Dr. H. A. Barowi TM, M.Ag.
(Ketua MWC NU Pakis Aji | Direktur Pascasarjana Unisnu Jepara)
Khutbah Pertama
اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَر،ُ اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرَا وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلَا لَااِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهْ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنِ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ ولو كره المشركـون لَااِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهْ صَدَقَ وَعْدَهْ وَنَصَرَ عَبْدَهْ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
الحمد لله الذى جعل رمضان شهر الصيام للمؤمنين وجعل عيد الفطر ضيافة للصائمين وفرحـة للمتقـين. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له . وأشهد ان محمدا عبده ورسوله صادق الوعد الأمين . اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وأصحاب الكرام وسلم تسليما كثيرا . أما بعد : فيا عباد الله اوصيكم و اياي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون.
Hadirin Jama’ah shalat ‘Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Dalam suasana pagi yang sejuk, penuh berkah dan damai ini, marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT, seraya bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pagi hari ini kita bisa bersama-sama bersimpuh mengucapkan takbir, bertasbih, bertahmid dan bertahlil sebagai manifestasi dari rasa syukur kita menyelesaikan ibadah shaum di bulan Ramadlan. Dan hari ini kita memasuki hari yang penuh kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa. Alunan takbir yang berarti memahabesarkan Allah itu mengingatkan kepada kita bahwa manusia, apapun atribut dan predikat keduniawian yang disandangnya adalah kecil dan lemah di hadapan Allah. Oleh karena itu hendaknya kita mengagungkan dan bersyukur kepada-Nya.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah : 185)
Dengan menjalankan ketaqwaan yang terus-menerus kita bangun dalam diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat dan bangsa kita yang diridlai Allah SAW. sehingga insya Allah, Allah akan senantiasa menumbuhkan kesejahteraan, keberkahan, keselamatan dan kemakmuran yang selalu kita dambakan.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin jama’ah ‘idul fitri yang dirahmati Allah
Kesejahteraan dan kemakmuran sesungguhnya akan bisa dibangun dan diraih melalui perilaku yang baik, yang berdasarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. seperti kejujuran, kecerdasan, etos kerja yang tinggi, etika berusaha dan bekerja berdasarkan nilai-nilai tauhid dan kepekaan sosial yang tinggi. Hadits Rasulullah SAW telah menggambarkan betapa hebatnya kejujuran (ash-Shiddiq) akan meraih kebaikan. Sebaliknya khianat, dusta, korupsi dan mengambil hak orang lain akan menghasilkan berbagai macam keburukan. Rasulullah saw. bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليمه وسلم : عليكم بالصدق فأن الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة فان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا. وان الكذب يهدى الى الفجور وان الفجور يهدى الى النار وان الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا . ( رواه البخارى)
“Rasululah saw, bersabda: Hendaklah kalian selalu berusaha menjadi orang-orang yang benar dan jujur, karena kejujuran akan melahirkan kebaikan. Dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke surga. Jika seseorang turus berusaha menjadi orang yang jujur, maka pasti dicatat oleh Allah sebagai orang yang selalu jujur. Jauhilah dusta dan menipu, karena dusta itu akan melahirkan kejahatan dan kejahatan akan menunjukkan jalan ke neraka. Jika seseorang terus-menerus berdusta, maka akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang selalu berdusta”. (HR. Bukhari)
Dusta, hianat, pembohong dan korup merupakan musuh yang harus kita perangi. Sebagai senjata yang paling jitu dalam memerangi kebongonan dan korup adalah puasa (shaum) dengan benar. Dengan shaum yang benar, kita akan bisa membentuk pribadi yang senantiasa menegakkan kejujuran, baik kejujuran terhadap Allah, terhadap sesama dan terhadap diri sendiri. Formulasi kejujuran yang ingin diraih oleh ibadah puasa adalah kejujuran yang didorong oleh kesadaran kemanusiaan kita, karena Allah selalu berada di dekat kita, bahkan selalu dan berada dalam diri kita, bukan oleh hal-hal lain di luar diri kita kendati hal itu juga merupakan sesuatu yang penting.
Memang kita sadari bersama, suasana ber-Idul Fitri ini bagi kita umat Islam Indonesia, masih kita rayakan di tengah-tengah keprihatinan yang mendalam. Karena perilaku menyimpang sebagaimana tersebut di atas masih merajalela di lingkungan kita. Semua ini tentu saja salah satu sebabnya adalah dominasi nafsu yang kurang terkendali. Banyak diantara kita yang terlalu tamak dan rakus ingin mendapatkan semuanya, ingin menguasai dan memiliki semuanya tanpa mengindahkan akibatnya bagi diri sendiri dan orang lain. Terjadinya tanah longsor akibat nafsu melakukan pembabatan hutan yang menjadi-jadi, banjir dimana-mana akibat pembangunan gedung yang tidak memperhatikan destinasi yang layak dan akibat ketidaksadaran manusia membuang sampah di saluran-saluran air, lautan tercemar akibat limbah-limbah pabrik yang dibuang sembarangan sehingga berdampak kematian kepada hewan laut bahkan manusia. Inilah buah nyata keserakahan manusia yang hanya memikirkan dirinya dan keuntungan bisnisnya tidak memikirkan ekosistem serta keselamatan yang lainnya.
Karena itu marilah Idul Fitri sebagai moment strategis untuk mengembalikan kepada kemanusiaan kita ini, kita renungkan, kita resapi dan kita aktualisasikan hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita betul-betul menjadi orang yang kembali suci dan berbahagia sebagaimana lantunan doa yang hari ini kita kumandangkan setiap kita bertemu diantara kita :
جَعَلَنَااللهَ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ
(Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali suci dan berada dalam kebahagiaan).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin jama’ah ‘idul fitri yang dirahmati Allah
Puasa Ramadlan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berkompetitif, berlomba-lomba kepada kebajikan, demikian firman Allah. Selama Ramadlan kita dirangsang secara kompetitif untuk meningkatkan amal baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya. Selama Ramadlan peluang untuk memperkaya investasi amal shaleh dibuka seluas-luasnya, bahkan lailatul Qadar sebagai peluang untuk mencapai kemuliaan tertinggi dan menjadi bonus tersendiri yang memacu kita untuk senantiasa kompetitif menyempurnakan amal shaleh hanya ada dalam bulan Ramadlan. Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa kompetitif (fastabiqul khairat), tampil unggul (excellend) dan memiliki daya saing untuk memenangkan kehidupan di dunia dan sekaligus meraih kebahagiaan di akhirat.
Shaum Ramadlan juga telah membangun revolusi mental dan rasa percaya diri (self confidence). Hanya pribadi yang yakin pada kekuatan sendirilah yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan godaan serta memenangkan perjuangan ibadah shaum Ramadlan. Sesungguhnya keyakinan akan kekuatan diri sendiri adalah modal potensial untuk menghadapi tantangan kehidupan serta meraih kemajuan. Keyakinan pada kekuatan sendiri dapat melepaskan ketergantungan kita pada yang lain, kecuali hanya ketergantungan mutlaq kepada Allah SWT. Rasa percaya diri dengan sendirinya mampu membangkitkan sinergi suatu akumulasi energi yang potensial dan luar biasa yang dimiliki seseorang demi melagsungkan hidupnya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin jama’ah ‘idul fitri yang dirahmati Allah
Shaum Ramadlan mengkondisikan agar kita bisa menjalani detik-detik kehidupan ini berdasarkan kepada suatu etos kerja. Islam mengajarkan kepada kita, bahwa pekerjaan yang diperbuat oleh seorang muslim di dalam maupun di luar bulan Ramadlan, manakala dilakukan karena Allah adalah ibadah. Setiap muslim dituntut agar senantiasa mengimbangi kekuatan imannya dengan memperbanyak amal shaleh. Iman dan amal shaleh adalah ibarat dua mata uang yang menghiasi pribadi muslim. Etos kerja seorang muslim tidak hanya terkait dengan kepentingan prakatis dan pragmatis dalam hidupnya, akan tetapi selalu berdimensi kepada ketauhidan yang transcendental. Etos kerja yang tinggi dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada pada diri kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan ini disebut dengan itqan atau ihsan. Rasulullah bersabda:
ان الله يحب اذا عمل أحدكم العمل أن يتقنه (رواه الديلمى)
“Sesungguhnya Allah mencintai suatu perbuatan yang dikerjakan secara itqan (professional)” (HR. Dailami).
Profesionalitas dalam bekerja yang dilakukan dengan manajemen yang baik (terencana, terlaksana dengan komitmen dan terevaluasi) akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Perlu dipahami bahwa untuk mewujudkan profesioanl dalam bekerja, dalam beribadah diperlukan adanya kepemilikan ilmu yang kuat, sedangkan ilmu hanya bisa dimiliki dengan cara belajar, dan belajar. Sebagai seorang muttaqin dan muhsin tidak ada kata minder, malas dan penakut. Salah satu do’a Rasulullah SAW.adalah do’a terhindar dari sifat lemah, malas, kikir dan penakut:
اللهم انى أعوذ بك من العجز والكسل والجبن والبخل والهرم وغلبة الدين وقهر الرجال, وأعوذ بك من عذاب القبر, وأعوذ بك من عذاب النار, وأعوذ بك من فتنة المحيا والممات . (رؤاه البخارى ومسلم)
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit hutang dan dikendalikan orang lain, Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka dan dari fitnah saat hidup dan mati”. (HR. Bukhari-Muslim).
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin dan muslimat, jama’ah shalat ‘Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT.
Di samping kejujuran, etos kerja dan etika, kepekaan sosial pun harus juga senantiasa ditumbuhkan. Rizki yang kita daptkan bukanlah sekedar untuk diri kita dan keluarga, tetapi di situ terdapat hak orang lain, yaitu hak fakir-miskin. Allah berfirman:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian” (QS. adz-Dzariyat: 19).
Ramadlan telah mengasah kepekaan sosial kita, melatih empati dan kepedulian kita terhadap sesama, terutama masyarakat miskin yang berkekurangan secara material maupun spiritual. Kepekaan sosial ini ditumbuhkan antara lain dengan cara memberikan sebagian harta kita kepada mereka yang membutuhkan, baik dalam bentuk zakat, infaq ataupun shadaqah. Kita sadar bahwa di tengah deru modernisasi dewasa ini ternyata masih banyak masyarakat kita terhimpit dengan kemiskinan, baik secara stuktural yang terabaikan oleh proses pembangunan maupun bersifat insidental dan sebagainya. Kewajiban zakat fitrah yang baru saja kita serahkan, telah membangkitkan kepedulian, menggerakkan tanggung jawab kita untuk senantiasa saling membantu dan saling memperhatikan dalam hidup ini. Pelaksanaan zakat hendaknya bisa mencerminkan kehidupan yang harmonis antara yang lemah dengan para aghniya, antara yang berada dengan yang kurang berada. Karena hakikat kehidupan ini ialah saling mengisi, saling menolong dan saling berbagi, tiada seorang pun yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan Rasul-Nya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Idul Fitri yang dirahmati Allah
Akhirnya marilah kita berdo’a kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Melindungi, semoga hakikat diri kita yang fitrah ini, mampu membentengi diri kita menghadapi tantangan-tantangan kehidupan pada hari-hari mendatang. Berangkat dari fitrah ini pula mudah-mudahan kita senantiasa dianugerahi kemampuan, kekuatan dan ketangguhan untuk secara istiqamah menjalankan peran kekhalifahan sesuai profesi kita masing-masing sebagai manifestasi penghambaan kita secara totalitas kepada Allah SWT, dan semoga kita dianugrahi umur yang barokah sehingga kita dapat dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang, amin ya rabbal alamin.
جعلنا الله واياكم من الفائزين الامنين وأدخلنا واياكم فى زمرة الموحدين, أعوذ باالله من الشيطان الرجيم . بسم الله الرحمن الرحيم . ولو أن أهل القرى أمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوه فأخذهم بما كانوايكذبون . بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْأَنِ اْلكَرِ يْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتِهِ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرٌالرَّحِيْمٌ وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.