Menu

Mode Gelap
Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU Dimakamkan di Mayong, Ini Kisah Raden Ayu Mas Semangkin Sang Senopati Perang Lereng Muria Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

Kabar · 13 Jun 2019 05:16 WIB ·

Katib Aam PBNU : Dunia Internasional Akui Keberadaan NU


 Katib Aam PBNU : Dunia Internasional Akui Keberadaan NU Perbesar

Pimpinan Unisnu Jepara sowan ke ndalem Gus Yahya di Leteh, Rembang.

nujepara.or.id – Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan yang menarik dan signifikan pasca pemilu tahun ini bukanlah hasil pemilunya, tetapi adanya as sawadul a’zham min ulama Nahdlatul Ulama yang jarang sekali terjadi dan menunggu bagaimana kelanjutannya. Selama ini, biasanya yang sering terjadi adalah akan terjadi sebuah sejarah baru ketika ada as sawadul a’zham para kiai NU.

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu As sawadul a’zham para kiai NU biasanya mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi yang tidak bisa dinalar.

Contoh yang telah terjadi dan tercatat dalam sejarah menurutnya, NU keluar dari Masyumi (khuruj minal jama’ah) kala itu. “Dan akhirnya tiba-tiba ternyata Masyumi dibubarkan. Sejarah selanjutnya mencatat pada masa-masa awal orde baru, permasalahan asas tunggal Pancasila dan masa era reformasi,” ungkapnya kepada rombongan Rektor dan Pimpinan Unisnu Jepara, Ahad (9/6/2019) lalu.

Dalam kegiatan halal bihalal yang berlangsung ndalemnya kompleks Pesantren Raudlatut Thalibin, Jl. KH Bisri Mustofa, Tawangsari, Leteh, Kec. Rembang, Kabupaten Rembang Gus Yahya lebih lanjut mengungkap tentang NU di mata Dunia Internasional.

“Saat ini dunia Internasional sudah mengakui keberadaan NU. Tokoh-tokoh dunia telah banyak yang menyatakan dan berpendapat tentang pentingnya keberadaan NU di antaranya, bahwa pendapat Dunia Internasional harus bekerjasama dengan NU.”

Salah seorang mantan duta besar Inggris untuk Arab Saudi juga pernah menyatakan untuk memperbaiki masalah terkait lslam, dunia harus mendengarkan pandangan NU. Tokoh lain juga menyatakan Inisiatif Internasional yang terkait dengan Islam dunia harus ada keterwakilan dari Nahdlatul Ulama.

Hal itu membuktikan, jika ada Panggung Internasional, NU sudah ada kursinya tinggal datang dan duduk memberikan suara dan gagasan, tidak lagi perlu “tingak-tingkuk” mencari kursi atau posisi.

“Selama ini, Islam Nusantara telah diakui sukses tapi tahapan selanjutnya harus masuk ke next level dalam rangka menawarkan dan mengembangkan kemajuan peradaban bangsa,” lanjutnya.

Mengapa “kalangan menengah ke atas” ada yang tertarik ke aliran-aliran radikal? Gus Yahya berpandangan, karena mereka mencari visi tentang progres, arahnya apa dan mencari apa. Lain halnya dengan NU yang narasinya lebih ke konservasi semisal mempertahankan NKRI Harga Mati, menjaga dan meneguhkan ahlussunah wal jama’ah.

“Maka sudah seharusnya bersama-sama kita harus berani meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban bangsa. Sebab yang dibutuhkan sekarang adalah membangun visi peradaban bangsa,” ungkap kiai yang juga keponakan Gus Mus ini. (az)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani

19 Juli 2024 - 15:01 WIB

NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU

16 Juli 2024 - 16:16 WIB

Prihatin Pengguna Transportasi Umum Menurun, Mahasiswa Unisnu Ciptakan Aplikasi JETA

14 Juli 2024 - 22:46 WIB

Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama

10 Juli 2024 - 11:52 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

YPM NU Jepara Boyong Empat Tropy Juara di Gebyar PAUD dan TPQ Tingkat Jateng

9 Juli 2024 - 09:41 WIB

Trending di Kabar