Menu

Mode Gelap
Hadapi Tantangan Dakwah di Era Globalisasi, PCNU Jepara Gelar Diklat “Madrasah Dakwah” Gelar JIA di UNISNU, Ajang Kompetisi Sains dan Inovasi Bagi Pelajar Jepara Dapur Ngabul Beroperasi, Awali Program Makan Bergizi Gratis di Jepara Kenalkan Kearifan Lokal Jepara, 5 Negara Terlibat di Program International Youth UNISNU Asah Kompetisi Bidang Pendidikan, FTIK UNISNU Sukses Gelar EduTechnoFest 2025

Kabar · 3 Nov 2020 06:33 WIB ·

Kemenperin RI Gandeng SMK Walisongo Pecangaan Dorong Terbentuknya Wirausaha Baru


 Kemenperin RI Gandeng SMK Walisongo Pecangaan Dorong Terbentuknya Wirausaha Baru Perbesar

nujepara.or.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia (RI) bersama Dinas Perindustrian Kabupaten Jepara menggandeng SMK Walisongo Pecangaan Jepara menggelar Bimbingan Teknis Wirausaha Baru Industri Kecil Menengah (WUB – IKM) untuk klaster batik bertempat di SMK Walisongo, Jalan Kauman No 1 Pecangaan Jepara yang berlangsung selama 4 hari Selasa – Jum’at (27-30/10).

Kegiatan yang dibagi menjadi dua sesi diikuti 15 peserta terdiri dari alumni dan masyarakat umum pelaku usaha batik.

Di hari pertama, dilaksanakan pembukaan via zoom meeting sekaligus pengenalan materi tentang WUB IKM. Untuk hari kedua sampai keempat adalah sesi pelatihan membatik.

Kepala SMK Walisongo Pecangaan, Ardana Himawan menjelaskan sekolahnya dipilih sebagai lokasi bimbingan teknis karena memiliki kompetensi keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil. “Yang unggulannya memang di batik tulis dan cap,” jelasnya.

Kegiatan tersebut lanjutnya untuk meminimalisir angka pengangguran. Di samping itu lanjut Ardana untuk memberikan pengetahuan kepada peserta pengelolaan bisnis yang profesional.

“Kami berharap setelah mengikuti Bimtek WUB IKM peserta bisa mengelola bisnis batik dengan lebih baik mulai dari perencanaan, proses produksi, pemasaran serta cara mengakses permodalan,” harap Ardana.

Kepala Seksi Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka Kemenperin RI, Rudy Arman Sinaga mengungkapkan produksi batik itu memerlukan proses rumit dan panjang. “Oleh karena itu sudah sepatutnya dihargai dengan harga yang tinggi, ” ungkap Rudy.

Rudy juga menambahkan untuk menghargai hasil karya perajin batik di beberapa instansi diwajibkan memakai batik dan diutamakan batik tulis. “Ini adalah salah satu bentuk penghargaan kepada produksi batik. Semoga ke depan produksi batik semakin berkembang dan bernilai jual tinggi,” harap Rudy.

Salah satu peserta, Risa menyatakan bahwa membatik merupakan kegiatan yang menyenangkan. Dijelaskan Risa alumnus SMK Walisongo ini selain sebagai sarana untuk melestarikan budaya juga sebagai wahana untuk melatih kreativitas membatik.

“InsyaAllah pengetahuan dari Bimtek ini akan saya kembangkan lagi utamanya kreativitas membatik,” pungkasnya. (sm)

Artikel ini telah dibaca 334 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Hadapi Tantangan Dakwah di Era Globalisasi, PCNU Jepara Gelar Diklat “Madrasah Dakwah”

27 Februari 2025 - 23:59 WIB

Sebanyak 30 peserta Madrasah Dakwah yang diselenggarakan PCNU Jepara foto bersama usai kegiatan, Kamis (27/2/2025)

Dapur Ngabul Beroperasi, Awali Program Makan Bergizi Gratis di Jepara

18 Februari 2025 - 19:13 WIB

Kenalkan Kearifan Lokal Jepara, 5 Negara Terlibat di Program International Youth UNISNU

18 Februari 2025 - 11:17 WIB

Asah Kompetisi Bidang Pendidikan, FTIK UNISNU Sukses Gelar EduTechnoFest 2025

18 Februari 2025 - 11:04 WIB

Ribuan Warga Ikuti Sepeda Santai Harlah NU ke-102 di Desa Bulungan

9 Februari 2025 - 18:37 WIB

Produsen Miras Jadi Sponsor Event, Pengkhianatan Komitmen Pemberantasan Miras di Jepara

6 Februari 2025 - 20:13 WIB

Trending di Headline