Menu

Mode Gelap
Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

Kabar · 2 Apr 2023 14:58 WIB ·

Mengenal Kiai Pengarang Kitab Hujjah Ahli Assunnah Wal Jama’ah KH Ali Ma’shum


 Sampul depan kitab Hujjah Ahli Assunnah Wal Jama'ah Perbesar

Sampul depan kitab Hujjah Ahli Assunnah Wal Jama'ah

Oleh Kiai Roshif Arwani*

nujepara.or.id – Kitab Hujjah Ahli Assunnah Wal jama’ah karya Assyaikh KH Ali Ma’shum Yogyakarta adalah sebuah kitab yang menjelaskan dalil-dalil dari amalan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi pegangan warga nahdliyyin agar semakin kuat keaswajahannya dan semakin mantap ke-NU-annya.

Kitab ini merupakan salah satu kitab yang menjadi rujukan para santri untuk memperdalam keaswajaan pada Posonan Ramadan 1444 H. Pondok pesantren Annur Mangunan Tahunan Jepara membaca kitab tersebut yang sanad keilmuannya nyambung pada mu’alif yaitu bersumber dari KH Muhammad Amin Dahlan (pendiri PP Alamin Babalan Wedung Demak), beliau adalah salah satu murid dari KH Ali Ma’shum Yogyakarta.

Profil KH Ali Ma’shum

KH Ali Ma’shum adalah putra pertama dari hasil perkawinan KH Ma’shum bin KH Ahmad Abdul Karim dengan ibu nyai Nuriyah binti KH Muhammad Zain Lasem yang lahir pada tanggal 2 Maret 1915 di Desa Soditan Lasem Rembang. Sejak kecil beliau belajar dan dididik secara tegas di pondok pesantren Alhidayah yang diasuh oleh ayahnya sendiri.

Pada saat itu pondok pesantren Alhidayah Lasem menjadi pusat rujukan para santri dari berbagai daerah terutama dalam pengajaran kitab Alfiyah ibnu Malik beserta syarahnya (kitab Ibnu Aqil) dan kitab Jam’ul Jawami’ (kitab ushul fiqh).

Sanad Ilmu dan Pendidikan KH Ali Ma’shum

Pada tahun 1927 Ali Ma’shum kecil memasuki usia remaja (sekitar 12 tahun). KH Ma’shum Ahmad menitipkan pendidikan putranya kepada temannya yaitu KH Dimyathi pengasuh Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jatim.

Pada sa’at itu Ponpes Tremas merupakan pesantren yang terkenal dan berwibawa karena tiga hal yakni Ponpes Tremas secara tegas menolak dan menentang penjajah Belanda; sebagian besar ahli bait Ponpes Tremas tergolong sangat “alim sehingga keberadaan ponpes ini tergolong sebagai pesantren gudang ilmu agama. Selain itu kegiatan ilmiyah di Ponpes Tremas sangat intensif.

Ali Ma’shum sejak muda sudah gemar tirakat puasa ngerowot dan riyadloh lainnya. Beliau juga giat belajar dan tergolong kutu kitab hingga akhirnya beliau dijuluki “Munjid Mlaku” karena beliau menguasai kosa kata bahasa arab serta ilmu alatnya.

Pada tahun 1938 KH Ali Ma’shum menikah dengan Rr Hasyimah binti KH R Muhammad Munawir dari Krapyak Yogyakarta. Pada tahun itu pula beliau menunaikan ibadah haji dan menimbah ilmu agama di Tanah Suci dan berguru pada Sayyid Alwi Abbas Almaliki dan Assyaikh Umar Hamdan.

Dari dididikan ulama’ tersebut beliau menjadi seorang ulama’ ahli tafsir, hadits, fiqh, bahasa arab beserta ilmu alatnya dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Langkah Strategis Mengembangkan Pesantren

KH Ali Ma’shum selain ‘alim di bidang keilmuan agama, beliau juga seorang konseptor handal di dalam menata lembaga pendidikan. Bahkan hal itu sudah ditunjukkan sejak beliau mondok di Ponpes Tremas.

Kepekaan dan ketelitian serta konsep atau langkah strategis beliau di dalam dunia pendidikan akhirnya bisa membawa Ponpes Almunawir Krapyak Yogyakararta menggapai masa kejayaan di masanya.

Adapun langkah strategis untuk mengembangkan pesantren menurut konsep beliau yaitu perlunya kaderisasi ulama/tenaga pengajar inti dari dalam pesantren. Selain itu juga perlunya pengembangan sistem pendidikan pengajaran dan kurikulum pesantren.

Sifat Keteladanan

Ulama adalah pewaris para Nabi sehingga kehidupan dan tingkah laku ulama’ banyak diilhami dari siroh nubuwwah. Tidak terkecuali kehidupan dan tingkah laku KH Ali Ma’shum.

Adapun sifat keteladanan beliau antara lain yakni istiqomah di dalam mengajar, dermawan membagi-bagikan harta kekayaannya tanpa diketahui oleh siapapun, berpola hidup sederhana, zuhud dan tampil apa adanya. Lalu serius dan fokus dalam usaha pengembangan pesantren.

Selain itu, pembawaan KH Ali Ma’shum juga tenang santun dan mengesankan wataknya yang arif dan bijaksana serta sifatnya yang lemah lembut, grapyak, tutur katanya manis serta raut wajahnya yang selalu ceria dan semringah dengan hiasan senyum yang khas dan penuh tawadhu.

KH Ali Ma’shum wafat ketika Muktamar NU ke 28 di Ponpes Almunawir Krapyak Yogyakarta. Seminggu setelah muktamar beliau jatuh sakit dan dirawat di rumah  sakit Dr Sardjito selama seminggu.

Kemudian beliau wafat ketika adzan Maghrib berkumandang pada pukul 17.55 WIB pada hari Kamis malam Jum’at tanggal 7 Desember 1989 dalam usia 74 tahun. Alfatihah.

*Katib Syuriyah MWC NU Tahunan Jepara, Pengasuh Ponpes Annur Mangunan

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Harlah NU dan Haul Gus Dur Digelar Bersama, PCNU Jepara Ajak Teladani Para Pejuang NU

16 Januari 2025 - 07:32 WIB

IPNU-IPPNU Ranting Pekalongan Gelar Festival Rebana Tradisional Ke- 2, Ini Daftar Juaranya

11 Januari 2025 - 23:52 WIB

Kyai Mukhammad Siroj: Sosok Pendidik, Pengabdi dan Teladan Sehidup Semati

10 Januari 2025 - 11:36 WIB

Sorban Kiai Hijau dan Tali Tambang, Ini Makna Logo Harlah Ke-102 NU, Bisa Diunduh di Sini

8 Januari 2025 - 06:11 WIB

Logo Harlah Ke-102 NU.

Jadwal Puasa Rajab 1446 H/2025, Beserta Niat dan Caranya

31 Desember 2024 - 07:14 WIB

ILUSTRASI proses rukyat untuk menentukan awal bulan Rajab.

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Trending di Kabar