Oleh H Hisyam Zamroni*
nujepara.or.id – Mbah Yai Ahmad Fauzan adalah fenomena. Beliau adalah seorang ulama sekaligus umaro’ yang multitalenta dalam pergerakan pra kemerdekaan Republik Indonesia dan sekaligus menjadi pionir pascakemerdekaan.
Mbah Yai Ahmad Fauzan memiliki visi nasionalisme karena dididik di pesantren oleh ulama-ulama masyhur nusantara yaitu Simbah Chasbullah Balekambang, Simbah Kholil Rembang, dan lainnya yang menempa jiwa nasionalisme beliau sehingga didapuk untuk mempimpin perlawanan terhadap penjajah Jepang di Pati. Perlawanan itu berakhir dengan kekalahan pihak Jepang.
Pasca kemerdekaan Mbah Yai Fauzan tetap melanjutkan perjuangannya. Beliau diangkat menjadi Kepala Departemen Agama Kabupaten Jepara masa tugas 1950 – 1959. Pada periode masa jabatan itu, beliau menerapkan proses mengakrabkan antara institusi Depag dan masyarakat yaitu melalui upaya seluruh KUA di Kabupaten Jepara diharuskan mengadakan pengajian umum dalam rangka dakwah islamiyyah dan sosialisasi program program Depag kepada masyarakat.
Mbah Yai Ahmad Fauzan juga pelopor Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jepara. Beliau juga seorang muharrik di Kota Ukir. Mbah Yai Ahmad Fauzan menggunakan metode dakwah kultural dalam melayani masyarakat. Sehingga tak heran jika nama besar Mbah Yai Ahmad Fauzan hingga kini masih terpatri di benak sanubari masyarakat sebagai ulama sekaligus umaro yang dekat dengan masyarakat. Model dakwah yang beliau sampaikan adalah melalui syi’iran sehingga masyarakat mudah menangkap pesan pesan keagamaan dan sosial.
Realitas perjuangan Mbah Yai Ahmad Fauzan ini hingga kini masih terus dikenang oleh masyarakat Jepara. Bahkan tanggal beliau wafat yakni pada 6 Robi’ul Akhir, masyarakat mengadakan khoul untuk Mbah Yai Fauzan. Khoul itu juga sekaligus agar masyarakat bisa menjadikan bah Yai Fauzan sebagai suri-tauladan dalam kehidupan sehari hari.
Hal ini memang fenomena yang langka atau bahkan mungin satu satunya di Indonesia. Sosok Kepala Kandepag tahun 1950 – 1959 Mbah Yai Ahmad Fauzan “dikhouli” tiap tanggal 6 Robi’ul Akhir. Khoul ini dihadiri oleh para Habaib, Ulama Kyai, Umaro dan masyarakat umum di maqbaroh Mbah Yai Fauzan, yakni Pekuburan Suromoyo Kedung-Leper Bangsri Jepara.
Perjuangan Mbah Yai Ahmad Fauzan pra dan pascakemerdekaan adalah riil dan nyata. Bisa jadi jika kita serius mengumpulkan berbagai hal terkait perjuangan beliau, maka Mbah Yai Fauzan dapat diusulkan menjadi Pahlawan Nasional pada tahun tahun mendatang. Aamiin
*Ketua KUA Jepara, Wakil Ketua PCNU Jepara