Oleh Dr. Muhammad Shohibul Itmam, MH*
nujepara.or.id – Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo dalam sambutanya menyampaikan selamat datang masa depan, masa yang penuh tantangan dan perlunya kesiapan dalam berbagai aspek dalam menghadapi masa tersebut. Masa depan yg mengganti peran dan fungsi seseorang atau alat tertentu dengan teknologi industri baru, tatanan sosial baru serta peran yang serba baru yang dari lazimnya perkembangan sosial sebelumnya.
Apa yang disampaikan Presiden Jokowi tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Saat itu diawali dengan tutup dan bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar seperti Bluebird, perusahaan transportasi ini sepertinya sulit dan kemungkinan sangat tipis mengalami kebangkrutan, namun faktanya hanya karena lentik dan lincahnya jari jemari anak-anak muda era industrial yang kreatif dengan jumlah serta team yang minimal ternyata mampu menumbangkan perusahaan raksasa tersebut dalam waktu singkat seiring perkembangan pola hubungan industrial yang berubah serba digital dan cepat.
Perkembangan hubungan industrial dengan ragam dampaknya tersebut tentu tidak lepas dari tantangan yang ada baik secara sosial budaya maupun secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara massif dan berkelanjutan. Oleh karenanya sebagai bagian dari sosial budaya dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang era industrial yang serba digital tersebut, maka Organisasi Masyarakat (Ormas) tentu tidak bisa menghindari perubahan tersebut.
Mau tidak mau ormas dengan varianya, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) juga dituntut untuk menyesuaikan perkembangan sosial budaya masyarakat industrial supaya tidak mengalami kebangkrutan sebagaimana perusahaan besar tersebut di era digital. Argumen demikian tidak berlebihan bahkan diperkuat seorang peneliti agama dari Inggris yang mengatakan semua agama juga akan mengalami krisis yang berdampak pada rapuhnya keberagamaan serta kualitas keberagamaan manusia yang memeluk agama pada sisi tertentu serta eksisnya manusia yang tidak memeluk agama pada sisi yang lain.
Karenanya dapat dipahami bahwa yang akan terjadi adalah kuantitas manusia beragama masa depan. Kebangkrutan dan beralihnya fungsi perusahaan sebagaimana tergambar tersebut serta dengan menelisik semangat beberapa ormas saat didirikan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) juga mulai dipertanyakan fungsi dan perananya di tengah perubahan dan perkembangan sosial masyarakat dengan kompleksitas masalah yang mendesak membutuhkan solusi di era digital industrial.
Misalnya munculnya kecenderungan pola pikir masyarakat mulai mempertanyakan eksistensi dan peran NU sebagai organisasi sosial keagamaan dalam menjawab kebutuhan kongkrit masalah yang dihadapi umat dan masyarakat saat ini. Bagi masyarakat yang kompleks dengan masalah, maka fungsi dan peran NU diharapkan bisa menjadi bagian penting dalam mengurai masalah yang dihadapi masyarakat seperti ekonomi, kemiskinan, pekerjaan yang layak, upah yang sesuai dan atau konflik politik yang berkepanjangan dan lain sebagainya.
Potret Historisitas Ormas dan NU
Sejarah panjang beberapa ormas termasuk NU hadir dan didirikan dalam suasana sosial dan semangat luar biasa yang memang dibutuhkan saat itu sehingga keberadaan dan perkembanganya waktu itu benar-benar nyata dan dibutuhkan masyarakat karena kerinduan yang dan harapan yang mengkristal menuju semangat kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.
Bedirinya ormas saat itu termasuk NU mampu menguatkan semangat yang masih minimal sehingga bisa berperan maksimal serta memperkuat persatuan yang diharapkan menjadi kekuatan dan persatuan besar menuju tatanan Indonesia yang merdeka, adil dan sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran dan fungsi ormas saat itu benar benar menemukan momentumnya yang sangat tepat dan strategis bagi keberlangsungan kehidupan. Responsivitas ormas terhadap kesadaran, harapan dan tindakan masyarakat saat itu seperti gayung bersambut yang saling membutuhkan dan simbiosis.
Apa yang dibutuhkan masyarakat saat itu telah disediakan dan digerakkan serta difasilitasi NU khususnya berupa penyatuan jiwa raga tekad bulat menuju Indonesia yang merdeka bahkan lebih dari itu kebutuhan pribadi pskologi masyarakat saat itu dengan sadar nyengkuyung merangsek mendukung eksistensi ormas seperti NU.
Eksistensi Ormas Solusi Ummat
Sebagaimana organisasi yang pendiriannya bertujuan menjadi bagian dari solusi masyarakat maka tentu tidak bijak membiarkan masalah berlanjut dan berlarut dalam ormas tersebut tanpa memberikan solusi positif. Keberadaan suatu ormas dikenal dan akui masyarakat karena peran dan kiprahnya secara riil dan nyata menyatu dengan masyarakat serta memberikan solusi bagi problem yang dihadapi masyarakat.
Saat ini bahkan mungkin juga sejak dulu, sebagian masyarakat mulai dan selalu ada yang kecewa dengan peran dan fungsi ormas, stakeholder atau pihak yang terkait dengan ormas tersebut. Ketidakmampuan suatu ormas dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman berakibat lemah dan pudarnya konsolidasi baik internal maupun eksternal dalam meneguhkan semangat ormas tersebut baik sebagai jamaah maupun jam’iyyah.
Eksistensi ormas diakui jika mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagaimana saat pendirian ormas tersebut. Kondisi demikian juga bisa terjadi dalam organisasi masyarakat seperti NU dengan kebesaranya saat ini jika tidak responsif terhadap perubahan sosial masyarakat yang terjadi saat ini.
Peran dan Fungsi Ormas Era Digital
Jelas, bahwa era digital merupakan era masa depan yang penuh tantangan, tidak cukup hanya modal semangat dan keinginan serta kemampuan parsial, sebagaimana ormas NU yang juga membutuhkan cara pandang baru dalam menyikapi dinamika sosial masyarakat. NU butuh modal sosial dan team yang progresif, inovatif dan kreatif dengan menyiapkan langkah semisal berikut;
Pertama, NU perlu memperkuat stakeholder dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan masyarakat. Ketidak mampuan stakeholder bisa mengakibatkan masyarakat kurang respek dan cenderung mengabaikan eksistensi NU yang hanya dipandang sebagai perkumpulan kelompok tertentu atau perteman saja yang belum sesuai dengan spirit awal pendirian NU tersebut.
Kedua, NU perlu mendekatkan diri kepada masyarakat dengan memahami kebutuhan riil yang dialami masyarakat. Dibutuhkan team ormas yang telaten dan faham kondisi masyarakat dengan persoalan yang dihadapi supaya empati masyarakat tumbuh dengan melihat figur yang ada dalam ormas seperti NU tersebut diyakini sebagai bagian dari dan selalu bersinergi dengan masyarakat dan ummat.
Dari lanskap peran dan fungsi ormas di atas, dapat disarikan bahwa era digital bisa menjadi ancaman bagi ormas seperti NU ketika terjadi perubahan pandangan dari pegiat ormas tersebut yang awalnya milik bersama ummat dan masyarakat bergeser berubah menjadi milik sekelompok masyarakat karena pertemanan yang kurang memperhatikan kualitas kader dan terjadinya kerancuan dalam distribusi dan penggunaan kader.
Karenanya diperlukan cara berorganisasi baru yang responsif progresif sesuai kebutuhan masyarakat industrial era digital dengan memunculkan figur dan kader yang familier dengan masyarakat serta paham kondisi dan kebutuhan masyarakat sesuai dedikasi dan kemampuan secara berimbang. Pergeseran peran dan fungsi ormas termasuk NU era digital dan industrial tersebut mengakibatkan kemandulan atau redupnya citra ormas di tengah sosial masyarakat dengan segudang masalah yang dihadapi saat ini. Allah a’lamu.
- Pengasuh Pesantren An Najah Petekeyan
- Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Jepara