Oleh Kiai Hisyam Zamroni*
nujepara.or.id – Semua agama mempunyai kata “sapa pembuka” sebagai sebuah upaya saling menyapa (say hallo), mengenal (ta’aruf), memahami (tafahum) dan bahkan saling menolong (ta’awun).
Begitu pula dalam Islam juga memiliki kata sapa pembuka yang indah dan istimewa yaitu; Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Sapaan pembuka di atas, memiliki tiga “rasa empati” terhadap siapapun yang menjadi “subyek sekaligus obyek” saat aktivitas saling menyapa.
Pertama; saling menebar kedamaian (salam). Kedua; saling menebar kasih sayang. Dan yang Ketiga; saling menebar keterbukaan/menerima dan memberi (barokah).
Sungguh sebuah “realitas kemanusiaan” yang sangat indah dan istimewa dimana setiap mengawali “perjumpaan” ataupun awal sebuah “percakapan” dengan kalimat saling mempunyai komitmen untuk saling tersenyum renyah enjoy bahagia menebar kedamaian.
Juga kasih sayang dan keberkahan sebagai proses pembentukan perdamaian antar sesama, antar suku, antar agama, antar bangsa dan antar negara sehingga mampu mewujudkan peradaban dunia yang maju dan mulia.
Kita harus tahu dan paham bahwa “salam” yang kita ucapkan adalah indah dan istimewa. Kita juga harus mampu membawa marwah “salam” agar ada kesinambungan saat “unjuk salam”, yang diperbincangkan dengan perilaku kita sehari hari.
“Unjuk salam” juga mempunyai konsekuensi tidak boleh diawali dengan kata apapun saat kita ucapkan di awal sapa pembuka. Saat menjawab salam yang disampaikan siapapun juga harus lebih sempurna.
Semisal ada seseorang yang mengatakan “Assalamu’alaikum” saja. Maka yang mendengar harus menjawab dengan kalimat yang lebih panjang dan sempurna semisal “Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh.”
Hal ini menunjukkan bahwa “unjuk salam” merupakan prinsip simbiosis mutualisme yang sangat penting sebagai sebuah proses pembentukan karakter personal, budaya sosial dan peradaban yang maju, unggul, santun dan mulia.
Semoga Gusti Allah SWT memberikan kedamaian, kasih sayang dan keberkahan kepada kita semua… Aamiin Aamiin Aamiin
*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara