nujepara.or.id-Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang saat ini memasuki tahun ke tujuh tidak lepas dari perjuangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu dikemukakan Wakil Rais Syuriyah PCNU Jepara KH Muharror Afif dalam Pengajian Umum yang dilaksanakan di Gedung MWCNU Kalinyamatan Jepara, belum lama ini.
“Peringatan Hari Santri yang semula tidak ada dan sekarang peringatan ke tujuh tidak lepas dari jasa perjuangan orang-orang yang mempunyai kapasitas kekuatan organisasi Islam misalnya PBNU, RMI, dan lain-lain,” jelasnya.
Untuk itu kepada hadirin pihaknya mengajak warga NU berterima kasih kepada Ulama karena di dalam tubuh NU ada Ulama. Dalam pengajian yang dilaksanakan memeringati Maulid Nabi dan Hari Santri kiai yang akrab disapa Muharror itu menjelaskan banyak ulama yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan RI tetapi tidak diketahui banyak orang.
“Misalnya KH Nawawi (pamanya Simbah KH Abdullah Salam Kajen Pati) yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan NKRI sampai beliau meninggal dunia, bahkan KH Nawawi dalam memperjuangkan kemerdekaan pernah ditembak oleh Belanda dan kena tubuhnya tapi malah tembus kena santrinya sehingga yang meninggal santri. Luka di tubuh KH Nawawi hanya cukup disembuhkan dengan daun dari tumbuh-tumbuhan,” paparnya.
KH Nawawi juga pernah dibuang oleh penjajah di sungai jembatan Ngebung Welahan Jepara. Selain KH Nawawi, ulama lain yang memperjuangkan kemerdekaan adalah KH Mahfudh Salam (bapaknya KH Sahal Mahfudh, yang pernah menjabat Rais Aam PBNU).
Ketua MWCNU Kalinyamatan, H Mufid menyatakan maksud dan tujuan pengajian dalam rangka maulid Nabi Muhammad SAW dan HSN adalah untuk mengingatkan kita tentang perjuangan nabi Muhammad dalam menyampaikan ajaran agama Islam di muka bumi ini.
“Selain itu juga untuk mengingat perjuangan para pahlawan dan ulama dalam mewujudkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Wujud dari mempertahankan kemerdekaan RI adalah fatwa dari simbah KH Hasyim Asy’ari tentang resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 2022. Salah satu isinya adalah setiap orang Islam wajib hukumnya untuk jihad melawan penjajah,” tambahnya.
Lewat resolusi jihad inilah para santri berhasil mengusir penjajah yang mau datang ke Indonesia. Untuk itu kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan dipertahankan oleh para pahlawan dan ulama harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
“Selanjutnya santri sebagai kader penerus bangsa harus mengembangkan potensi dirinya secara sungguh-sungguh sehingga bisa berperan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan Sekretaris PCNU Jepara K. Ahmad Sahil, jajaran Forkopimcam, dan Banom NU se-Kecamatan Kalinyamatan. (sm)