nujepara.or.id – LP Ma’arif NU Kabupaten Jepara menggandeng Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menggelar Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Matematika SMP/MTs – SMA/MA/SMK yang berlangsung di Aula LP Ma’arif NU Jepara, Rabu (28/8/2019) kemarin.
Dalam kegiatan yang diikuti 60 peserta hadir sebagai pemateri: Supandi, Bagus Ardi Saputra, Widya Kusumaningsih, Ali Shodiqin, dan Heni Purwati.
Kelima pemateri dari UPGRIS menyampaikan materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Media Pembelajaran dengan Geogebra, Artikel Ilmiah, dan Media Pembelajaran Matematika dengan Wolframe Mathematica.
Hadir dalam kegiatan Kasi Penma Kemenag Jepara Hj. Lutfiah, Ketua LP Ma’arif NU Jepara H. Fathul Huda, pengurus KKMTs 02 dan KKMA 02 Jepara.
Kasi Penma Kemenag Jepara, Hj. Lutfiah dalam sambutannya mengungkapkan sebagai pendidik (guru) wajib mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri.
“Kegiatan pengembangan diri itu dapat berupa MGMP, Diklat, Workshop, dan lain-lain. Terlebih guru sertifikasi dan inpassing diminta agar secara rutin mengikuti MGMP maupun pelatihan seperti ini,” ungkapnya sekaligus membuka acara.
Pihaknya siap mendukung penuh kegiatan-kegiatan peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh LP Ma’arif NU Jepara.
Karena masih menurut Lutfiah LP Ma’arif NU Jepara memiliki jangkauan yang lebih luas untuk peningkatan guru maupun kelembagaan pendidikan.
Ketua LP Ma’arif NU Jepara, H. Fathul Huda mengatakan bagi guru Ma’arif peningkatan kompetensi guru mapel tidak bisa ditawar lagi.
“Kegiatan pelatihan akan dilakukan di semua mapel terutama mapel UN dan UAMBN bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di Jawa Tengah. Ini dilakukan agar pendidikan Ma’arif lebih berkualitas,” tambahnya.
Hal lain ditambahkan Sekretaris LP Ma’arif NU Kabupaten Jepara, Achmad Makhali. Menurutnya dengan pelatihan tersebut pihaknya berharap guru Matematika di lingkungan Ma’arif meningkat kemampuan dalam penyusunan media pembelajarannya sehingga proses pembelajarannya menjadi kian menarik, inovatif, dan tuntas.
Di samping itu lanjutnya pelajaran Matematika selama ini identik dengan mapel yang menakutkan.
“Sehingga akan lebih diminati oleh siswa jika media pembelajarannya menggunakan aplikasi dan teknologi yang disukai oleh siswa,” pungkasnya. (ip)