Menu

Mode Gelap
Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

Kabar · 14 Agu 2022 02:02 WIB ·

Perkemahan Satu Hari : 
Kecerahan Anak Yang Mulai “Bangkit”


 Perkemahan Satu Hari : <br>Kecerahan Anak Yang Mulai “Bangkit” Perbesar

Oleh H Hisyam Zamroni*

nujepara.or.id – Satu hari satu malam, saya membersamai adik adik siaga se Kecamatan Tahunan Jepara  yang begitu cerah ceria enjoy renyah mengikuti acara Perkemahan Satu Hari di Lapangan Bunderan Ngabul dalam rangka menyambut Hari Pramuka ke –  61. 

Keceriahan adik adik siaga mengisyaratkan adanya “kemerdekaan” berekspresi karena selama dua tahun mereka “terkungkung” tidak sekolah secara bertatap muka, tidak bermain dan tak ada pentas seni. Kondisi ini yang oleh Paulo Friere disebut Pendidikan “tertindas”. 

Pramuka Indonesia adalah salah satu wahana pembelajaran dengan metode “bahagia” dan “tuntas”. Metode “bahagia” dalam pembelajaran di pramuka menjadikan anak menerima dan menyerap pelajaran  tidak monoton dan menjemukan yang justru sekarang ini “ditiru” oleh pendidikan formal yang menuntut guru membuat pendekatan pembelajaran sehingga anak didik bisa menyerap mata pelajaran dengan “bahagia” dan berpengharapan, yang oleh Paulo Freire disebut “pedagogy of hope”. 

Di sisi lain, Pramuka mengajarkan materi dengan “tuntas”. Adik adik saat menerima materi bisa langsung dipahami dan dipraktekkan. Pembelajaran “unggul” di atas, begitu “dikangeni” oleh adik adik anggota pramuka karena memiliki daya “interaksional” yang kuat antar anggota pramuka. 

Daya interaksional antar anggota pramuka memupuk keakraban, kesepahaman, kasih sayang, dan tolong menolong tanpa membedakan asal mereka baik agama, suku dan ras. Hal ini menjadikan  pembelajaran “toleransi” sejak dini yang sekarang ini dibutuhkan dan harus dikembangkan. Pembelajaran “toleransi” yang dilakukan oleh pramuka secara terstruktur dari tingkat siaga, penggalang, penegak, pandega sampai kepada pembina.

Konsekwensinya pembelajaran “toleransi” di Pramuka adalah menggunakan metode “pembiasaan” di  setiap jenjang, dan setiap waktu. Dari keterangan di atas, sungguh, pramuka adalah “fenomena” yaitu mendidik adik adiknya dengan metode “bahagia” yang tuntas dan berpengharapan. 

Selamat Hari Pramuka ke 61. Semoga Pramuka tetap Jaya. Aamiin YRA

*Pinsako Pramuka Maarif Kabupaten Jepara

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025

7 Juli 2025 - 19:58 WIB

Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI

6 Juli 2025 - 13:14 WIB

Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus

5 Juli 2025 - 17:39 WIB

Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader

30 Juni 2025 - 20:50 WIB

Suasana Workshop Public Speaking Muslimat NU Jepara yang digelar di Mutia Vie Cafe & Resto, Senenan, Tahunan, Jepara, Sabtu (28/6/2025).

Ranting NU Demangan Catatkan Sejarah, Lantik Tiga Banom Sekaligus dalam Acara Lailatul Ijtima’

27 Juni 2025 - 11:45 WIB

Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

12 Juni 2025 - 09:54 WIB

Suasana penyembelihan hewan kurban Iduladha 1446 H di Majelis An-Nahdhoh Balekambang Jepara.
Trending di Kabar