Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Kabar · 24 Apr 2022 13:33 WIB ·

Masjid Wali Loram Kulon: Jejak Syiar Islam Sultan Hadlirin di Kudus


 Masjid Wali Loram Kulon, yang berada di Kota Kudus. Jejak sejarah Sultan Hadlirin dalam mensyiarkan Islam Perbesar

Masjid Wali Loram Kulon, yang berada di Kota Kudus. Jejak sejarah Sultan Hadlirin dalam mensyiarkan Islam

Oleh: Khanif Hidayatullah

nujepara.or.id- Sultan Hadlirin adalah seorang ulama dan pemimpin Kesultanan Kalinyamat Jepara pada abad 16. Suami dari Ratu Kalinyamat tersebut merupakan seorang pangeran yang berasal dari negeri seberang. Di Pulau Jawa, Sultan Hadlirin belajar agama Islam dengan Syekh Ja’far Shodiq atau yang dikenal sebagai Sunan Kudus.

Gelar ‘Hadlirin’ yang disandang Sunan Kalinyamat berasal dari kedatanganya dari negeri seberang, menetap dan tinggal di Pulau Jawa. Asal-usul mengenai Sultan Hadlirin mempunyai berbagai versi. Diriwayatkan bahwa, nama dari Sultan Hadlirin adalah Pangeran Toyib. Pada masa muda ia mengembara hingga ke negeri Cina. Pangeran Toyib bertemu dengan Cie Hwi Gwan yang kemudian menjadi ayah angkatnya. Pangeran Toyib beserta ayahnya berlayar ke Pulau Jawa. Pangeran Toyib menikah dengan Ratu Kalinyamat yang berkuasa di wilayah Jepara kemudian keduanya memimpin bersama daerah kota pelabuhan tersebut. Ayah angkatnya menjadi seorang mangkubumi yang bergelar Patih Sungging Badar Duwung.

Versi selanjutnya menyatakan, Pangeran Toyib adalah seorang putera dari Ali Mukhayat Syah seorang raja dari Kesultanan Aceh. Kegemaran belajar, menjadikannya melakukan pengembaranya hingga Demak Bintoro di Jawa. Seiring waktu kemudian Pangeran Toyib menikah dengan Ratu Kalinyamat dan menjadi pemimpin di Jepara.

Menurut riwayat lain, Pangeran Kalinyamat adalah seorang pedagang Tionghoa yang bernama Chi Bin Thang (Juragan Wintang). Pada suatu ketika kapalnya yang membawa berbagai komoditas perdagangan mengalami karam dan terdampar di Jungmara (Jepara). Wintang kemudian menjadi Islam dan mempelajari ilmu agama kepada Sunan Kudus.

Ia Kemudian mendirikan sebuah pemukiman yang dikenal dengan Desa Kalinyamat. Desa Kalinyamat pada masa Ki Kalinyamat berkembang secara signifikan. Melihat hal tersebut, penguasa Kesultanan Demak Sultan Trenggono memberikan legitimasi kekuasaan kepada daerah Jepara. Sunan Kalinyamat menjadi menantu dari Sultan Trenggono, menikah dengan Retna Kencana yang kelak dikenal sebagai Ratu Kalinyamat.

Pada masa awal penyebaran Islam, muslimnya para adipati-adipati di pesisir utara Jawa turut serta berdampak baik terhadap perkembangan syiar Islam pada abad 16. Sunan Kalinyamat sebagai pemimpin dan ulama yang luas wilayah meliputi Jepara, Pati, Rembang, Juana, tentu kiranya mempunyai pengaruh yang penting bagi masyarakat.

Sultan Hadlirin dalam melakukan dakwah Islam melalui pendekatan akulturasi budaya. Masjid Wali yang berada di desa Loram Kulon yang berada di Kabupaten Kudus menjadi warisan sejarah penyebaran agama Islam oleh Sultan Hadlirin.

Bangunan Masjid Wali Loram Kulon mempunyai gaya estetika tersendiri. Pusat penyebaran agama Islam yang berada di wilayah timur aliran sungai Gelis tersebut mempunyai gapuro tiga pintu yang mengandung arsitektur khas kerajaan Jawa. Kecerdasan Sultan Hadlirin tersebut akhirnya disukai dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Pelan-pelan masyarakat mulai belajar agama Islam. Selain hal itu, Sultan Hadlirin juga menciptakan pendekatan budaya seperti halnya Ampyang maulid, Kepelan, Nganten mubeng gapuro. Dakwah Islam tersebut lebih mudah dipahami oleh masyarakat, hingga hari ini warisan tradisi Sultan Hadlirin dalam menyebarkan Islam masih dilestarikan.

Pada puncak kejayaanya, Kesultanan Kalinyamat mempunyai luas wilayah dari Jepara, Pati, Kudus, Rembang, Alas Mentaok (Mataram), hingga Pulau Bawean. Tampuk kekuasaan setelah Sultan Hadlirin wafat, kemudian dilanjutkan oleh istrinya yaitu Ratu Kalinyamat. Pada 1559, Ratu Kalinyamat mendirikan masjid di bukit Pamantingan, satu kompleks dengan makam suaminya. Masjid tersebut kemudian menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jepara. Hingga hari ini masjid tersebut dikenal dengan Masjid Astana Sultan Hadlirin.

Sebagai seorang Bupati muslim di pesisir utara Jawa, Sultan Hadlrin mempunyai pengaruh besar dalam penyebaran dan pengembangan ajaran Islam. Pangeran dari negeri seberang tersebut dalam perjalanan hidupnya telah mendedikasikan hidupnya bagi kehidupan. Kelak ia kemudian oleh masyarakat dikenal sebagai Sunan Hadlirin/Sultan Hadlirin. Dakwah Islam yang dilakukan Sultan Hadlirin melalui pendekatan tradisi dan budaya menjadikan Islam mudah diterima oleh masyarakat luas dengan ramah dan damai.

(Khanif Hidayatullah, anggota Yayasan Pelestari Sejarah dan Budaya Jepara. Tinggal di Welahan)

Artikel ini telah dibaca 93 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Harlah NU dan Haul Gus Dur Digelar Bersama, PCNU Jepara Ajak Teladani Para Pejuang NU

16 Januari 2025 - 07:32 WIB

IPNU-IPPNU Ranting Pekalongan Gelar Festival Rebana Tradisional Ke- 2, Ini Daftar Juaranya

11 Januari 2025 - 23:52 WIB

Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini

8 Januari 2025 - 06:11 WIB

Logo Harlah Ke-102 NU.

Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya

31 Desember 2024 - 07:14 WIB

ILUSTRASI proses rukyat untuk menentukan awal bulan Rajab.

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.
Trending di Hujjah Aswaja