nujepara.or.id – Ketua Lakpesdam PBNU, KH. Ulil Abshar Abdalla menyampaikan tausyiah dalam kopdar Ngaji Ihya’ Ulumuddin dengan kajian Mencintai Dunia. Kegiatan ini merupakan kerjasama Lakpesdam PCNU Jepara bersama Santri Online Jepara yang dilaksanakan di Swasana Kopi & Resto Senenan Jepara, (Kamis, 15/06/2023).
Hendri selaku panitia dan juga Ketua Tanfidziyah Pengurus Ranting NU Tahunan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Ngaji Ihya’ Ulumuddin merupakan kali kedua yang di gelar di Jepara. Kegiatan ini bertujuan memberikan penguatan dan pemahaman keagamaan melalui kegiatan Ngaji Ihya’ Ulumuddin.
Para pemuda tidak hanya mencari kesenangan dan hiburan di Kafe tetapi juga mendapatkan sentuhan rohani sehingga rukhaniahnya terisi informasi keagamaan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Kegiatan ini terselenggara bekerjasama dengan Lakpesdam PCNU Jepara yang merupakan satu hubungan hierarki dengan KH. Ulil Abshar Abdalla yang merupakan Ketua Umum Lakpesdam PBNU. Sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Alhamdulillah sukses” kata Hendri.
Sementara itu Khoirul Muslimin Ketua Lakpesdam PCNU Jepara dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas jalinan kerjasama ini, sehingga kita saling memberikan dukungan untuk kelancaran kegiatan Ngaji Ihya’ Ulumuddin yang di gelar di Swasana Kopi & Resto Senenan Jepara ini. Lakpesdam merupakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang bergerak untuk memberdayakan sumber daya warga NU dan warga masyarakat pada umumnya.
“Dengan Ngaji Ihya’ Ulumuddin ini diharapkan bisa memberikan bekal bagi para kader NU untuk belajar memahami agama secara menyeluruh. Semoga jalinan kerjasama untuk Ngaji Ihya’ Ulumuddin ini bisa berjalan secara berkala,” pungkas Khoirul.
“Sekarang ini orang mencari ilmu itu terbalik, yaitu niat tidak karena Allah SWT. Niatnya hanya untuk mendapatkan gelar doktor misalnya. Mencari ilmu itu niat pertama karena Allah SWT dan kedua mencintai ilmu, berikutnya terserah. Tapi jangan sampai niat-niat yang lain mengalahkan pada niat yang pertama dan kedua. Kalau kemudian niat yang lain menjadi urutan yang pertama, maka bisa menjadi ulama usul (sarjana yang jahat), dan dunia bisa rusak karena ulama tersebut,” ungkap KH. Ulil Abshar Abdalla.
Lebih jauh, Gus Ulil menjelaskan kata Mahfud MD 86 % orang yang korupsi di Indonesia adalah para sarjana. Salah satu kenapa orang sampai melakukan kejahatan karena melupakan hal yang sederhana yaitu ilmu dituntut bukan karena Allah SWT. Niat-niat karena selain Allah itu mengalahkan Allah SWT, dan negara bisa hancur dan alam kita dieksploitasi habis-habisan.
“Saya ingin mencari ilmu karena Allah ini ditanamkan kepada generasi muda, sehingga nantinya bisa menjadikan generasi muda yang memiliki kesantunan dan cendikia berakhlaqul karimah. Kenapa sih ilmu-ilmu kiai berkah padahal tidak memiliki titel sarjana, ya karena para kiai menuntut ilmu karena Allah SWT,” ujar Gus Ulil.
Mengakhiri tausyiahnya, Gus Ulil menegaskan bahwa kitab mencela dunia itu memiliki arti bahwa umat Islam jangan melihat dunia sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup. Mencintai dunia itu juga penting karena umat Islam tidak boleh miskin. Umat Islam itu hidupnya harus layak. Tapi jangan menjadikan harta sebagai satu-satunya tujuan. Nah, ini pentingnya memahami tentang kajian tentang mencela dunia.
“Mencintai dunia adalah pangkal dari kesalahan-kesalahan lain. Hal ini bukan berati dunia harus dihindari, bukan pula berarti umat Islam harus hidup miskin, tetapi kehidupan dunia ini sebagai sarana saja. Inilah cara yang tepat untuk memahami bab mencela dunia,” imbuhnya.