nujepara.or.id – Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bahtsul Masail (BM) tingkat Mahasiswa dan Mahasantri se-Jawa Tengah, kegiatan ini bertempat di Auditorium Gedung Perpustakaan UNISNU pada Kamis (18/10/2025).
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2025 yang digelar UNISNU Jepara bekerjasama dengan Lembaga Bahtsul masail Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, PCNU Jepara dan Kemenag Jepara. Bahtsul Masail kali ini mengangkat tema krusial “Kontroversi Hukum dan Politik: Legislatif, Pemerintah dan Korupsi”, yang menunjukkan kepedulian dunia santri terhadap isu-isu kebangsaan yang aktual.
Bupati Jepara melalui Diyar Susanto, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Jepara dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Ia menekankan bahwa tradisi intelektual santri melalui Bahtsul Masail adalah forum penting untuk memperkaya khazanah keilmuan guna menjawab tantangan zaman.
“Bahtsul Masail ini diharapkan dapat memberikan pencerahan, bahwa politik tidak hanya tentang penguasaan, tetapi juga tentang moral dan kejujuran,” ujar Diyar membacakan sambutan Bupati.
Ia berharap forum ini dapat melahirkan kader-kader kritis yang berorientasi pada kemaslahatan umat untuk membantu mewujudkan visi Jepara yang Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius.
Bupati juga menambahkan bahwa keputusan dan rekomendasi hukum dari BM ini akan menjadi pertimbangan moral dalam menentukan kepentingan publik.
Sementara itu, Rektor UNISNU Jepara, Prof. Dr. Abdul Djamil MA, mengungkapkan rasa syukur dan bahagia karena UNISNU Jepara kedatangan orang-orang berilmu yang akan melakukan Bahtsul Masail. Ia secara filosofis menyinggung kebiasaan duduk lesehan yang menjadi ciri khas forum ilmu pesantren, dengan harapan peserta betah untuk mencari ilmu, dibanding duduk di kursi.
“Dunia santri harus tahu, aktualisasi diri dalam dunia pesantren. Harus bangga, berkah kiai, tidak seperti yang sedang ramai saat ini dalam kasus penayangan sebuah program yang tidak mengerti latarbelakang dan dunia pesantren,” tegas Prof Djamil
Selain membuka secara resmi, Prof Djamil juga mengajak generasi muda, khususnya Generasi Gen Z, untuk mengetahui bahwa momen 22 Oktober, Hari Santri adalah momen perjuangan para ulama yang harus diperingati.
Acara ini dihadiri oleh para ahli yang bertindak sebagai Perumus dan Mushohih dari Pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. Mereka yang hadir antara lain KH. M. Faeshol Muzzammil, Dr. K. Abdul Wahab, S.Sos.I., M.S.I., Dr. Ny. Mayadina Rohmi Musfiroh, S.H.I., M.A., K. Rif’an Haqiqi, KH. A. Muntaha. K. Zainal Amin, , dan KH. M. Nasrullah Huda.
Kehadiran tokoh-tokoh ini memastikan kedalaman dan validitas kajian hukum Islam yang dilakukan dalam forum tersebut. Selain itu, turut hadir pula Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH Charis Rahman serta K. Binhima M Burhan Mewakili Kepala Kemenag Jepara. (Az)