nur Hasan, gambar diambil tahun 2014

Artikel ini telah dibaca 101 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Glory Casino Live Casino Tips for an Enjoyable, Low-Stress Play Experience

28 Desember 2025 - 20:25 WIB

Exploring Glory Casino Mobile Slots Gameplay Experience: Tips and Features

28 Desember 2025 - 00:17 WIB

Glory Casino Mobile Betting Experience Explained: Benefits and User Tips

27 Desember 2025 - 22:00 WIB

Mostbet AZ üzərindən idman mərci yerləşdirmə qaydası və strategiyaları

26 Desember 2025 - 12:58 WIB

Master Casino Glory Demo Games for Learning Basics Effectively and Quickly

26 Desember 2025 - 12:14 WIB

Hadir di Lirboyo, Gus Yahya: Islah PBNU Telah Tercapai Disini

25 Desember 2025 - 19:49 WIB

Trending di Kabar