Menu

Mode Gelap
PC Muslimat NU Jepara Gelar Diklat Paralegal, Bentuk Pos Pengaduan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Fatayat Jepara Kota Lantik Kepengurusan 11 Ranting Baru Turba ke Ranting, MWCNU Nalumsari Targetkan Kinerja Lazisnu Lima Tahun Terakhir Tidak Produksi, Teater Tuman Bangkit melalui Winara Kisah Syekh Ihsan Al-Jampesi, Pengarang Kitab Sirojut Tholibin yang Menolak Tawaran Raja Mesir untuk Mengajar di Al-Azhar

Kabar · 15 Sep 2019 14:55 WIB ·

Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif


 Mengapa Nabi Muhammad Tidak Mengajarkan Bersalaman Usai Shalat? Ini Penjelasan Gus Nadhif Perbesar

Gus Nadhif beri ceramah jamaah Pengajian Rolasan Desa Bangsri. (Foto: Sirojul Akwan Family)

nujepara.or.id – Rasulullah saw hingga wafat belum pernah mengajarkan kepada para sahabat untuk melanggengkan bersalaman usai shalat. Pernyataan itu diuraikan KH Ahmad Nadhif Abdul Mudjib dalam Pengajian Rolasan Desa/ Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara yang berlangsung di RW.06 Desa Bangsri, Kamis (12/9/2019) kemarin.

Namun kata Gus Nadhif begitu kiai itu akrab disapa, bagi umat Islam di Indonesia tradisi bersalaman setelah shalat masih lestari hingga kini.

Menurut kiai muda asal Pati, Jawa Tengah itu mengungkapkan alasan Nabi tidak menganjurkan bersalaman karena para sahabat adalah manusia-manusia yang cerdas.

“Bukti kalau sahabat cerdas al-qur’an yang tidak ada titik, harakat, dan tasdidnya saat itu bisa dibaca mereka. Itu bukti sahabat kecerdasan sahabat,” terangnya kepada ratusan jamaah pengajian.

Semakin ke sini (zaman sekarang, red.) jika orang membaca al-qur’an tanpa titik, harakat, dan tasdid niscaya banyak orang yang tak sanggup membacanya. Makanya, lanjut Pengasuh Pesantren Nahdlatut Thalibin Tayu, Pati itu seorang sahabat yang bernama Abul Aswad Adduali ialah yang kali pertama memberikan harakat pada al-qur’an.

“Makanya Anda yang mondok harus berbangga. Sepandai-pandainya orang masih pandai adalah anak pesantren yang bisa baca kitab tanpa harakat bukan ustad medsos,” tegas Gus Nadhif.

Kepada jamaah pengajian yang dari santri pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri ia mengajak mereka agar semangat mondok. “Semangat mondok ya! Sampai tua ya!” seloroh Gus Nadhif.

Alasan kedua, lanjut Instruktur Nasional PP GP Ansor itu menambahkan mereka (sahabat, red.) tidak perlu bersalaman sudah rukun meski hanya dengan melihat akhlaknya Nabi Muhamnad saw.

Nah, kini tradisi bersalaman masih eksis sampai sekarang terang Wakil Sekretaris LBM PBNU itu agar satu sama lain tidak saling berseteru.

Di akhir ceramahnya, Gus Nadhif melantunkan penggalan shalawat Asnawiyah. “Aman aman aman Indonesia raya aman. Amin amin amin ya rabbi rabbal alamin. Amin amin amin fayamujibassairin.” (ip)

Artikel ini telah dibaca 86 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Satu Siswi MA NU Al-Mustaqim Lolos Tahap Pertama Program Inisiator Muda Moderasi Agama Madrasah Tahun 2023

8 Juni 2023 - 05:36 WIB

PAC GP Ansor Nalumsari Sosialisasikan Tantangan Kebangsaan

8 Juni 2023 - 05:25 WIB

Gerakan SIDoWaRaS MWC NU Tahunan: Bermula dari Data Terbitlah Dana

5 Juni 2023 - 10:42 WIB

Musyawarah Kerja MWCNU Nalumsari Tegaskan Sinergi Program Seluruh Banom

2 Juni 2023 - 16:04 WIB

Ida Lestari, S.H., M.H.Kabid Kebudayaan Disparta Jepara Buka Festival Memeden Gadhu ke 14 di Kepuk

2 Juni 2023 - 15:39 WIB

Satukan Komando, Satkoryon Banser Nalumsari Kumpulkan Para Komandan

2 Juni 2023 - 15:17 WIB

Trending di Kabar
%d blogger menyukai ini: