Menu

Mode Gelap
Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq Lakpesdam PCNU Gandeng UNISNU Lakukan Riset Dampak Industrialisasi di Jepara Koreksi Master Kalender 2024, Lembaga Falakiyah NU Jepara Pastikan Sesuai Perhitungan Siswi MA Nahdlatul Ulama Tengguli Sabet Harapan 2 Ajang Lomba Esai Se-Jateng dan DIY Garam : “Misi Suci” Yang Sering Terkapitalisasi!

Kabar · 27 Sep 2022 14:42 WIB ·

Perayaan Maulid Nabi itu Ekspresi Cinta !! 


 Perayaan Maulid Nabi itu Ekspresi Cinta !!  Perbesar

Oleh Ustadz Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Dua hari terakhir ini di masjid-masjid dan mushola semarak merayakan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW yang diikuti oleh kaum muslimin baik tua, muda maupun anak anak. Mereka menggunakan beragam cara dalam merayakan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW; ada yang membaca Barzanji, Diba, Simtuth Durar, Burdah dan lainnya sebagai sebuah sarana untuk menperbanyak sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW.

Lalu pertanyaannya adalah bidengahnya di mana? Kadang kita tak habis fikir mengapa ada yang begitu massif sistematis dan progresif dengan menggunakan dalil yang “berbusa busa” mengatakan bahwa merayakan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW adalah bidengah. Alasannya karena perayaan seperti itu tidak ada pada zaman Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW.

Pertanyaan berikutnya adalah mereka itu memaknai perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW itu apa? Tampaknya, mereka yang tidak suka dan yang suka dengan perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW berbeda pemahaman dan pensikapan. Mereka yang tidak suka terhadap perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW membayangkan secara “tekstual” bahwa dulu pada zaman Nabi masih hidup tidak ada perayaan maulid. Sehingga suatu perbuatan yang tidak ada pada zaman Nabi maka dikatakan bidengah. 

Sebaliknya, mereka yang suka perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW memaknai perayaan itu dengan makna “ekspresi cinta dan rindu” kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW walau pun tidak pernah bertemu dengan kekasih Alloh SWT ini.

Nah, dari perbedaan pemaknaan dan pemahaman ini harus dikomunikasikan satu sama lain. Sehingga mereka yang tidak suka kepada perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW paham dan mau memahami bahwa makna perayaan maulid bukan seperti yang dibayangkan yaitu sebuah perbuatan yang “asing” pada zaman Nabi sehingga pantas dilebeli bidengah. Akan tetapi harus dipahamkan bahwa perayaan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW adalah sebuah ekspresi cinta dan rindu.

Pada zaman sahabat ketika itu begitu cinta dan rindunya kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW diekspresikan dengan cara bertabarruk melalui rambut, sisa air wudhu, keringat, cangkir, jubah  Rosulullah SAW. Bahkan betapa para sahabat ketika akan wafat begitu bahagia karena akan segera bertemu dengan kekasih hatinya yang sangat dirindu yaitu Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW. 

Cinta kasih dan rindu tersebut “diwarisi” oleh kaum muslimin sekarang yang masanya begitu jauh dengan kekasih hatinya yaitu Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW melalui ekspresi barzanjinan, diba’an, burdahan dan lainnya.

Metamorfosis cinta kasih dan rindu ini memang banyak yang salah memahami. Bahkan kurang bisa membedakan rasa cinta kasih rindu yang bertemu langsung dengan kekasih hatinya dan yang jarak waktunya jauh sekali dengan kekasihnya. 

Siapa pun yang melarang bahkan membidengahkan perasaan suka cinta dan rindu kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW pada moment bulan maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW maka hatinya tidak selembut daun sutra. 

Marilah kita rayakan bersama maulid Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW dengan bersuka ria bahagia. Sebagai tanda bahwa kita begitu cinta dan rindu kepada Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW.

*Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara

Artikel ini telah dibaca 529 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai Ajang Kreativitas Kader IPNU-IPPNU Petekeyan

22 September 2023 - 10:11 WIB

Catatan Silaturahmi PCNU-MWCNU-PBNU Se-Eks Karisidenan Pati bersama KH Yahya Cholil Staquf

22 September 2023 - 01:17 WIB

Haul Sayyid Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya, alias Mbah Daeng

22 September 2023 - 00:29 WIB

Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, Terpilih Jadi Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

19 September 2023 - 08:16 WIB

Pesan dari Bandungharjo untuk Jepara: Pertebal Cinta Tanah Air Lewat Kirab Merah Putih, Malam Hari Langitkan Doa untuk Bangsa Bersama Habib Umar Muthohar dan Gus Muwafiq

8 September 2023 - 01:54 WIB

Mas Wiwit dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Husnur Rofiq menyapa warga saat Kirab Merah Putih di Desa Bandungharjo, Donorojo, Jepara, Kamis (7/9/2023).

Habib Lutfi Bersama Mas Wiwit dan Ribuan Warga Kirab Merah Putih Sejauh 4 Km, Ada Ribuan Doorprize

5 September 2023 - 01:29 WIB

Flier Kirab Merah Putih dan pengajian umum yang bakal dihadiri Habib Luthfi, Habib Umar Muthohar dan ribuan warga yang diprakarsai Mas Wiwit, panggilan akrab Witiarso Utomo.
Trending di Hujjah Aswaja
%d blogger menyukai ini: