nujepara.or.id- Bahtsul Masail yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdatul Ulama (LBMNU) Jepara, sempat diwarnai adu mulut antara peserta dengan moderator. Diduga, hendak berargumen namun telah ditaslim (tutup) moderator.
Agenda yang diselenggarakan di di Pondok Pesantren (PonPes) Putra Darussa’adah Desa Bugel, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara ini, dimoderatori oleh Shobirin, sementara peserta dari delegasi perwakilan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Jepara.
Pada kesempatan itu, salah satu peserta MWC hendak memberikan tanggapan atau pernyataan. Namun, dari pihak moderator sudah taslim sehingga menimbulkan adu mulut kepada moderator maupun antar peserta lain.
Bagi Ketua PC LBMNU Jepara, Amiruddin merupakan hal lumrah dalam Bahtsul Masail. Adu mulut, cek cok sampai debat dianggap sebagai pernak-pernik sewaktu musyawarah -pembahasan persoalan.
“Sebenarnya, mekanismenya dibahas dulu. Melalui moderator persoalan dijelaskan. Kemudian Muharrir (perumus) menyampaikan ke Mushohih (pembenar/penguat). Sudah digedok oleh moderator, tapi peserta mau menambahi, berarti akan dimasukkan besoknya lagi,” papar Amiruddin, Sabtu (15/7/23) pagi.
Peserta yang ingin menambahi, kata dia, dari MWC Nalumsari. Ke depannya, usulan dari MWC yang tidak tercover sewaktu Bahtsul Masail kali ini, bakal dimasukkan dalam pembuatan buku fiqh LBMNU.
Pada kesempatan itu, sedikitnya terdapat tiga tema yang dibahas, yakni tahqiq (pemeriksaan) kategori faqir miskin era sekarang (dari PC LBMNU Jepara), pemanfaatan wakaf di luar akad (dari MWC Karimunjawa), dan problematika ibadah haji (dari LBM MWC Keling).
Ihwal Bahtsul Masail, bagi Amiruddin adalah ruhnya NU. Hal tersebut, juga menjadi tradisi NU dalam membahas beragam persoalan pelik soal syariat yang mengudara di lingkungan warga nahdliyin.
Sementara itu, turut dihadiri Pelaksana Harian (Plh) Tanfidziyyah PCNU Jepara Zaenuri Toha, Sekretaris Tanfidziyyah PCNU Jepara Ahmad Sahil, Sekretaris LBMNU Jepara Muhammad Nadhif, dan Ketua MWCNU Kedung Ahmad Afif. (red)