nujepara.or.id – Belasan peneliti dan akademisi dari Singapura berkunjung ke Madrasah Aliyah NU Al-mustaqim yang berlokasi di Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2024).
Kedatangan para peneliti dan akademisi ini untuk berbagi wawasan dan sekaligus menyemangati santri dan pelajar MA NU Al-mustaqim soal pentingnya penguasaan bahasa dan pendidikan berkualitas untuk generasi milenial.
Kedatangan mereka disambut antusias oleh santri dan pelajar MTs-MA NU Al-mustaqim. Puluhan generasi milenial ini semangat mengikuti kegiatan sharing dengan kalangan terpelajar dari negeri Jiran tersebut.
Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh ketua Yayasan Muhsin Ali dan sambutan selamat datang oleh kepala MA NU Al-mustaqim, H. Sholahuddin MA.
Dalam sambutanya, Gus Sholah -panggilan akrab H Sholahudin- mengatakan pentingnya kalangan santri dan pelajar agar berani berinteraksi dan mengutarakan pikiran, aspirasi dan cita-cita mereka kepada orang yang berbeda negara, kebudayaan dan agama. Tentu hal itu harus dibarengi dengan kemampuan berbahasa asing.
Terkait hal itu, Yayasan Al-mustaqim juga berupaya membekali santri dan anak didiknya dengan kemampuan berbahasa asing. Baik bahasa Inggris maupun Arab.
“Keberanian adalah salah satu jalan menuju kesuksesan,” ujar Kepala MA NU Al-mustaqim ini.
Kegiatan ini dimoderatori bu Atiyatun Nikmah dengan menggunakan bahasa campuran, Indonesia dan Inggris. Suasana kian gayeng dengan selipan humor sehingga suasana cair dan terbangun kedekatan antara para peneliti dan akademisi dengan santri – pelajar dari Al-mmustaqim.
Sementara itu ketua rombongan, Mohamed Imran Mohamed Taib mengapresiasi proses pembelajaran yang diterapkan di Al-mustaqim. Ia juga berpesan agar santri dan pelajar Al-mustawim memiliki rasa keingintahuan (curousity) yang tinggi agar bisa sukses menimba ilmu baik di ponpes, sekolah bahkan hingga perguruan tinggi. Rasa keingintahuan ini bisa dipupuk dengan membaca dan menulis.
“Apa yang diucapkan akan hilang, dan apa yang ditulis akan abadi,” kata Imran Mohamed Taib menyitir kata mutiara dari sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan juga pemberian kenang-kenangan 1 Bendel majalah MANUAL POST kepada Mohamed Imran Mohamed Taib yang mewakili para peneliti dan akademisi dari Singapura.