nujepara.or.id – Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Karimunjawa Jepara kini memiliki kepengurusan yang baru saja dilantik. Istimewanya, pelantikan kali ini dihadiri langsung oleh Rois Syuriyah PWNU Jateng dan sejumlah pengurus PCNU Jepara.
KH Ubaidillah Shodaqoh selaku Rois Syuriyah PWNU Jateng hadir secara langsung di pulau Karimunjawa, Jepara yang dikenal akan keindahan pantai pasir putih dan biota bawah lautnya tersebut. Selain untuk melantik jajaran pengurus MWC NU setempat, juga ingin mengenal lebih dekat pulau yang menjadi pusat dakwah Syekh Amir Hasan atau yang dikenal dengan Sunan Nyamplungan.
Acara pelantikan dilaksanakan di Masjid Baitul Muttaqin Karimunjawa pada Jum’at (14/10/2022) malam. Turut hadir dalam pelantikan, jajaran pengurus PCNU Jepara antaranya Katib Syuriyah KH. Nasrullah Huda dan Sekretaris PCNU K. Ahmad Sahil atau yang biasa disapa Gus Sahil.
Dalam kesempatan ini, K. Rokiman secara resmi dilantik sebagai Rois Syuriyah dan Ustadz Khulafaur Rosyidin sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Karimunjawa masa khidmat 2022-2027. Pada kesempatan ini, juga telah dilantik kepengurusan PAC Muslimat NU Karimunjawa oleh Ketua Muslimat NU Cabang Hj. Noor Ainy.
“Kami berharap momen ini (pelantikan, red) mampu menjadi pijakan awal MWC NU Karimunjawa untuk bergerak menjalankan organisasi dengan semangat dan senantiasa dalam koordinasi,” ujar Gus Nasrullah dalam sambutannya.
Kedepan, MWC NU Karimunjawa diharapkan bisa segera mengukuhkan pengurusan Ranting NU di kepulauan, antaranya Pulau Parang, Pulau Genting dan Pulau Nyamuk.
Ketua PCNU Jepara yang diwakili oleh Sekretaris Gus Sahil mengungkapkan, pelantikan pengurus NU harus mampu menjadi momentum konsolidasi organisasi NU di Kecamatan Karimunjawa. Melihat potensi yang ada, diharapkan NU memiliki peran strategis dalam membangun Karimunjawa. Apalagi dalam menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2022.
“Apalagi dalam waktu dekat ini, akan diselenggarakan berbagai rangkaian kegiatan Hari Santri. Salah satunya apel Hari Santri di Bandengan bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, kami harapkan di Karimunjawa juga turut memeriahkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Mbah Ubaid berpesan sebagai organisasi besar, NU dan pemerintah merupakan mitra sejajar. NU merupakan representasi ulama, sedangkan pemerintah merupakan Umaro. Sudah sepatutnya saling berkolaborasi, apalagi dalam rangka pembangunan SDM berbasis keumatan.
“Hendaknya keduanya dapat musyawarah untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat,” tegas Mbah Ubaidillah saat memberikan Mauidhoh Hasanah.
Ia menambahkan, NU selalu berkomitmen pada NKRI harga mati, karena NKRI merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa, guna mencapai tujuan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.
“Bukan untuk memusuhi apalagi melawan pemerintah. NU hadir untuk membantu pemerintah untuk mensejahterakan umat melalui lembaga pendidikan, ekonomi, pertanian, dan lain-lain. Kalau melihat potensi wisata yang ada, harapan saya tetap menjaga aspek religiusnya,” terangnya.
Sembari berkunjung ke karimunjawa, Mbah Ubaid juga berkesempatan untuk bertadabbur alam (merenung dengan alam) atas nikmat keindahan alam dari pulau paling utara di Jawa tersebut.
Antaranya mengingat kembali dakwah para ulama zaman dahulu dengan berziarah ke Makam Sunan Nyamplungan, melihat indahnya pantai kala sunset, serta melihat aneka ragam biota bawah laut Karimunjawa.
“Subhanallah, Indahnya pulau ini. Semoga Allah selalu menjaga kelestarian dan keindahannya,” celetuk Mbah Ubaid saat ikut menyusuri perjalanan di Karimunjawa bersama rombongan. (Hn)
