Menu

Mode Gelap
Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

Kabar · 23 Nov 2017 03:52 WIB ·

Gus Muwafiq: Kenapa “Muludan” Selalu Terkait “Makanan Enak”?


 Gus Muwafiq: Kenapa “Muludan” Selalu Terkait “Makanan Enak”? Perbesar

Jepara – Masyarakat di seluruh dunia ketika sedang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari makanan yang mengenakkan. Hal itu menjadi salah satu poin mauidlah yang disampaikan Kiai Ahmad Muwafiq dalam Peringatan Maulid Nabi yang di tempatkan di Masjid Jami Al Ikhlas Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Selasa (21/11/2017) malam.
Kenapa kok “Muludan” urusannya dengan “makanan? tanya kiai berambut gondrong asal Yogyakarta kepada jamaah.
Pertanyaan berbahasa Jawa itu jika dibahasakan Indonesia,”kenapa muludan (maulid nabi, red) selalu terkait dengan panganan?”
Perlu diketahui, orang tua zaman dulu sudah mengajarkan saat maulid nabi makanan yang enak-enak dikeluarkan. Tidak hanya alasan itu itu, Nabi, kata kiai muda yang akrab disapa Gus Muwafiq itu menjelaskan bahwa saat peringatan maulid, Nabi Muhammad menunaikan puasa.
Sedangkan para sahabat, urainya ancang-ancang (siap-siap, red) akan memberikan apa kepada Nabi. “Yang punya kurma, gandum dan segala makanan yang dimiliki sahabat akan diberikan kepada Nabi,” urai Gus Muwafiq.
Sehingga pada saat berbuka semua sudah ada di ndalem kanjeng Nabi. Menurut kiai yang kerap menyisipi humor-humor dalam setiap ceramahnya itu makanan-makanan yang awalnya milik sahabat saat sudah didoakan Nabi maka menjadi makanannya Nabi.
“Jika sudah menjadi daharane (makanan, red) nabi. Sudah didoakan akan menjadi makanan yang barakah. Menjadi daging pun akan barakah. Dengan makanan barakah mesti mlebu suwargo (pasti masuk surga, red),” tegasnya.
Hal itulah yang menjadi alasan orang saleh zaman dulu membuat tradisi yang masih dilestarikan hingga zaman sekarang. “Ulama zaman tidak asal bikin tradisi tapi ada dasarnya,” paparnya.
Dalam pengajian yang dihadiri juga pengurus MWCNU Mlonggo, PCNU Jepara dan masyarakat umum serta pembacaan Maulid Simtut Durar bersama Habib Abu Bakar Assegaf itu dia menjelaskan sehingga sampai sekarang makanan yang enak-enak selalu hadir dalam maulid nabi.
Setelah dibacakan maulid makanan yang diperoleh dari maulid pun akan menjadi hal yang berkah. “Barokah neng jero awak (berkah di dalam tubuh, red),” tandasnya.
Dalam memperingati maulid nabi lanjutnya harus ingat bahwa Nabi itu rahmatan lil alamin. Memberikan rahmat untuk semesta.
“Pangkat wakilnya Allah lintas negara dan lintas benua bukan seperti pangkat lurah, bupati, gubernur dan presiden,” tambahnya.
Jika ada yang muludan terus dangdutan dan jathilan baginya tidak masalah. Mbah Zainuddin Mojosari Nganjuk Jawa Timur saat maulidan mengundang jathilan.
Selepas jathilan para pemain oleh Mbah Zen dikasih makanan berkah. Guru dari Mbah Wahab Hasbullah itu sebagaimana cerita Gus Muwafiq berharap tahun berikutnya para pemain sudah pensiun dari permainan tradisional dan mulai ngambah (datang) ke masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah. (sm)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025

7 Juli 2025 - 19:58 WIB

Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI

6 Juli 2025 - 13:14 WIB

Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus

5 Juli 2025 - 17:39 WIB

Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader

30 Juni 2025 - 20:50 WIB

Suasana Workshop Public Speaking Muslimat NU Jepara yang digelar di Mutia Vie Cafe & Resto, Senenan, Tahunan, Jepara, Sabtu (28/6/2025).

Ranting NU Demangan Catatkan Sejarah, Lantik Tiga Banom Sekaligus dalam Acara Lailatul Ijtima’

27 Juni 2025 - 11:45 WIB

Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

12 Juni 2025 - 09:54 WIB

Suasana penyembelihan hewan kurban Iduladha 1446 H di Majelis An-Nahdhoh Balekambang Jepara.
Trending di Kabar