Menu

Mode Gelap
Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU Dimakamkan di Mayong, Ini Kisah Raden Ayu Mas Semangkin Sang Senopati Perang Lereng Muria Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

Headline · 18 Mar 2024 23:03 WIB ·

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)


 Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit. (Foto: Google). Perbesar

Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit. (Foto: Google).

nujepara.or.id- Pertarungan dramatis dua senopati pilih tanding antara Adipati Terung Pecathanda/Raden Kusen (Majapahit) dan Sunan Ngudung/Usman Haji (Demak) di medan laga membuat moral pasukan santri Demak runtuh seketika mengetahui Sunan Ngudung gugur dalam pertempuran. Dalam catatan sejarah, Sunan Ngudung dimakamkan di Trowulan.

Padahal sebelumnya, saat putra mahkota Majapahit Raden Andyaningrat kalah melawan Sunan Ngudung pasukan Majapahit dibuat kecut, dan sempat berniat untuk mundur. Bahkan beberapa keluarga Majapahit yang sudah beragama Islam tampak segan untuk melawan Sunan Ngudung.

Dalam Serat Kandaning Ringgit Purwaning Ringgit Purwa menguraikan para prajurit Majapahit yang beragama Islam melaporkan gugurnya Raden Andyaningrat kepada raja. Dalam kemarahannya, Raja Majapahit memerintah Adipati Klungkung untuk memimpin perang. Namun, putra-putra raja yang sudah memeluk Islam menyatakan tidak akan ikut berperang dan akan kembali ke negara masing-masing (Agus Sunyoto, 2018 : 350).

Setelah gugurnya Sunan Ngudung di tangan Raden Kusen, Panglima Perang serta Imam Besar Masjid Demak beralih ke tangan Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Masih dalam Serat Kandaning Ringgit Purwaning Ringgit Purwa, Raden Ja’far Shodiq melanjutkan misi menggempur Majapahit. Kali ini dirinya bertindak sebagai Panglima Perang Demak menggantikan ayahnya, Sunan Ngudung.

Bersama barisan santri yang bernama Laskar Syuranata, Raden Ja’far Shodiq bergerak menuju Majapahit. Kali ini beberapa pusaka masyhur dibawa Raden Ja;far Shodiq menuju medan pertempuran. Sunan Giri memberi pusaka Ki Suradadi, Sunan Gunung Jati memberi badhong (golok) bertuah, Arya Damar Adipati Palembang memberikan peti keramat yang bisa mengeluarkan badai dan hujan serta memunculkan pasukan siluman (Agus Sunyoto, 2018).

Mendengar kabar pasukan Demak bergerak menuju Majapahit dengan dipimpin oleh Raden Ja’far Shodiq, Adipati Terung menetapkan hati untuk tidak mau melawan menantunya sendiri. Bahkan prajurit Majapahit yang beragama Islam berada di barisan paling belakang. Hal ini benar-benar membuat moral prajurit Majapahit runtuh sebelum bertempur. Apalagi mendengar kabar Raden Ja’far Shodiq membawa pusaka-pusaka masyhur, tambah kecut nyali prajurit Majapahit.

Pertempuran antara pasukan Majapahit melawan Demak dimenangkan oleh prajurit Demak dengan mudah. Pusaka-pusaka Majapahit diangkut ke Demak setelah empat puluh hari ditempatkan di Giri Kedhaton. Adipati Terung yang tidak lain adalah mertua dari Raden Ja’far Shodiq dikisahkan ikut dibawa ke Demak dan diampuni. Arya Terung, putra Adipati Terung diangkat oleh Sultan Demak sebagai Adipati Sengguruh dan adiknya yang bernama Arya Balitar diangkat sebagai Adipati Blitar.

Kedua wilayah tersebut menjadi wilayah bawahan Demak. Sisa-sisa kekuatan Majapahit yang tersingkir konon masih bertahan di kaki Pegunungan Tengger-Semeru dalam waktu yanng cukup lama. Dan beranak pinak hingga saat ini. (red)

Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani

19 Juli 2024 - 15:01 WIB

NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU

16 Juli 2024 - 16:16 WIB

Prihatin Pengguna Transportasi Umum Menurun, Mahasiswa Unisnu Ciptakan Aplikasi JETA

14 Juli 2024 - 22:46 WIB

Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama

10 Juli 2024 - 11:52 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

YPM NU Jepara Boyong Empat Tropy Juara di Gebyar PAUD dan TPQ Tingkat Jateng

9 Juli 2024 - 09:41 WIB

Trending di Kabar