TAHUNAN – Peran sebagai wartawan hampir selesai setelah angan-angan untuk meliput momen peradaban tertinggi di dunia, yakni Piala Dunia 2014 di Brazil, tercapai. Itu terwujud setelah 10 tahun menjadi wartawan. Menulis akhirnya menjadi langkah awal meraih mimpi.
Demikian diungkapkan oleh Muhammadun Sanomae, Kepala Biro Suara Merdeka Muria, dalam acara Seminar Jurnalistik yang digelar LPM Ekonomika Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), di lantai III FEB Unisnu Jepara, Sabtu (9/04/2016) pagi.
Seminar bertema “Goreskan Kata, Bidikkan Kata, Suarakan Kata” itu menurut panitia Nurrohman Musaddad, bagian dari agenda LPM Ekonomika untuk mengajak mahasiswa Unisnu melek jurnalistik.
“Menulis tidak melulu makalah dan skripsi. Ada banyak hal yang bisa ditulis dalam bentuk berita, opini, esai bahkan cerpen dan puisi,” ujar Musaddad.
Dalam acara tersebut, puluhan peserta yang hadir mencurahkan kegelisahannya ihwal menulis. Dalam banyak kesempatan dialog, banyak yang bertanya soal memulai menulis gagasan dalam kata dan gagasan yang mandek karena tidak tahu harus melanjutkannya seperti apa.
“Jika ingin mudah menulis, kita harus punya masalah. Jika tidak punya masalah, carilah masalah. Lalu, cara mudah mendapatkan masalah, kumpullah dengan orang-orang yang bermasalah,” terang M Abdullah Badri, salah satu pembicara dari LTN NU Jepara.
Menurut Abdullah, menulis itu mengarang. Artinya harus menciptakan hal yang sebelumnya tidak ada. Itu kerja yang mengabadi, yang membuat peristiwa tidak mudah berlalu. (rini, lpm ekonomika)