Menu

Mode Gelap
PC Muslimat NU Jepara Gelar Diklat Paralegal, Bentuk Pos Pengaduan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Fatayat Jepara Kota Lantik Kepengurusan 11 Ranting Baru Turba ke Ranting, MWCNU Nalumsari Targetkan Kinerja Lazisnu Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara Kisah Syekh Ihsan Al-Jampesi, Pengarang Kitab Sirojut Tholibin yang Menolak Tawaran Raja Mesir untuk Mengajar di Al-Azhar

Ansor · 27 Okt 2019 12:35 WIB ·

Hati-hati Warga Nahdliyin Jadi Sasaran Berdakwah HTI


 Hati-hati Warga Nahdliyin Jadi Sasaran Berdakwah HTI Perbesar

Kapolsek serta Danramil turut memeriahkan Seminar dan Bedah Buku NKRI Daulah Santri. (Foto: Khabib)

nujepara.or.id – Pukul sepuluh pagi, Sabtu (26/10) kemarin Ayik Heriansyah mantan kader HTI dan M Abdullah Badri Kader Ansor Jepara mengisi Seminar dan Bedah Buku “NKRI Daulah Santri; Menguliti Propaganda HTI” di Gedung MWCNU Bangsri Jepara.

Bedah buku yang diselenggarakan PAC GP Ansor Bangsri Jepara itu merupakan serangkaian acara Peringatan Hari Santri. Kegiatan diikuti 100an peserta dari NU dan banomnya, santri pesantren, Kapolsek, Danramil, serta Forkopimcam

Pada kesempatan itu, M. Abdullah Badri yang juga pemilik media Duta Islam menjelaskan sejarah munculnya HTI dan cita-cita pendiri Hizbut Tahrir mendirikan khilafah lintas negara.

Badri juga menyebutkan bahwa di dalam buku NKRI Daulah Santri menjelaskan essay bagaimana cara dan yang sudah dilakukan NU untuk mengcounter paham radikal seperti HTI.

Sementara itu, Ayik mantan HTI mengungkapkan dulunya anggota Hizbut Tahrir harus mengucapkan janji atau sumpah ketika dibaiat dan harus melaksanakan apa yang sudah menjadi pendapat Amir Hizbut Tahrir. “Ketika tidak dilaksanakan pasti mendapatkan sanksi,” tandasnya.

Ayik Heriansyah yang saat ini aktif menjadi anggota LTN PCNU Bandung membeberkan di saat sumpah baiat HTI dikatakan bahwa janji atau sumpah akan mengikat seseorang jika selama menjadi anggotanya.

“HTI lebih suka mencari sasaran dakwahnya kepada Nahdliyin ketimbang Muhammadiyah,” ungkapnya.

Mengapa begitu? “Karena NU itu strategis. Jika bisa menguasai kiai otomatis mempunyai pengaruh kepada santri-santrinya. HTI sangat licik perihal kekuasan, misalnya ada salah satu anggota HTI jika diberikan panggung dakwah pasti semua teman-temannya disuruh untuk mendapatkan posisi yang lain,” katanya.

Lajnah khas ulama adalah sayap HTI yang fungsinya merekut ulama dan kiai yang ada di pesantren. (Khabib)

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Satu Siswi MA NU Al-Mustaqim Lolos Tahap Pertama Program Inisiator Muda Moderasi Agama Madrasah Tahun 2023

8 Juni 2023 - 05:36 WIB

PAC GP Ansor Nalumsari Sosialisasikan Tantangan Kebangsaan

8 Juni 2023 - 05:25 WIB

Gerakan SIDoWaRaS MWC NU Tahunan: Bermula dari Data Terbitlah Dana

5 Juni 2023 - 10:42 WIB

Musyawarah Kerja MWCNU Nalumsari Tegaskan Sinergi Program Seluruh Banom

2 Juni 2023 - 16:04 WIB

Ida Lestari, S.H., M.H.Kabid Kebudayaan Disparta Jepara Buka Festival Memeden Gadhu ke 14 di Kepuk

2 Juni 2023 - 15:39 WIB

Satukan Komando, Satkoryon Banser Nalumsari Kumpulkan Para Komandan

2 Juni 2023 - 15:17 WIB

Trending di Kabar
%d blogger menyukai ini: