Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Kabar · 25 Apr 2023 01:06 WIB ·

Bakal Gelar Pesta Lomban, Ini Makna Dibalik Pembuatan Kapal Sesaji Kepala Kerbau


 Bakal Gelar Pesta Lomban, Ini Makna Dibalik Pembuatan Kapal Sesaji Kepala Kerbau Perbesar

nujepara.or.id – Acara Pesta Lomban merupakan puncak dari pekan syawalan masyarakat di Jepara. Kegiatan ini diselenggarakan pada 8 Syawal atau satu minggu setelah Hari Raya Idulfitri. Berbagai serangkaian acara bakal digelar, salah satunya adalah larungan kepala kerbau ke tengah lautan.

Hal ini sering disebut juga dengan Bodo Kupat lantaran kupat lepet selalu menjadi hidangan yang hadir di acara ini. Biasanya, kupat lepet juga disandingkan dengan opor dan sambel goreng sebagai kuliner khas saat lebaran.

Saat pesta lomban, hal menarik lainnya adalah adanya miniatur perahu sesaji yang sudah disiapkan para nelayan untuk membawa kepala kerbau dan segala “ubo rampe”.

Tentunya ini bukan sembarang perahu, butuh waktu dan tenaga untuk menyiapkan “miniatur perahu-perahuan” tersebut dengan baik dan penuh filosofi. Miniatur kapal tempat sesaji tersebut mulai disiapkan sejak sebulan terakhir. Ternyata ada makna dan filosofi yang terkandung dalam proses pembuatannya.

Saat melihat langsung ke lokasi pembuatannya di Ujungbatu, pada Senin (24/4/2023) miniatur kapal sudah hampir jadi. Pembuat kapal pun tengah membersihkannya, dan mempersiapkan sentuhan akhirnya.

Pembuat miniatur kapal sesaji, Agus Mardika (49) mengatakan pembuatan miniatur tempat sesaji dikerjakan sejak akhir ramadan lalu. Miniatur dibuat dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter.

“Sejak ramadan kami sudah mulai merangkainya, beberapa bahan utamanya ada kain putih, bambu apus, sama batang pisang raja, itu wajib. Untuk yang lain hanya pelengkap yang penting tiga unsur itu harus ada di perahu,” kata Agus.

Menurutnya, sejak puluhan tahun membuatnya ada tiga bahan pokok yang wajib disediakan untuk miniatur kapal. Tiga bahan ini antaranya kain putih, bambu apus, dan batang pisang raja.

“Saya membuat miniatur kapal ini kurang lebih sudah 20 tahun, memang syarat-syarat tersebut sudah dipesan oleh para leluhur nelayan disini,” imbuhnya.

Agus mengatakan tiga bahan ini memiliki makna tertentu. Seperti kain putih melambangkan ketulusan masyarakat Jepara atas rasa syukur kepada Allah. Kain tersebut ditempatkan menjadi lapisan dasar perahu, yang bermakna bahwa niatan tulus didasarkan pada rasa syukur kepada Allah SWT.

“Ada juga 3 batang pisang raja itu diibaratkan rajanya setan, istilahnya makhluk gaib penghuni laut. lha terus bambu apus itu ibaratnya untuk “nyunduk” batang pisang raja agar “apes” (red=takluk). Intinya agar para penghuni laut bisa tunduk, saat masyarakat nelayan pergi kelaut dan tidak menggangu manusia,” ungkap Agus.

Agus bercerita sebelum membuat miniatur kapal ini pun pembuat harus melakukan puasa selama tiga hari. Setelah jadi, miniatur ini pun dibawa ke rumah tokoh masyarakat setempat. Untuk ditempati sesaji dan diarak oleh nelayan ke TPI Ujungbatu Kecamatan Jepara.

“Biar tidak mengganggu nelayan pada saat melaut. Intinya bukan arti masyarakat Jepara menyekutukan tuhan itu tidak, tujuan intinya ikut syukur dan menyedahkannya pada laut,” sambung dia.

Serangkaian kegiatan pesta lomban bakal digelar mulai 28-29 April 2023. Antaranya Ziarah Makam Leluhur dan Pagelaran Wayang Kulit pada Jum’at 28 April, sedangkan pada Sabtu 29 April merupakan puncak acara yakni Larungan Kepala kerbau dan Festival Kupat Lepet.

Pemkab Jepara juga menghimbau kepada seluruh pengunjung pesta lomban yang turut serta saat prosesi larungan untuk memperhatikan kelaikan dan kapasitas penumpang. Pastikan dalam perahu tersedia pelampung, ban atau jerigen untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (haniev)

Artikel ini telah dibaca 96 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline