JEPARA – Selasa (19/7) malam nanti mulai pukul 19.00, ribuan santri yang merupakan alumni dari beberapa pondok pesantren di Jatim dan Jateng akan menggelar silaturahmi di gedung Wanita RA Kartini, Jepara. Silaturahmi itu dikemas dalam halalbihalal, sekaligus mengaji bersama. Para kiai dari pesantren asal alumni memperdalam ilmu agama akan hadir daan memberikan ceramah.
Panitia kegiatan menegaskan, acara perdana yang melibatkan lumni dari banyak pesantren dengan berbagai latar belakang profesi itu bersih dari kepentingan politik praktis. “Acara ini kebetulan berlangsung bersamaan dengan dinamika menjelang pilkada Jepara. Tapi kami dari panitia ingin menegaskan, ini murni acara silaturahmi alumni banyak pesantren yang didalamnya ada halalbihalal sekaligus mengaji bersama dengan para kiai,” kata Akhid Turmudzi, sekretaris panitia, Selasa (19/7) pagi.
Ia menegaskan hal itu karena pekan-pekan ini sampai beberapa pekan ke depan adalah masa-masa krusial pilkada, terutama menjelang pengambilan keputusan dari parpol tentang nama-nama yang akan diusung dalam pilkada. Karena itu panitia merasa perlu membentengi agar silaturahmi santri yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren dalam jumlah ribuan yang akan berlangsung di Jepara benar-benar bersih dari klaim-klaim politik. “Kami hanya akan mengundang alumni pondok pesantren yang sudah ada dalam daftar. Mereka yang akan hadir hanya santri yang sudah istikamah tinggal di Jepara. Acara intinya silaturahmi dan mengaji,” tegasnya.
Para kiai yang rencananya akan hadir adalah KH Maimun Zubair (Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang), KH Ahmad Zainuddin Dj, KH Nurul Huda, KH Fuad Mun’im Dj, dan Nyai Hj Lailatul Badriyyah Dj (keempatnya dari Pesantren Ploso, Jatim), KH Abdullah Kafabihi Mahrus (Lirboyo, Kediri), Nyai Hj Halimah Abdurrohim (Pesantren MUS Sarang) dan KH Yusuf Chudlori (Tegalrejo, Magelang).
Dari Pesantren Sarang, ada 800-an alumni yang diundang, Ploso (300 orang), Lirboyo (250 orang), dan ratusan lainnya dari pesantren lain. Mereka adalah alumni sejak angkatan pertama sampai yang terakhir dan kini bermukim di Jepara. “Silaturahmi dan mengaji bersama ini untuk menjaga tradisi pesantren, dimana santri masih terus bertalian dengan para kiainya, walau sudah tidak lagi mengenyam pendidikan di pesantren,” lanjut Akhid. Rencananya, kegiatan serupa sudah dibahas dan bisa dilakukan tiga tahun sekali dengan melibatkan lebih banyak alumni dan pesantren. (ms)