Menu

Mode Gelap
Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

Esai · 26 Mar 2023 22:59 WIB ·

Ngaji Tematik Ramadhan: Moderasi Beragama


 Ngaji Tematik Ramadhan: Moderasi Beragama Perbesar

Oleh Kyai Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Kepercayaan (iman) dan kebaikan perbuatan (amal) yang kita lakukan kadang menjadikan “pongah” sehingga menafikan keimanan dan kebaikan perbuatan orang lain. Bahkan kita merasa paling beriman sendiri dan paling baik sendiri.

Hal ini digambarkan secara apik oleh al Qur’an: “Ana khoirun minhu” yang artinya, “Saya lebih baik darinya.” 

Kadang kita menuduh bahwa “perjelekan” adalah bagian dari “godaan syetan” yang sifatnya eksternal. Padahal jika kita memahami penggalan ayat di atas bahwa sifat syetan yang menyatu dalam diri manusia adalah “ke-diri-an” atau “ego” yang merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain bahkan merasa “serba paling” dalam “beragama”. Atau lebih khusus lagi merasa “paling beriman” daripada orang lain.

Padahal Islam mengajarkan sifat  “rendah diri” atau tawadu’ yaitu  berupa sifat kemanusiaan manusia yang  memanusiakan manusia dimana keberadaan manusia adalah sebagai mahluk sosial yang bermartabat sesuai dengan agama, budaya,  kompetensi dan kepercayaannya masing masing.

Filosofi ini memunculkan norma dan etika dalam melakukan aktivitas dan berinteraksi sosial sehari-hari dilandasi dasar pergaulan yang harmonis, santun, saling menghormati, saling mengasihi  dan saling menolong satu sama lain.

Kebalikan dari sifat “rendah hati” atau tawadu’ adalah sifat “congkak” atau  “sombong” karena merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain.

Olehnya,  nampak sekali pembedanya sangat tipis antara  sifat “kemanusian” dan sifat “kesyetanan”. Karena sifat kesyetanan  yaitu merasa “serba paling benar dan baik” daripada orang lain. 

Semoga kita semua dijaga oleh Gusti Allah SWT dari godaan sifat merasa “serba paling benar dan baik”. Aamin Aamiin Aamiin.

*Sekretaris Pengurus Syu’biyah Jatman Jepara

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Reuni Majelis Alumni IPNU-IPPNU Nalumsari: Menjaga Spirit Santri untuk Kemajuan Jepara

21 April 2025 - 11:19 WIB

Majelis Alumni IPNU-IPPNU Kecamatan Nalumsari foto bersama di sela-sela kegiatan Reuni dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H, Minggu (20/4/2025)

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

14 April 2025 - 23:08 WIB

Bupati Jepara Apresiasi Peluncuran Ruko MWC NU Batealit, Diproyeksikan Sokong Kemandirian Ekonomi Warga Nahdliyin

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

14 April 2025 - 22:57 WIB

Halal Bihalal Bersama NU, Muhammadiyah, Tokoh Lintas Agama dan Pemkab Jepara, Ini Pesan Rais Syuriah Gus Yatun

UNISNU Jepara Gelar Halalbihalal 2025: Ajang Silaturahmi dan Ruang Aspirasi untuk Kemajuan Kampus

13 April 2025 - 07:12 WIB

Halalbihalal Idulfitri 1446 H di Auditorium Unisnu Jepara

Solusi Praktis Bayar Zakat Fitrah via Online, Begini Penjelasannya

30 Maret 2025 - 10:06 WIB

Zakat Fitrah di Era Digital: Bolehkah Membayar Secara Online?

29 Maret 2025 - 10:55 WIB

Trending di Bahtsul Masail