Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Kabar · 15 Sep 2019 14:55 WIB ·

Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif


 Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif Perbesar

Gus Nadhif beri ceramah jamaah Pengajian Rolasan Desa Bangsri. (Foto: Sirojul Akwan Family)

nujepara.or.id – Rasulullah saw hingga wafat belum pernah mengajarkan kepada para sahabat untuk melanggengkan bersalaman usai shalat. Pernyataan itu diuraikan KH Ahmad Nadhif Abdul Mudjib dalam Pengajian Rolasan Desa/ Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara yang berlangsung di RW.06 Desa Bangsri, Kamis (12/9/2019) kemarin.

Namun kata Gus Nadhif begitu kiai itu akrab disapa, bagi umat Islam di Indonesia tradisi bersalaman setelah shalat masih lestari hingga kini.

Menurut kiai muda asal Pati, Jawa Tengah itu mengungkapkan alasan Nabi tidak menganjurkan bersalaman karena para sahabat adalah manusia-manusia yang cerdas.

“Bukti kalau sahabat cerdas al-qur’an yang tidak ada titik, harakat, dan tasdidnya saat itu bisa dibaca mereka. Itu bukti sahabat kecerdasan sahabat,” terangnya kepada ratusan jamaah pengajian.

Semakin ke sini (zaman sekarang, red.) jika orang membaca al-qur’an tanpa titik, harakat, dan tasdid niscaya banyak orang yang tak sanggup membacanya. Makanya, lanjut Pengasuh Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, Pati itu seorang sahabat yang bernama Abul Aswad Adduali ialah yang kali pertama memberikan harakat pada al-qur’an.

“Makanya Anda yang mondok harus berbangga. Sepandai-pandainya orang masih pandai adalah anak pesantren yang bisa baca kitab tanpa harakat bukan ustad medsos,” tegas Gus Nadhif.

Kepada jamaah pengajian yang dari santri pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri ia mengajak mereka agar semangat mondok. “Semangat mondok ya! Sampai tua ya!” seloroh Gus Nadhif.

Alasan kedua, lanjut Instruktur Nasional PP GP Ansor itu menambahkan mereka (sahabat, red.) tidak perlu bersalaman sudah rukun meski hanya dengan melihat akhlaknya Nabi Muhamnad saw.

Nah, kini tradisi bersalaman masih eksis sampai sekarang terang Wakil Sekretaris LBM PBNU itu agar satu sama lain tidak saling berseteru.

Di akhir ceramahnya, Gus Nadhif melantunkan penggalan shalawat Asnawiyah. “Aman aman aman Indonesia raya aman. Amin amin amin ya rabbi rabbal alamin. Amin amin amin fayamujibassairin.” (ip)

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Harlah NU dan Haul Gus Dur Digelar Bersama, PCNU Jepara Ajak Teladani Para Pejuang NU

16 Januari 2025 - 07:32 WIB

IPNU-IPPNU Ranting Pekalongan Gelar Festival Rebana Tradisional Ke- 2, Ini Daftar Juaranya

11 Januari 2025 - 23:52 WIB

Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini

8 Januari 2025 - 06:11 WIB

Logo Harlah Ke-102 NU.

Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya

31 Desember 2024 - 07:14 WIB

ILUSTRASI proses rukyat untuk menentukan awal bulan Rajab.

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.
Trending di Hujjah Aswaja