Menu

Mode Gelap
Ribuan Warga Ikuti Sepeda Santai Harlah NU ke-102 di Desa Bulungan Live : Muskercab Ke-3 PCNU Jepara Video Full : Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama Fenomena Minuman Keras di Jepara, Antara Wisata Halal dan Tantangan Regulasi Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

Kabar · 25 Mei 2016 22:09 WIB ·

Pesantren Bersih Itu Sehat


 Pesantren Bersih Itu Sehat Perbesar

IMG_3388 - Copy
NALUMSARI – Kamar santri pondok pesantren biasanya dihuni 25 orang. Tempat wudlu dan cuci kaki pun, lazimnya tidak menggunakan kran. Sanitasi pesantren bahkan tidak memenuhi standar kesehatan. Kadang ada puluhan ekor lele, mujair dan jenis ikan mas di dalamnya.
Karena sumber air terbatas, ada ponpes yang menggunakan sistem menimba langsung dari sumur. Namun banyak yang tidak terkontrol sumber airnya. Musim hujan yang membuat air berlimpah, belum bisa digunakan secara maksimal sebagai sumber air yang memadai untuk santri. Akhirnya memunculkan penyakit kudis, kurap, panu di kalangan santri zaman dahulu.
Beberapa poin di atas itulah yang dikemukakan oleh Drs. H Solihin MM, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag, dalam Pelatihan Pesantrenku Bersih Pesantrenku Keren (PBPK) yang diselenggarakan Pengurus Rabithatul Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Jawa Tengah di Pesantren Raudlatul Mubtadiin, Balekambang, Nalumsari, Jepara, Rabu (25/05/2016) siang.
Dalam materi Kebijakan Kemenag dalam Pengembangan Kebersihan Pondok Pesantren, Solihin mengharapkan agar santri bisa bersih secara jasmani dan rohani. Dalam imajinasinya, pesantren itu jadi tempat yang tidak nyaman bagi tumbuhnya sawang (laba-laba). “Dimana ada sawang, itu yuritsul faqro,” katanya.
Kegiatan itu, kata Muhammad Zulfa, panitia dari RMI Jateng, adalah yang terakhir dari rangkaian sosialisasi program Pesantrenku Bersih. Sebelum di Balekambang, kegiatan serupa diadakan di Ponpes Khozinatul Ulum (Blora), Al-Falah (Salatiga), Qur’aniyah (Kendal) dan Maslakul Huda (Pati).
Ada tujuh ponpes yang mengikuti pelatihan yang digelar Rabu dan Kamis (25-26 Mei 2016) itu, yakni Ponpes Raudlatul Mubtadi’in (Balekambang), Hasyim Asy’ari (Bangsri), Darul Ulum (Bandungharjo), Khozinatul Hikmah (Bawu), Darut Tauhid (Potroyudan) dan Manbaul Ulum (Kedungombo). “Total peserta 40 orang,” terang Zulfa.
Setelah menerima materi, peserta PBPK diharapkan bisa menjadi delegasi program pesantren bersih dan sehat tingkat nasional. “Pada Silatnas RMI di Pasuruan kemarin, PBPK sudah dijadikan agenda nasional RMI Pusat,” kata Zulfa. (abd)

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ribuan Warga Ikuti Sepeda Santai Harlah NU ke-102 di Desa Bulungan

9 Februari 2025 - 18:37 WIB

Produsen Miras Jadi Sponsor Event, Pengkhianatan Komitmen Pemberantasan Miras di Jepara

6 Februari 2025 - 20:13 WIB

Fenomena Minuman Keras di Jepara, Antara Wisata Halal dan Tantangan Regulasi

5 Februari 2025 - 22:32 WIB

Munculnya Organisasi Berlabel NU, Aspirasi atau Fragmentasi?

3 Februari 2025 - 17:57 WIB

Kisah Hidup Alex Komang, Putra Kiai NU yang Nekat Merantau ke Jakarta Untuk Menjadi Aktor

30 Januari 2025 - 20:19 WIB

Nama 41 Tokoh yang Dilantik Jadi Pengawas dan Pengurus Yayasan RSU Anugerah Sehat Jepara, Berasal dari Berbagai Latar Belakang

27 Januari 2025 - 21:34 WIB

Trending di Kabar