nujepara.or.id – Konferensi MWC NU Nalumsari digelar Sabtu (18/2/2023) bertepatan dengan peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini. Konferensi ini digelar untuk memilih Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWC NU Nalumsari periode 2023 – 2028.
Kegiatan ini merupakan suksesi dan sekaligus estafet ke-7 kepemimpinan NU di wilayah Kecamatan Nalumsari. Hadir dalam kegiatan ini, Rois Syuriah PCNU Jepara, KH. Khayatun Abdullah Hadziq, Katib Syuriyah Kiai M. Nasrullah Huda, dan Sekretaris Tanfidziyah, Kiai Ahmad Sahil.
Turut hadir juga jajaran Forkopimcam Nalumsari mulai dari Camat, Kapolsek, Komandan Koramil Mayong, Kepala KUA Nalumsari, serta seluruh lembaga dan badan otonom (banom) NU di bawah naungan MWC NU Nalumsari. Sebanyak 17 pimpinan ranting NU se-Nalumsari juga hadir dengan masing-masing tiga pengurus unsur tanfidziyah dan dua unsur syuriyah.
Ketua panitia Konferensi MWC NU Nalumsari Ali Mansyur mengatakan ada serangkaian kegiatan pra-konferensi yang digelar sebelum kegiatan pada Sabtu ini. Serangkaian kegiatan itu mulai dari istighosah, ngaji organisasi, ziarah masal, tahlil masal, donor darah, apel 5000 kader seabad NU, bazar, dan jalan sehat.
“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Keberhasilan berbagai kegiatan itu tentu atas dukungan dari banyak pihak. Terutama para pimpinan ranting dan lembaga NU yang ada di Nalumsari,” kata Ali Mansyur.
Pihak panitia memang sengaja mendesain konferensi MWC NU Nalumsari dengan serangkaian pra konferensi. Tujuannya agar masyarakat, khususnya warga nahdliyin di Nalumsari mengetahui hajatan suksesi yang sekaligus proses estafet kepemimpinan MWC NU ini digelar saat momentum terbaik yakni memasuki abad kedua NU.
“Semoga momentum itu juga menjadi spirit untuk kebangkitan NU, terlebih di Nalumsari,” ujarnya.
Sekretaris panitia dan wakil sekretaris tanfidziyah MWC NU Nalumsari, Zaenal Anwari menambahkan tugas dan program serta tantangan kepengurusan MWC NU periode lima tahun mendatang akan lebih dinamis. Sebab ada beberapa progam yang harus dilakukan akselerasi dan sekaligus dituntaskan.
Ia mencontohkan seperti progam penyelesaian renovasi gedung MWC NU Nalumsari, dukungan pembangunan RSNU PCNU Jepara melalui gerakan wakaf bersama, sinergi kelembagaan, termasuk program pengkaderan yang sudah diamanatkan dari pusat.
Sejumlah isu strategis itu dibahas dalam tiga komisi. Komisi A pembahasan organisasi dipimpin oleh Baedlowi, Komisi B berkaitan program kerja dipimpin oleh Sukamtor, dan Komisi C untuk rekomendasi dipimpin oleh Muhammad Sholeh.
Setelah penyampaian pleno hasil dari setiap komisi, baru digelar proses suksesi kepemimpinan MWC NU Nalumsari. Proses pemilihan kepengurusan untuk syuriyah dan tanfidziyah dilaksanakan dengan sangat lancar.
Pemilihan Rois Syuriyah MWC NU Nalumsari diawali dengan pengusulan nama-nama dari seluruh peserta konferensi. Muncul 16 nama calon Ahlul Hallai Wal Aqdi (AHWA), yang kemudian dipilih lima calon suara terbanyak. Masing-masing adalah Kiai Nurkhan, Kiai Zainuddin, KH. Hayatun, H. Afif, dan H. Shonhaji.
Bersamaan dengan kumandang adzan dzuhur, kelima anggota AHWA mengumumkan kesepakatan bahwa Kiai Nurkhan sebagai Rois Syuriyah MWC NU Nalumsari. Setelah pengumuman Rois Syuriyah, dilakukan pemilihan ketua tanfidziyah melalui pemungutan suara satu putaran yang tak lebih dari setengah jam.
Sebanyak 14 suara dari pimpinan ranting memilih Habib Sholeh Al Jufri, sedangkan 3 suara lain memilih Ali Mansyur. Sebagaimana tata tertib yang menetapkan bahwa calon paling sedikit didukung lima suara, maka secara bulat Habib Sholeh ditetapkan sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Nalumsari. Kiai Nurkhan menggantikan Rois Syuriah yang lama Kiai Zainuddin, M.Pdi. Sedang Habib Sholeh menempati posisi Kiai Zaimuddin, ST.
“Semoga hasil konferensi yang terlaksana dengan sangat baik pada hari ini, memberikan semangat baru untuk menggerakkan seluruh warga NU Kecamatan Nalumsari dalam keberjamaahan,” tandas Zaenal Anwari. (yw/nl)