Menu

Mode Gelap
Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU Dimakamkan di Mayong, Ini Kisah Raden Ayu Mas Semangkin Sang Senopati Perang Lereng Muria Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

Kabar · 11 Mei 2020 13:30 WIB ·

Madrasah Virtual, Jawab Kebutuhan Warganet Ilmu Agama Islam


 Madrasah Virtual, Jawab Kebutuhan Warganet Ilmu Agama Islam Perbesar

nujepara.or.id – Lembaga Bahsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara tidak mau ketinggalan untuk mengonlinekan ngajinya di dunia maya. Sehingga, pihaknya telah melaunching channel youtube “Madrasah Virtual” yang merupakan platform pembelajaran agama Islam secara komprehensif dan kajian berbagai permasalahan keagamaan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dilaunchingnya channel tersebut dilatarbelakangi dari kebutuhan orang untuk mengkaji ilmu-ilmu agama. Misalnya, fikih, alqur’an (tafsir), hadits, lughah, akidah, juga ilmu akhlak. Meski mereka tidak belajar di pesantren namun mereka sebetulnya butuh ilmu-ilmu yang diajarkan di pesantren dengan sajian yang lebih mudah dan praktis.

Di pihak LBM mempunyai banyak SDM, para kiai muda yang dulu pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Dan saat terjun di masyarakat, para kiai ini juga punya santri, baik di pondok maupun majelis taklim. Sehingga untuk merespons kebutuhan kajian agama dari kalangan masyarakat umum, dan supaya punya spektrum atau jangkauan luas, ruang internet ini dimasuki.

Ketua LBM PCNU Jepara, K. Muhammad Nasrullah Huda mengatakan pada awal-awal rintisan channel fokus pada fikih shaum atau fikih puasa. “Sebab secara kebetulan kami ini lahir menjelang Ramadan, dan saat Ramadan mengisinya dengan konten fikih puasa, termasuk zakat fitrah dan maal,” katanya, Jum’at (8/5).

Adapun para pengisi konten lanjutnya, para kiai muda. Sementara ini dari Jepara. “Mereka ini alumni pesantren di Sarang, Ploso, Kajen, dll. Awalnya ada majelis ngaji kitab ihya ulumiddin dan kitab hikam secara rutin tiap malam Jum’at, lalu tergerak untuk berbuat sesuatu di internet. tentu saja dalam kerangka dakwah. Para kiai ini kesehariannya memang mengasuh santri di pesantren, madrasah dan majelis ta’lim. Hanya saja kini menghimpun diri secara bersama sama masuk ke ruang baru, ruang virtual. Sama sebenarnya, hanya beda kanal. Kalau di pesantren ada pondok, nah di madrasah ini “pondok virtual,” jelasnya.

Ditanya tentang nama, kiai muda yang akrab disapa Gus Munash itu menjelaskan karena segmennya memang pengguna internet. Ini madrasah, tempat belajar agama, tafaqquh fiddin, tetapi di ruang virtual. “Ya itu tadi, untuk menjawab kebutuhan warganet untuk belajar ilmu ilmu agama Islam,” jelasnya lagi.

Hal lain ditambahkan penggagas Madrasah Virtual, KH Adib Khoiruzzaman. Untuk Ramadhan ini pihaknya sudah menyiapkan 30 konten yang didistribusikan melalui youtube. Ke depan, saat madrasah membuka kelas-kelas virtual ilmu agama dengan beragam disiplin kajian dan silabi, akan tampil beda. Misalnya di Youtube kami hanya menyajikan “trhiller” nya,

“Lha detail kontennnya di kelas dan bisa diakses melalui web. Kami juga sudah menyiapkan bagaimana syiarnya masuk ke multiplatform, seperti Facebook, YouTube, Instagram, Twitter, juga aplikasi WA,” tambahnya.

Hal tersebut terangnya dibantu tim IT. Dari anak-anak muda. “Dalam prosesnya tentu kami akan terus mematangkan tim IT, agar output konten untuk multiplatform bisa terpenuhi secara konsisten dan menjaga sustainability madrasah ini.”

Kiai muda yang kerap disapa Gus Adib itu menjaskan madrasah virtual simpelnya majelis ilmu.
Segmen umum, dan untuk warganet. Konten mengambil referensi dari kitab-kitab yang mu’tabarah. “Tujuannya memudahkan warganet belajar ilmu agama, diasuh para pengasuh yang memang berasal dari kalangan pesantren. Kontennya bisa dipertanggungjawabkan karena referensinya jelas.”

Pihaknya juga menegaskan bahwa Ramadhan ini merupakan kelahiran madrasah virtual tentu saja
sesudahnya akan lebih luas lagi.

“Dengan kelas-kelas yang berisi beragam sajian konten. Warganet bisa memilih kelas konten yang dibutuhkan dari semua yang kami sediakan,” tegasnya.

Gus Adib berharap “madrasah virtual” menjadi ideal. Yang memungkinkan warganet terpenuhi kebutuhan ilmu agamanya. Kalau pun tidak luas sekali, paling tidak memenuhi standard normal kebutuhan.

“Syukur jika ini bisa menjadi salah satu referensi pembelajaran agama bagi warganet, tanpa sekat jarak dan latar belakang. Kami akan melayani kebutuhan-kebutuhan, dan tentu dalam perjalananannya nanti kami akan terus merespons masukan-masukan berbagai pihak pengguna demi kebaikan madrasah ini,” pungkasnya. (ip)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peduli Hutan Muria, Ratusan Siswa MTs dan MA Safinatul Huda Ikuti Matsama Bareng Perhutani

19 Juli 2024 - 15:01 WIB

NU Sorong Papua Kirimkan Santri ke Jepara, Salah Satunya Kuliah di UNISNU

16 Juli 2024 - 16:16 WIB

Prihatin Pengguna Transportasi Umum Menurun, Mahasiswa Unisnu Ciptakan Aplikasi JETA

14 Juli 2024 - 22:46 WIB

Rayakan 1 Muharram, NU Ranting Bulungan Gelar Doa Bersama

10 Juli 2024 - 11:52 WIB

Pawai Obor Warga NU Desa Bawu Sambut Tahun Baru 1446 Hijriyah, Momentum Perkuat Semangat Hijrah ke Arah Kebaikan

10 Juli 2024 - 01:31 WIB

Peserta Pawai Obor Desa Bawu berjalan kaki menyambut Tahun Baru Islam 1446 H

YPM NU Jepara Boyong Empat Tropy Juara di Gebyar PAUD dan TPQ Tingkat Jateng

9 Juli 2024 - 09:41 WIB

Trending di Kabar