JEPARA – NU dan Muhammadiyah bersama-sama menyelenggarakan Halal Bihalal adalah sejarah baru di Jepara. Dan memang mestinya harus bekerjasama untuk ketentraman dan kemajuan masyarakat Jepara.
“Kegiatan ini digagas bersama. Alangkah baiknya kebersamaan ini diteruskan di tingkat desa,” harap KH Fahrurrozi, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jepara dalam sambutan pada acara Halal Bihalal ke-1 Keluarga Besar NU dan Muhammadiyah di Pendopo Kabupaten Jepara, Ahad (17/07/2016) pagi.
Menurut Kiai Fahrur, NU dan Muhammadiyah punya kiprah luar biasa sejak Indonesia belum merdeka. Keduanya paling berkeringat untuk perjuangan kemerdekaan. Buktinya, ada ratusan perguruan tinggi, rumah sakit dan ribuan pondok pesantren berdiri hingga sekarang. “Ini karya besar,” jelas Kiai Fahrur.
NU dan Muhammadiyah, tambahnya, adalah cermin Islam moderat yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Bukan Islam yang diimpor. Kesamaan inilah yang patut dijadikan alasan untuk terus berbagi dalam kebersamaan.
“Saya mengimbau kepada pemerintah dan parpol, bangun jepara. Jangan diam, harus bergerak. Bangun perekonomian melalui potensi yang ada,” imbuh Kiai Fahrur kepada ribuan hadirin.
Acara halal Bihalal yang dilanjut dengan Komunike gerakan moral bersama ini juga dihadiri Bupati Jepara, Ahmad Marzuki, Wakil Bupati Subroto, Ketua DPRD, Aris Isnandar, Polisi, TNI, serta beberapa tokoh agama Kristen, Budha dan lainnya. (abd)