nujepara.or.id – Dalam rangka memperingati Haul Sultan Hadlirin ke-490 th 2023, sejumlah kegiatan digelar oleh pengurus Masjid dan Makam Astana Sultan Hadlirin. Dimana puncak kegiatan Pengajian Umum dilaksanakan pada Jum’at malam Sabtu (1 Desember 2023), bertempat dihalaman Masjid Astana Mantingan.
Hadir sebagai pembicara dalam pengajian umum, Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki Mustamar asal Malang. Sejumlah tokoh masyarakat dan tamu undangan dari unsur Pemerintahan juga turut hadir pada acara tersebut.
Dr. KH. Akhirin, pengurus Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan yang berkesempatan menyampaikan sambutan atas nama panitia mengucapakan terima kasih kepada seluruh jama’ah yang hadir.
Pada kesempatan ini juga ia sampaikan ikhwal terkait dengan ditetapkannya Ratu Kalinyamat yang merupakan istri dari Sultan Hadlirin, yang kini telah resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional RI.
“Alhamdulillah, sekarang masyarakat Jepara juga berbahagia. Di komplek makam ini, turut terbaring seorang pahlawan nasional perempuan yang gigih dan tangguh mempertahankan nusantara,” ungkapnya.
Selain pengajian umum, berbagai rangkaian kegiatan Haul Sultan Hadlirin ke-490 tahun 2023 juga ikut menyemarakkan arena antaranya Bazar UMKM expo, Lomba Rebana, Lomba Baca Kitab kuning dan beraneka ragam lomba santri.
“Tadi malam, berbagai grup terbang (red: Rebana) telon yang patut dilestarikan di sekitaran Mantingan Jepara juga ikut memeriahkan rangkaian Haul,” imbuhnya.
Sementara itu, KH. Marzuki dalam mauidhoh khasanah nya mengamanahkan kepada para pengurus NU dan jama’ah agar membimbing masyarakat di Jepara sesuai dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Terutama bagi mereka yang masih awam, tidak mengerti tentang dalil-dalil dan usul fiqh. NKRI ini merupakan produk final dan patut kita jaga bersama karena keberkahannya, hingga sekarang kita masih terjaga.
“NU sudah pasti Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariah Maturidiyah. Sedangkan mereka yang mengaku-ngaku itu tidak tafsili. Oleh karena itu, pastikan masyarakat yang tidak mengerti dalil, tidak khatam tafsir dan Bukhori Muslim, serta tidak paham ushul fiqih, pastikan mereka tetap bersama Nahdlatul Ulama,” tuturnya
Selain itu, Pengasuh PP Sabilur Rosyad, Gasek, Malang itu, juga mengamanahkan pengurus NU di Jepara agar memastikan masyarakat terbimbing sesuai dengan manhaj NU.
Tujuannya supaya wawasan berbangsa dan bernegara tidak kontra dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni tetap seperti Mbah Hasyim Asy’ari, Kiai Wahhab Hasbulloh, dan Kiai Wahid Hasyim.
“Kalau sampai masyarakat yang anti NKRI semakin kuat dan banyak, mereka akan merasa punya kekuatan melawan pemerintah, akhirnya terjadi perang saudara seperti di Yaman dan Sudan,” tegasnya.
Khazanah Islam nusantara di Indonesia juga dirasa telah sesuai dengan tuntunan sunah Rasulullah SAW, contohnya disini ada beliau-beliau Waliyullah Sultan Hadlirin, Ratu Kalinyamat. Mereka tidak menggunakan nama yang syar’i namun contoh peran mereka telah mencerminkan nilai-nilai Islam.
“Pengajian rutin, manaqiban, atau pun peringatan haul. Sebagai orang awam jika rajin ikut majelis-majelis meskipun ia telah meninggal maka pahalanya tetap mengalir sampai bertahun-tahun. Seperti ketika acara ini, ketika ada tahlilan, ada tawassul-nya ila jami’i jamaah sedoyo. Kalau tidak ikut majelis-majelis seperti ini siapa yang mau mendoakan,” tukasnya
Ulama kelahiran 22 September 1966 itu kembali menegaskan, bahwa masyarakat Jepara harus menjaga kearifan tersebut. Karena Jepara dikenal juga dengan tanahnya para Wali, banyak makam-makam Aulia yang tersebar dipenjuru Kota Ukir.
“Coba hitung saja, di Indonesia NU kini telah memiliki lebih dari 25 ribu pondok pesantren, khafidz Qur’an sekitar 100 ribu orang. Indonesia menjamin masyarakat bisa mandiri dengan berpegang teguh pada landasan NKRI,” tandasnya.
Selama masyarakat terus seperti itu, maka dijamin dengan berkah Waliyullah Sultan Hadlirin Mantingan semoga tetap aman Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofur.