nujepara.or.id – Sebanyak 35 anggota IPNU-IPPNU Ranting Gemulung Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, Sabtu (18/1/2020) lalu melaksanakan wisata religi ke makam Pendiri IPNU – IPPNU.
Kedua pendiri organisasi pelajar NU itu yakni Dra. Hj. Umroh Mahfudzoh pendiri sekaligus Ketua IPPNU pertama yang ada di Maguwo, Sleman dan ke Dongkelan Seran ke makam pendiri dan Ketua IPNU pertama Prof. DR. KH. Moh. Toelchah Mansoer, S.H.
Wakil Ketua PR IPPNU Gemulung Eka Febrianti mengatakan tujuan dari wisata religi ke pendiri IPNU-IPPNU, pertama, untuk mengenalkan pendiri IPNU-IPPNU agar lebih mengenal dan mencintai IPNU-IPPNU.
“Kedua, untuk melestarikan sejarah karena pendiri IPNU-IPPNU di makamkan di lingkungan bukan nahdliyin. Jadi cukup susah untuk menelusinya kalo tidak ada yang tahu lokasi tersebut,” lanjutnya.
Sehingga perjalanan ziarah tersebut pihaknya PW IPPNU Yogyakarta Arini dan Iza sebagai penunjuk jalan. Ketiga lanjutnya bertujuan mendoakan arwah beliau agar segala bentuk perjuangannya di masa lampau bisa menjadi amal baik dan diterima di sisi Allah SWT serta menjadikan pelecut semangat kader-kader muda IPNU-IPPNU saat ini bahwa berorganisasi juga tidak melupakan pendidikan karena pendiri IPNU-IPPNU memiliki background yang cukup tinggi.
Pengurus PW IPPNU Provinsi DIY, Iza menambahkan mereka sosok cepat tanggap keadaan dan sedia menyuarakan meski penuh perjuangan. “Begini, jadi misal dilihat dari ide Mbah Tolhah yang mendirikan IPNU berarti beliau melihat peluang bahwa pemuda di usia pelajar sudah seharusnya mengkhidmahkan diri untuk berjuang, di mana mereka adalah titik awal kader untuk NU ke depan. Jika pengkaderan itu dimulai di usia Fatayat dan Ansor merupakan keterlambatan karena dia sudah jenjang pas di bawah pengkaderan matang yaitu NU Muslimat,” terangnya.
Ia, Mbah Tolhah juga mempunyai pemikiran cerdas dan peluang itu tidak berheni dalam otak tapi direalisasikan dengan mendirikan IPNU dan benar sejauh pandangannya mereka yang NU maupun Muslimat ketika berproses mulai IPNU-IPPNU akan memiliki pematangan perjuangan yang kaffah.
Masih menurut Iza yang juga Ketua PC IPPNU Yogyakarta, Mbah umroh juga demikian, beliau melihat peluang bahwa perempuan juga harus demikian. Satu tahun bukan waktu lama Mbah Umroh berpikir kemudian merealisasikan beridirnya IPPNU. “Pemuda adalah pejuang tinggi jika diberdayakan sebaik-baiknya, namun dia juga akan menjadi pengonar luar biasa jika disia-siakan keberadaannya,” paparnya.
Di akhir pemaparannya pemuda perlu wadah dalam ambisi dan berkualisi. “Tapi ingat mereka tak pernah basi-basi jika tak terakui dan kembali lagi pemahaman ini dipegang betul oleh Mbah Tolhah dan Mbh Umroh untuk bekal mendirikan IPNU-IPPNU dan mungkin menjadikan beliau pasangan suami istri oleh Tuhan kita merupakan berkah yang luar biasa. Berarti apa? Bukan berarti kita mengharap hasil dalam perjuangan tapi percayalah Bahwa Tuhan adalah dzat yg paling fasih tentang makna terimakasih.” (ip)