JEPARA – Sebuah kegiatan masyarakat akan menjadi dokumentasi berharga untuk waktu yang lama apabila ditulis menjadi sebuah berita yang utuh. Tulisan tersebut akan mampu bertahan lama, yang nantinya dapat dibaca oleh anak cucu sebagai generasi penerus. Bahkan informasi tersebut menjadi berharga untuk dipelajari. Dari dokumentasi tulisan itu pula, sejarah akan terbaca.
Hal itu disampaikan Muhammadun Sanomae, ketua pengurus cabang Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jepara saat menjadi narasumber Pelatihan Jurnalitik dan Manajemen Informasi yang diikuti perwakilan pengurus MWC, Banom dan Lembaga dilingkungan NU Jepara, Ahad (29/5) di lantai 1 gedung NU Jepara.
Menurut Muhammadun, penyebaran informasi yang dilakukan pada era media sosial yang berkembang pesat ini menjadikan setiap orang mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang mereka jalani dengan mudah. Kebanyakan orang merasa cukup puas dengan mengunggah foto hasil jepretan kegiatan melalui akun media sosial yang mereka miliki. Padahal penyebaran informasi semacam itu sangat disayangkan karena dalam waktu dekat akan tertindih ribuan bahkan jutaan penyebaran informasi serupa. Informasi pun tidak tersampaikan secara utuh dan hanya akan diingat dalam hitungan jam.
Bahkan lanjut Muhammadun, banyak informasi yang tersebar tidak mendapatkan konfirmasi yang benar. Bisa jadi kinformasi tersebut hanya sebuah isu yang tidak terkontrol. Sehingga seringkali menjadikan publik gelisah karena berita yang salah.
“Pemberitaan di media cetak media online bisa mengonfirmasi kebenaran informasi yang mengalir deras dan dihadirkan kebanyakan orang melalui twitter, facebook, whatsapp maupun akun media sosial lainnya,” tandas Muhammadun yang saat ini menjadi kepala Biro Muria koran Suara Mereka itu.
Hadirnya website www.nujepara.or.id milik NU Jepara adalah bagian upaya untuk menyelamatkan informasi demi database organisasi warga nahdliyin di Jepara. Website tersebut menghadirkan informasi-informasi umum untuk masyarakat, bukan saja berita kegiatan pengurus NU.
Dalam pelatihan sehari itu, Muhammadun mengajak peserta sepakat saling melengkapi informasi untuk ditampilkan di www.nujepara.or.id, dengan cara medokumentasikan kegiatan-kegiatan semisal mengenai desa, pemberdayaan perempuan maupun kegiatan NU lainnya menjadi sebuah berita menarik.
Harapannya dimasing-masing MWC, lembaga maupun banom NU ada satu atau dua orang yang fokus membidangi penanganan informasi tersebut, sehingga informasi benar-benar dapat diselamatkan.
Pelatihan dibuka secara resmi ketua Pengurus Cabang NU Jepara, KH Khayatun Nufus Abdullah Hadziq yang didampingi beberapa pengurus PCNU lainnya. (Az)