nujepara.or.id – Pahlawan Jaman Now, Belajar Kesatriaan ala Gus Dur menjadi sorotan utama dalam diskusi yang digelar Pemdes Tahunan, Sabtu (9/11/24) di Balai Desa bersama puluhan pemuda lintas organisasi.
Pemdes Tahunan secara khusus menggandeng Jaringan GUSDURian Jepara. Tujuannya ikut menorehkan gagasan dan menguliti bagaimana belajar kesatriaan ala Gus Dur, supaya generasi muda dapat meneladani.
Ketua Panitia Acara sekaligus anggota Karang Taruna Desa Tahunan, Anam mengundang dua pemateri lokal namun piawai dalam sektor intelektual.
Mereka adalah Dr. Fathur Rohman dari Kaprodi PAI UNISNU sekaligus Penggerak GUSDURian Jepara, kemudian yang kedua adalah Katib Syuriah NU Ranting Tahunan, Gus Hasan.
Sewaktu sesi diskusi, Dr. Fathur menekankan pentingnya sembilan nilai utama Gus Dur (NUGD), yang satu di antaranya adalah sifat kesatriaan. Hal itu ia korelasikan dengan tantangan era kekinian.
Merujuk pada kepemimpinan Gus Dur yang seringkali penuh kontroversi, bagi dia, tetap sarat akan makna. Sehingga kesatriaan, menurut Pak Fath (sapaannya), mesti dengan keberanian.
“Kesatriaan yang dimaksud Gus Dur adalah keberanian dalam memperjuangkan hak dan kebebasan, bukan sekadar angkat senjata,” terang Pak Fath.
Literatur ini karena berbarengan dengan Hari Pahlawan (malam 10 November), Gus Hasan mengkolaborasikan dengan peran Nahdlatul Ulama Pra-Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai ormas yang berjalan dalam koridor religius dan nasionalis, kata dia, Gus Dur merupakan representatif gerakan Nahdlatul Ulama -berjuang melawan suatu hal yang dzolim.
“Zaman dahulu dengan Resolusi Jihad. Jika Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua PBNU dua periode hidup di zaman itu, akan melakukan hal yang sama,” ujar Gus Hasan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, karena zaman berjalan dinamis, maka Nahdlatul Ulama menerapkan strategi berbeda namun berpangkal yang sama, yaitu kemaslahatan masyarakat.
“NU dengan religiusitas dan nasionalisme berjalan secara konsisten. Ini bukti nyata bahwa NU selalu adaptif terhadap kebutuhan zaman. Implementasinya, jika dulu berperang menggunakan senjata, kini tidak,” jelas dia.
Sementara itu, Petinggi Desa Tahunan, H. Muhadi mengaku sudah ngebet ingin menggelar acara. Mulai dari pengenalan tokoh sampai membahas yang bertumpu pada paradigma atau pemikiran.
Pihaknya juga berharap agar agenda seperti ini dapat berlangsung tiga hingga empat kali dalam setahun. Ihwal fasilitas, H. Muhadi berujar akan mengupayakan semaksimal mungkin.
“Ini agenda bagus, cocok bagi generasi muda yang berperang di masa depan. Saya berharap dapat terus bersinergi. Saya sangat mendukung dan siap mengcover kebutuhan, meski hanya sekadar singkong, pisang godog, dan air putih,” pungkas H. Muhadi.
Pada kesempatan itu, turut dihadiri Petinggi Desa Tahunan H. Muhadi, Ketua BPD Tahunan Ulil Abshor, Ketua Karang Taruna Tahunan Irrudl, Ketua PC PMII Jepara Abid Birrul Jabar, serta masyarakat luas. (komar)