nujepara.or.id – Bahtiar Lanang Saputro dilantik menjadi ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Nalumsari, Ahad (12/3/2023). Pelantikan ini juga bersamaan dengan dilantiknya Fransiska Febriana sebagai ketua PAC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Nalumsari.
Pasangan Bahtiar dan Fransiska akan memimpin untuk masa periode 2022-2024. Pelantikan ini juga merupakan estafet kepemimpinan yang ke-14 di lingkungan PAC IPNU-IPPNU Nalumsari, semenjak menjadi kecamatan secara mandiri yang terpisah dari kecamatan Mayong. Kepengurusan pertama kali adalah periode 1994-1996, masa kepemimpinan Kyai Ali Mansur dan Nur Halim.
Pengambilan sumpah pertama dipimpin oleh ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Kabupaten Jepara, Jelly Andrian, untuk melantik 50 pengurus baru PAC IPNU Nalumsari. Hadir juga secara langsung sebagai pengambil sumpah kepengurusan PAC IPPNU Nalumsari, Diah W.R Lilik yang merupakan ketua PC IPPNU Jepara.
Hal yang menarik dalam struktur kepengurusan, struktur kelembagaan organisasi tampak sangat dimaksimalkan oleh masing-masing ketua PAC IPNU dan PAC IPPNU. Selain posisi 4 wakil ketua yang langsung membawahi 4 departemen beserta jajaran, dibentuk juga kelembagaan-kelembagaan lain seperti Corp Brigade Pembangunan, lembaga Pers dan Jurnalistik, serta lembaga ekonomi dan kepelajaran lain.
Bahtiar Lanang Saputro dalam sambutannya, selain mengucapkan terima kasih dan permohonan dukungan dari para pihak, juga menyampaikan tantangan kekinian bagi kader. Isu literasi digital atau fenomena pemanfaatan teknologi hasil revolusi industri 4.0 mesti siap dijawab oleh para kader. Pengantar tugas sekaligus amanat pelantikan disampaikan oleh Kyai Nurkhan selaku Ketua Rais Syuriah MWCNU Nalumsari yang baru terpilih beberapa pekan kemarin.
“Untuk melihat hebat atau tidaknya NU di masa depan, maka dapat dilihat dari hebat atau tidaknya IPNU-IPPNU saat ini. Segala sesuatu ada masa prosesnya, namun hal yang penting adalah kita semua harus terus belajar untuk bisa khidmat pada organisasi”, ujar Kyai Nurkhan, yang juga pernah aktif sebagai pengurus PAC IPNU Nalumsari pada 2001-2003.
Amanat Rais Syuriyah MWCNU Nalumsari tersebut sembari menyebutkan satu persatu kepengurusan PAC IPNU-IPPNU lintas periode.
“Idza wasadal amru fi ghairi ahlihi fantadliris sa’ah. Apabila sebuah urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. Demikian akhir pesannya, supaya diperhatikan oleh seluruh kader IPNU-IPPNU bahwa khidmah organisasi harus memperhatikan kemampuan dan semangat pengabdian.
Sejumlah alumni lintas periode turut hadir dalam acara pelantikan. Kyai Ali Mansyur selaku ketua PAC IPNU Nalumsari periode pertama berturut-turut (1994-1996 dan 1996-1998) dipilih sebagai ketua presidium Majelis Alumni IPNU Kecamatan Nalumsari. Sedangkan Hj. Siti Khunzaiyah yang pernah menjadi ketua PAC IPNU Nalumsari periode 2003-2005, dipilih sebagai ketua presidium Majelis Alumni IPPNU Kecamatan Nalumsari.
Majelis Alumni IPNU dan IPPNU menjadi perlu untuk dibentuk, karena kesadaran dinamika dari para alumni. Banyak alumni yang kini bergerak di jalur politik, jalur pendidikan, dan ragam pilihan organisasi, yang memungkinkan banyak potensi yang tetap bisa disatukan. Melalui Majelis Alumni, maka proses pengkaderan NU dari level paling dini berupa pelajar dan santri tetap dapat didampingi.
“Jangan membiasakan kader tidak tahu harus bertanya pada siapa, dan meminta dukungan pada siapa. Padahal banyak alumni yang bisa membantu, dan ini perlu ada wadahnya”, ujar Zaenal Anwari, anggota presidium Majelis Alumni IPNU Kecamatan Nalumsari. (hizam/nl)