Menu

Mode Gelap
Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025 Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

Hujjah Aswaja · 16 Jul 2022 12:50 WIB ·

Suluk Mantingan: Membedah Makna “Serat Kalatidha” Karya Ronggowarsito


 Suluk Mantingan: Membedah Makna “Serat Kalatidha” Karya Ronggowarsito Perbesar

nujepara.or.id– Membedah karya-karya Ronggowarsito memang tidak pernah ada habisnya. Pujangga besar tanah Jawa dari Keraton Surakarta ini tercatat mempunyai 56 karya sastra. Salah satu Masterpiece Ronggowarsito adalah Serat Kalatidha.

Forum diskusi “Suluk Mantingan” yang rutin digelar PC Lesbumi Jepara tiap selapanan, atau sebulan sekali pada saat padang bulan, kali ini mengangkat tema “Nyilem ing Makna Serat Kalatidha” dengan menghadirkan budayawan, sastrawan, dan seorang pujangga dari Jepara, Ki Soleh Ronggo Warsito.

Bertempat di paseban Mantingan, Ki Soleh Ronggo Warsito menyampaikan bahwa Serat Kalatida merupakan Masterpiece dari karya-karya besar dari sang pujangga Raden Ngabehi Ranggawarsita.

“Di antara sekian banyak karya-karya itu tiga diantaranya yang merupakan Masterpiece dari karya beliau dan dikenal luas masyarakat sebagai Jangka Ranggawarsita adalah Serat Sabda Pranawa, Serat Jakalodhang, dan Serat Kalatidha”, terang Ki Soleh.

Ki Soleh menerangkan bahwa sebenarnya makna yang benar dari serat kalatida bukanlah jaman edan, akan tetapi jaman keragu-raguan. Karena kata “tidha” dalam Bahasa jawa bermakna ragu-ragu. Inti dari serat kalatidha yang berjumlah 12 bait ada di bait ketujuh:

VII
Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan nora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah kersa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada.

Ranggawarsita mengisyaratkan bahwa hidup di zaman edan ini memang penuh dengan kebimbangan. Susah menentukan sikap. Hendak mengikuti arus zaman, kita jadi ikut tidak waras, tetapi jika tidak mengikuti, kita tidak akan mendapatkan apa-apa, yang kita dapat hanyalah kelaparan. Walaupun begitu, ini sudah jadi kehendak Tuhan. Di zaman ini, seuntung apapun orang yang lupa akan Tuhannya dan terjebak dalam nafsu duniawi, masih lebih beruntung orang yang ingat dan waspada. Ingat akan Tuhan dan kematian.

Menutup ulasannya Ki Soleh berpesan kepada para hadirin untuk tetap menjaga wejangan-wejangan leluhur agar kita tidak terjebak kepada jaman yang sudah semakin tidak waras ini. Oleh karena bagaimanapun nampaknya serat kalatida masih sangat relevan di era sekarang, maka hendaklah kita selalu “eling lan waspada”. (ua/lesbumi)

Artikel ini telah dibaca 817 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bronze Medal Diraih Mahasiswa UNISNU Jepara pada Japan Design, Idea & Invention Expo 2025

7 Juli 2025 - 19:58 WIB

Mahasiswa UNISNU Sabet 2 Emas, Perak dan Perunggu pada Indonesia Challenge Taekwondo Championship 2025 Kemenpora RI

6 Juli 2025 - 13:14 WIB

Jelajah Turots Nusantara akan Dimulai dari Masjid Menara Kudus

5 Juli 2025 - 17:39 WIB

Workshop Public Speaking Pungkasi Rangkaian Harlah Muslimat NU Cabang Jepara ke-79, Diproyeksikan Tingkatkan Kualitas Kader

30 Juni 2025 - 20:50 WIB

Suasana Workshop Public Speaking Muslimat NU Jepara yang digelar di Mutia Vie Cafe & Resto, Senenan, Tahunan, Jepara, Sabtu (28/6/2025).

Ranting NU Demangan Catatkan Sejarah, Lantik Tiga Banom Sekaligus dalam Acara Lailatul Ijtima’

27 Juni 2025 - 11:45 WIB

Majelis An-Nahdloh Gus Nasrul, Himpun Kurban dari Luar Daerah Dibagikan di Jepara

12 Juni 2025 - 09:54 WIB

Suasana penyembelihan hewan kurban Iduladha 1446 H di Majelis An-Nahdhoh Balekambang Jepara.
Trending di Kabar