Oleh: Kiai Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)
nujepara.or.id- Isra’ Mi’raj merupakan momentum kesadaran spiritualitas manusia sebagai hamba Tuhan. Juga momentum sebagai manusia yang berkemanusian.
Isra’ Mi’raj menghasilkan relasi “langit” di mana manusia sebagai hamba diperkenankan “menyapa” Tuhannya secara langsung. Dan bahkan berasa Tuhan membersamai hamba-Nya secara langsung melalui hasil dari Isra’ Mi’raj yaitu kewajiban menjalankan salat.
Salat adalah relasi dan interaksi seorang hamba dengan Tuhannya tanpa “hijab” yang dilakukan secara khusus baik waktunya maupun tata caranya sehingga memunculkan pencerahan spiritual yang berpengaruh terhadap mentalitas dan karakter hamba – Nya yang tangguh, kuat dan mandiri dalam menghadapi realitas dan tantangan kehidupan sehari hari.
Hal ini bisa berjalan karena dalam sistem hidupnya selalu termanifestasi bahwa Tuhan selalu bersama hamba – Nya.
Selanjutnya, makna Isra’ Mi’raj sebagai “spiritualitas langit” yang akan mempengaruhi perilaku “spiritualitas bumi” yaitu membentuk tatanan hidup yang selaras, damai tentram dan tertib dalam kehidupan bersama di dunia yang termaktub secara apik dalam teks suci.a
Salat sebagai “spiritualitas langit” mampu mencegah perilaku yang keji, buruk dan perbuatan negatif lainnya dalam kehidupan sehari hari.
Dari keterangan di atas, bahwa sungguh, pemaknaan Isra’ Mi’raj menghasilkan perilaku hidup yang berkualitas baik relasi langit dan bumi menjadi seimbang dalam menciptakan harmoni moralitas Ilahiyyat dengan moralitas insaniyyat dalam kehidupan sehari hari sebagai perwujudan tujuan hidup di dunia dan di akhirat yang penuh kebaikan dan mampu terhindar dari patologi sosial. (red)