Menu

Mode Gelap
Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng Pengajian Umum Gus Muwafiq, Sedekah Bumi Desa Tanjung Jepara

Kabar · 5 Mar 2016 18:39 WIB ·

NU Ranting Ngabul Bentengi Warga Nahdliyyin dari Aliran Wahabi


 NU Ranting Ngabul Bentengi Warga Nahdliyyin dari Aliran Wahabi Perbesar

susana rapat pra pelantikan nu ranting ngabul

Menyimak: hadirin mendengarkan ulasan Ketua NU Ranting Ngabul Jepara

NGABUL – Di Ngabul, Tahunan, Jepara, sudah ada orang yang tidak mau jumatan di desanya. Dia memilih jamaah di luar desa karena masjid-masjid di Ngabul dipenuhi praktik praktik ibadah yang menurutnya bid’ah.

Hal itu terungkap dalam sambutan Kyai Abdul Halim al Hafidz, ketua Tanfidziyyah Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Ngabul, Tahunan, Jepara pada acara pra pelantikan NU di Balaidesa Ngabul, Sabtu malam (5 Maret 2016).

Halim juga mengungkap adanya ajaran trinitas tauhid khas wahabi (rububiyah, ilahiyah dan asma’ was sifat) dalam LKS Qur’an Hadits tingkat Tsanawiyah di sekolah Ngabul. Pembagian tauhid ini, menurut Kyai Halim, tidak ada dalam teologi Asy’ariyyah.

“Di buku Akidah dan Akhlaq sekolah juga ada keterangan khilafah yang dimasukkan dalam salah satu rukun Islam,” ujar Halim di hadapan puluhan hadirin yang rata-rata mundir mushalla se-Ngabul.

Fakta memprihatinkan itulah yang membuat Halim menginginkan agar pengurus ranting yang dilantik nantinya menyatukan barisan untuk membentengi warga nahdliyyin Ngabul dari paham-paham menyimpang seperti wahabi.

“Jangan membuat bendera sendiri-sendiri. Kita harus bersatu dalam kerangka jamiyyah NU. Tameng kita sedikit demi sedikit akan hilang semua jika tidak bergerak secara bersama-sama. Kebenaran yang tidak terorganir akan dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir,” papar Halim.

Untuk memberikan gambaran bahaya wahabi, panitia acara sempat menampilkan ceramah Firanda Andirja yang menyebut kalau orang tua Nabi tidak dijamin masuk surga. Bagi NU, pemahaman ini sungguh di luar Aswaja An-Nahdliyyah.

Pendapat ustadz wahabi dari Sorong tersebut sontak membuat hadirin menyadari pentingnya lailatul ijtima’ sebagai media jama’ahan NU di tingkat ranting yang bisa dimanfaatkan untuk membentengi warga dari paham yang berasal dari Najed, Saudi Arabia itu.

KH Ulin Nuha al Hafidz, musytasyar NU Ranting pun mengulas bahwa apa yang disampaikan Firanda merupakan pemahaman tekstual yang hanya ditelan tanpa dirasakan.

“Untuk masalah Firanda, kita tidak usah keder (gentar, red) dan takut. Di kitab Jauharotut Tauhid sudah mengupas jauh tentang ummi Nabi. Zaman sebelum Nabi diutus itu disebut zaman Fatrah. Artinya, orang yang hidup sebelum Nabi lahir dijamin selamat asal tidak menyembah berhala,” jelasnya.

Kyai Ulin Nuha mengajak kita untuk tetap nderek dawuh kyai dan guru-guru. Sebab, bagi santri, selain buku, ada guru yang ilmunya bersambung pemahaman secara terus menerus (muttasil) hingga kepada Rasulullah SAW.

NU Ranting Ngabul siap berdakwah melindungi warga nahdliyyin. (abd)

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa PAI UNISNU ikuti Kuliah Komparasi Aswaja Komunitas Muslim di Negeri Beruang Merah, bareng Dr. Amy dari PCINU Federasi Rusia

13 Desember 2024 - 10:01 WIB

Tanggap Bencana, PCNU Jepara Gelar Rakor, Jalin Sinergi dengan Pemerintah dan Elemen Lainnya

9 Desember 2024 - 22:41 WIB

Jajaran NU - Peduli Bencana PCNU Jepara menggelar rakor seiring potensi terjadinya bencana imbas hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jepara dalam beberapa hari terakhir.

Belajar dari Kasus Gus Miftah : Dakwah Harus Mengutamakan Akhlak

6 Desember 2024 - 14:57 WIB

Arafani, Mahasiswi UNISNU Sabet Prestasi di Lomba Esai Hari Santri Lakpesdam PWNU Jateng

6 Desember 2024 - 14:16 WIB

“Thoriqoh Al Mu’tabaroh Itu Semuanya dari Nabi, yang Beda Hanya Faidnya” Pesan Kiai Masduqi Saat Manaqib Kubro, Istighotsah dan Temu Mursyid di Ponpes Mangunan

2 Desember 2024 - 18:01 WIB

Manaqib Kubro Idaroh Syu'biyah Jatman Kabupaten Jepara digelar di Ponpes An-nur Mangunan Tahunan Jepara, Minggu (1/12/2024)

Haul Sultan Hadlirin Mantingan ke-491, Prof KH. Said Aqil Siradj Ingatkan NU sebagai Benteng Akidah Aswaja

19 November 2024 - 02:00 WIB

Trending di Headline