Menu

Mode Gelap
Langkah Pencegahan Perundungan dan Kekerasan di Sekolah, Dosen PGSD UNISNU Jepara Gelar Workshop UNISNU Gelar ECoBESC 2024, Rektor : “Transformasi Ekonomi Digital menawarkan Peluang Besar bagi Generasi Muda” Rawon Ansor Tahunan Serius Perkuat Kaderisasi dan Penguatan Kemandirian Ekonomi Kader Hari Santri Nasional 2024, Ini Pesan dan Harapan Rais Syuriah PCNU Hingga Pj Bupati Jepara  Baznas Jepara Salurkan 400 Paket Sembako untuk Cegah Stunting

Khutbah · 20 Apr 2023 20:15 WIB ·

Khutbah Idul Fitri 1444 H: Jangan Sampai Amal Kita Sia-sia


 Shalat Idul Fitri (google.com) Perbesar

Shalat Idul Fitri (google.com)

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ – اللَّهُ اَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ . اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا والْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ, لا إلهَ إِلَّا اللهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَسْبَغَ عَلَى عِبَادِهِ نِعَمَهُ وَعَطَايَاهُ، وَهَدَاهُمْ إِلَى الْحَقِّ بِمَواعِظِهِ وَوَصَايَاهُ, أَشْهَدُ أن لا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أما بعد: فيَا أَيُّهَا المُسْلِمُونَ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِى السّرّ وَ العِلَن ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jama’ah shalat id Rahimakumullah

nujepara.or.id – Kalimat takbir, tahlil dan tahmid tadi malam berkumandang dimana-mana,
sebagai pertanda sukacita kita semua dalam mengagungkan, mensucikan
dan memuji Allah SWT. Seiring selesainya ibadah puasa Ramadhan 1444 H,
kita semua memasuki bulan syawal yang diawali dengan kegiatan idul fitri
sebagai hari kemenangan dan peningkatan amal ibadah.

Dinamakan Idul Fitri sebagai hari kesucian karena pada hari itu, Allah
mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang telah bersungguh-sungguh
melaksanakan puasa dengan iman, bertaubat dan mengharap ridha Allah,
sehingga keadaannya bagaikan bayi yang baru lahir, tidak mempunyai salah
dan dosa.

اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ

Jama’ah shalat id yang dirahmati Allah

Pada hari raya Idul Fitri itu, anak-anak, muda dan tua; semuanya dapat
merasakan kegembiraan. Pakaian yang indah, makanan yang lezat dan rasa
persaudaraan kembali terpatri dengan semangat untuk saling memaafkan,
saling mengasihi dan peduli.

Namun demikian, di saat kita merasakan kegembiraan yang berlimpah,
mungkin diantara saudara-saudara kita ada yang tidak dapat turut serta
merasakan kebahagiaan, karena pada hari ini sedang menerima cobaan
berupa sakit. Oleh karena itu kita berdo’a semoga Allah segera memberikan
kesembuhan kepada mereka.

Demikian pula kepada saudara-saudara kita yang pada tahun ini ditimpa
suatu musibah baik bencana alam berupa tanah longsor, gunung meletus,
gempa bumi dan musibah-musibah lainnya. Mudah-mudahan mereka diberi
kekuatan iman untuk segera bangkit dari keterpurukan, serta mempunyai
semangat untuk menerima karunia-karunia Ilahi yang Insya Allah, lebih baik
lagi.

اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ

Jama’ah shalat id yang berbahagia

Hari raya idul fitri, juga dinamakan hari kemenangan karena pada hari itu kita
sekalian telah lulus dalam ujian keimanan, yaitu melawan hawa nafsu dan
menahannya dari kehendak yang mengarah pada ucapan dan perilaku yang
tidak baik.

Meskipun demikian kita tidak boleh lengah, karena iblis senantiasa
mengancam iman dan menjerumuskan kehidupan kita dalam kehancuran
dan siksa Allah SWT. Sebaliknya kita harus mempertahankan kemenangan ini
bahkan harus bisa meningkatkan amal ibadah kita. Oleh karenanya kita
harus waspada terhadap tipu daya Iblis dan hawa nafsu agar iman
senantiasa mantap, beramal shalih dan menghindarkan kebangkrutan amal.

Semua ibadah yang kita lakukan, termasuk puasa Ramadhan, tentu
bertujuan agar Allah memberi pahala kepada kita. Namun demikian, ibarat
menanam benih, tanaman tersebut belum tentu menghasilkan buah yang
baik. Bahkan belum sampai tumbuh dan berkembang, tanaman tersebut
sudah rusak, sehingga kita tidak memperoleh hasil apapun dari bibit yang
kita tanam. Atau seperti orang yang berdagang, sekalipun sudah
mengeluarkan modal yang sangat besar, namun tidak memperoleh hasil
sedikitpun, bahkan modalnya habis.

Apa sebabnya amal ibadah kita rusak dan tidak membuahkan hasil?

Rasulullah SAW menunjukkan bahwa kita bisa kehilangan pahala alias
bangkrut. Padahal kita sudah mengerjakan shalat, puasa, zakat, haji dan
ibadah lainnya.

Imam Bukhari meriwayatkan sebagai berikut :

هَلْ تَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ ” قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعٌ، قَالَ: “إِنَّ الْمُفْلِس مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصِيَامٍ وَصَلاةٍ وزكاة وَصَدَقَةٍ، وَيَأْتِي قَدْ ظَلْمَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَضَرَبَ وسفك دم هَذَا، وَشَتَمَ هَذَا ، فَيَقْعُدُ، فَيُقْتَصُّ لِهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَلِهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ الَّذِي عَلَيْهِ مِنَ الْخَطَايَا أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطْرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ بِهِ فِي النَّارِ

Suatu ketika Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat,
“Tahukah kalian apakah muflis itu?” Para sahabat menjawab, “Wahai
Rasulullah, menurut kami, yang dimaksud muflis adalah orang yang sama
sekali tidak memiliki uang sepeserpun dan tidak pula memiliki
ladang/kebun.” Rasulullah SAW bersabda :“Yang dimaksud muflis dari
umatku adalah orang yang datang menghadap Allah di hari kiamat dengan
membawa pahala puasa, shalat, dan zakat/shadaqah. Dan dia juga
membawa dosa yang pernah dikerjakan di dunia yaitu: berbuat dzalim,
memakan harta orang lain, memukul dan mengalirkan darah serta mencela
orang lain. Kemudian orang-orang yang pernah disakiti/didzalimi waktu di
dunia itu menuntut/mengambil amal kebaikannya. Apabila amal
kebaikannya sudah habis sebelum urusannnya selesai dengan orang-orang
yang pernah disakiti, maka dosa-dosanya orang yang pernah disakiti,
dibebankan pada orang muflis tersebut dan kemudian si muflis dilemparkan
ke dalam Neraka.”

Jama’ah shalat id rahimakumullah

Kita semua mungkin menjadi seorang muflis. Hal ini dikarenakan perbuatan
dzalim yang dilakukan dalam hubungan keluarga, pekerjaan, bertetangga
dan bermasyarakat, atau menyakiti, mencela, merampas hak orang lain dan
menumpahkan darah.

Ketika kita mencela, memfitnah dan menyakiti orang lain, melakukan
tindakan kekerasan atau hal lain yang menyebabkan orang lain terluka dan
celaka, maka perilaku ini pun dapat dikategorikan sebagai perilaku dzalim.

Orang-orang yang disakiti, dirampas haknya dan tidak mampu menuntut
balas di dunia atau tidak memperoleh keadilan di dunia; di akhirat, mereka
akan menuntut orang-orang yang telah mendzaliminya, sampai akhirnya
para pelaku kedzaliman itu bangkrut sehingga tidak memiliki sesuatupun
untuk menebus kedzalimannya. Akhirnya Allah melemparkannya ke dalam
neraka.

Di neraka itulah semua kengerian yang tidak pernah dijumpai di dunia akan
dirasakan, sebagai balasan atas kedzalimannya di dunia.

Hendaknya kita berhati-hati karena seluruh anggota tubuh kita bisa terlibat
dalam kezaliman. Bila kedzaliman fisik ditunjukkan dengan tindakan
kekerasan fisik hingga menumpah darah, maka kezaliman hati antara lain
adalah buruk sangka, iri, dengki, benci yang tidak beralasan, dendam dan
menyombongkan diri.

Kezaliman mata, hidung dan telinga bisa dalam bentuk memperhatikan
kesalahan atau keburukan orang lain tapi tidak memperhatikan kesalahan
diri sendiri. Kedzaliman lidah adalah kata-kata kotor, pelecehan, penghinaan
dan ghibah. Kezaliman yang dilakukan tangan menyakiti, melukai, merampas
hak orang lain dan sebagainya.

اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ

Jama’ah shalat id rahimakumullah

Setiap kedzaliman pasti akan mendatangkan bahaya di dunia dan akhirat.
Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah mengatakan, “Di antara yang perlu
diketahui adalah bahwa dosa dan kemaksitan itu membahayakan. Dan tidak
diragukan lagi bahayanya terhadap hati bagaikan bahaya racun terhadap
tubuh.”

Dosa kedzaliman juga memiliki bahaya yang sangat besar bagi kehidupan.
Bahayanya mungkin tidak terjadi seketika, melainkan dari waktu ke waktu
atau secara perlahan-lahan. Di antaranya adalah munculnya bencana dan
malapetaka di dunia. Dalam sebuah riwayat dari Ummu Salamah, Rasulullah
saw. bersabda:

إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَاصِي فِي أُمَّتِي عَمَّهُمُ اللَّهُ بِعَذَاب، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَمَا فِي النَّاسِ يَوْمَئِذٍ نَاسٌ صَالِحُونَ، قَالَ: بَلَى، قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ أُولَئِكَ؟، قَالَ: يُصِيبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسَ ثُمَّ ُيصِيرُونَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَان

Artinya:
“Jika kemaksiatan merajalela di tengah umatku, Allah pasti menimpakan
secara merata adzab dari sisi-Nya.” Aku (Ummu Salamah) bertanya, “Tidak
adakah di tangah mereka saat itu orang-orang shaleh?” Rasulullah saw.
Menjawab, “Ada.” Aku bertanya, “Lalu apa yang dilakukan terhadap mereka
yang shaleh itu?” Rasulullah saw. Menjawab, “Akan menimpa mereka apa
yang menimpa orang-orang pada umumnya, kemudian mereka
mendapatkan ampunan dan keridhaan dari Allah.” (HR. Thabarani).

Jama’ah shalat id yang dirahmati Allah

Akibat lain dari perilaku zalim yang merajalela adalah hilang barakah dan
kesejahteraan. Di antaranya adalah terjadinya bencana dan malapetaka
yang makin sering terjadi yang menunjukkan semakin banyak potensi
kesengsaraan, kehilangan rasa aman, kesentosaan, keadilan, harapan dan
berkurangnya kesejahteraan.

Oleh karena itu dalam konteks sosial, kedzaliman yang dilakukan seseorang
bisa berakibat menyengsarakan banyak orang. Misalnya, penggundulan
hutan dan monopoli ekonomi. Sekalipun penggundulan hutan dilakukan oleh
segelintir orang, namun akibatnya akan dirasakan banyak orang. Sekalipun
hanya segelintir orang yang melakukan kedzaliman ekonomi, misalnya
korupsi dan manipulasi, namun dampaknya dirasakan oleh semua orang.

Sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW,” Siapakah orang Islam yang paling
utama ?.” Beliau menjawab,”

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا
نهى اللهُ عَنْهُ

Artinya :
“Orang Islam adalah orang yang memberikan rasa tenteram atau
keselamatan kepada sesama muslim dari lisan dan tangannya. Dan orang
yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang menjadi
larangan Allah.” (HR. Bukhari).

Sabda Rasulullah ini, merupakan petunjuk yang sangat berharga bagi kita
semua. Bahwasanya sumber kedzaliman adalah ketidakmampun menjaga
lisan dan anggota badan serta tidak mau meninggalkan larangan Allah.

اللَّهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ – اللهُ أَكْبَرُ

Apabila sudah terlanjur mengerjakan kemaksiatan atau kedzaliman, tidak
ada lain yang menghapusnya selain segera bertaubat atau meminta maaf
kepada orang yang pernah dizalimi. Sebab, kemaksiatan atau kedzaliman
yang belum ditaubati akan menghilangkan pahala amal ibadah yang telahm
dikerjakan, bahkan menghalang-halangi seseorang masuk ke dalam surga
yang penuh kenikmatan.

Maka pada hari raya Idul Fitri ini, marilah kita jadikan sebagai momentum
untuk meminta dan memberi maaf, mengikis dendam, menumbuhkan
kepedulian, kasih sayang dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,
sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang bangkrut. Sebaliknya kita
menjadi orang-orang yang beruntung dan diberkahi.

Demikianlah khutbah Id ini, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang
yang beruntung, senantiasa mampu menebarkan kerukunan, kepedulian,
berlapang dada serta mampu menahan diri dari kedzaliman lisan dan
perbuatan. Semoga Allah menerima dan tidak menyia-nyiakan amal ibadah
kita semua. Âmin Yā Rabb al- ālamįn.

جَعَلْنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَادْ خَلْنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّلِحْيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

الخطبة الثانية

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ ولله الْحَمْدُ

الْحَمْدُ لِلهُ الَّذِي أَمَرَنَا بِالْاِتِّحَادِ وَالاِعْتِصَامِ بِحَبْلُ اللَّهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ عِبَادَ الله اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي، يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوْا صَلَّوْا عَلَيْهِ وَسَلّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ صَلَّ وَسَلّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وَلَاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَة والمُشركين وأعل كَلِمَتَكَ إلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسلِمَاتِ وَالْمُؤمِنينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الحاجاتِ. اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وانتَ خَيْرُ الفاتحين

للَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشْنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةَ لَنَا مِنْ كُلَّ شَرَ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَادْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارَ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَائِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوَاهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(PC LDNU Kabupaten Jepara)

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

KHUTBAH IDHUL FITRI 2023

20 April 2023 - 13:05 WIB

Khutbah IdulFitri2023 (freepikcom-sketchepedia)

Pentingnya Memilih Pemimpin yang Amanah

4 November 2022 - 00:14 WIB

Khutbah Jum’at – Persiapan Menyambut Ramadhan

9 April 2021 - 13:24 WIB

Khutbah Jum’at – Bagaimana Menyikapi Musibah?

10 Februari 2021 - 14:06 WIB

Khutbah Idul Adha 1441 H : Hakekat Berkorban di Masa Pandemi (Bahasa Jawa)

28 Juli 2020 - 11:08 WIB

Khutbah Idul Fitri 1441 H : Keshalihan Ukhrowi Langkung Wigati (Bahasa Jawa)

23 Mei 2020 - 11:37 WIB

Trending di Khutbah